Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Rabu, 29 Des 2021, 07:12 WIB

Waduk Kunci Kemandirian dan Ketahanan Pangan

Pemandangan Bendungan Ladongi yang telah diresmikan Presiden Joko Widodo di Kabupaten Kolaka Timur, Provinsi Sulawesi Tenggara, Selasa (28/12/2021). Bendungan Ladongi yang berkapasitas 45,9 juta meter kubik air dengan luas sekitar 222 hektare itu untuk mengairi sawah-sawah di beberapa kabupaten.

Foto: ANTARA FOTO/Jojon/tom

Pangan merupakan kebutuhan dasar bagi manusia yang harus dipenuhi setiap hari. Sebagai kebutuhan dasar dan salah satu hak asasi manusia, pangan mempunyai arti dan peran yang sangat penting bagi kehidupan suatu bangsa.

Ketersediaan pangan yang lebih kecil dibandingkan kebutuhannya, dapat menciptakan ketidakstabilan ekonomi. Berbagai gejolak sosial dan politik dapat terjadi jika ketahanan pangan terganggu dan itu bisa membahayakan stabilitas ekonomi dan stabilitas nasional.

Bagi Indonesia, pangan sering diidentikkan dengan beras karena jenis pangan ini merupakan makanan pokok utama. Industri perberasan memiliki pengaruh yang besar dalam bidang ekonomi seperti dalam hal penyerapan tenaga kerja, pertumbuhan dan dinamika ekonomi perdesaan, bidang lingkungan, dan juga bidang politik. Beras juga merupakan sumber utama pemenuhan gizi yang meliputi kalori, protein, dan lemak vitamin.

Dengan pertimbangan pentingnya beras tersebut, pemerintah selalu berupaya meningkatkan ketahanan pangan terutama yang bersumber dari peningkatan produksi dalam negeri yang dikenal dengan kemandirian pangan. Pertimbangan tersebut menjadi semakin penting bagi Indonesia karena jumlah penduduknya semakin besar dengan sebaran populasi yang luas dan cakupan geografis yang tersebar.

Untuk memenuhi kebutuhan pangan penduduknya, Indonesia memerlukan ketersediaan pangan dalam jumlah mencukupi dan tersebar, yang memenuhi kecukupan konsumsi maupun stok nasional. Indonesia harus menjaga ketahahan pangan dan kemandirian pangannya. Dan kemandirian pangan bisa terwujud jika semua kebutuhan untuk menghasilkan pangan dari dalam negeri terpenuhi, seperti tersedianya air sepanjang tahun untuk mengairi sawah-sawah di berbagai daerah.

Karena itu tidak salah jika pembangunan bendungan/waduk menjadi salah satu program unggulan Presiden Joko Widodo. Bendungan atau Waduk sangat bermanfaat karena bisa mengairi jutaan hektar lahan pertanian, bisa mencegah banjir, menjadi tempat rekreasi, dan bisa memenuhi kebutuhan air bersih.

Entah sudah berapa banyak bendungan yang dibangun di masa pemerintahan Presiden Joko Widodo. Rasanya belum lama Presiden meresmikan pembangunan waduk di Jawa Timur dan juga Nusa Tenggara Timur, kini dalam waktu berurutan Presiden kembali meresmikan dua waduk, satu di Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara dan satu lagi di Wonogiri, Jawa Tengah.

Saat meresmikan Waduk Pidekso di Wonogiri, Presiden mengatakan jika Bangsa Indonesia menginginkan kemandirian pangan, kedaulatan pangan, dan ketahanan pangan dapat tercapai maka waduk adalah kuncinya. "Waduk adalah menjadi kunci, air merupakan kunci. Oleh sebab itu kita bangun waduk di seluruh provinsi di Tanah Air kita," kata Presiden Jokowi.

Memang dalam pelaksanaan di lapangan, membangun waduk atau bendungan bukan tidak memenuhi kendala. Hambatan utama pembangunan waduk atau bendungan adalah masalah pembebasan lahan seperti yang terjadi di Sumatera Utara. Maka tak heran, dari tujuh bendungan yang direncanakan pemerintah pusat di Sumatera Utara, baru satu yang terealisasi, yaitu Bendungan Lau Simeme di Deli Serdang.

Masalah pembebasan lahan ini menjadi PR (pekerjaan rumah) besar bagi pemerintah daerah. Karena itu harus ada kerja sama yang baik antara pemerintah daerah dan pemerintah pusat, terutama Kementerian Agraria dan Tata Ruang atau Badan Pertanahan Nasional dalam hal pembebasan lahan.

Redaktur: Koran Jakarta

Penulis: Koran Jakarta

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.