Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Nasib Minus Buruh Perempuan

A   A   A   Pengaturan Font

Judul : Buruh Migran Perempuan

Penulis : Farida Nuraini

Penerbit : UB Press

Cetakan : September 2017

Tebal : 158 halaman

ISBN : 978-602- 432-297-7

Banyak peran yang dimainkan perempuan, terlebih posisi sebagai seorang ibu. Di ranah domestik, peran perempuan sering tidak tergantikan dan sangat dibutuhkan.

Sebaliknya, perempuan di ranah publik sering kali tidak diuntungkan dengan kebijakan, perlindungan hukum, adat, dan sejumlah kebijakan lainnya karena kuatnya sistem patriarki.

Kaum laki-laki sangat mendominasi kekuasaan atas peran-peran penting dalam masyarakat, pemerintahan, militer, pendidikan, bisnis, kesehatan, dan agama. Sistem dari Yunani dan Romawi tersebut juga berlaku bagi mayoritas masyarakat Indonesia (hlm 3).

Lanskap perempuan Indonesia berubah saat terbuka peluang kerja. Menurut prediksi Asian Development Bank, Asia akan mampu menguasai separuh out put investasi dan perdagangan dunia pada tahun 2050.

Di sinilah, barat menempatkan perempuan Asia sebagai motor penggerak ekonomi dunia. Perempuan dijadikan penyelamat krisis ekonomi melalui konsep kesetaraan gender. "Barat sangat optimistis terjunnya kaum perempuan di sektor ekonomi akan mampu meningkatkan laju perekonomian dunia serta meningkatkan daya beli masyarakat," (hlm 8).

Mereka berasumsi apabila sebuah negara mampu menghargai perempuan seperti pria yakni dengan memberi kesempatan seluas-luasnya di bidang ekonomi, tidak hanya bermanfaat bagi diri sendiri, melainkan bagi masyarakat luas. Inilah babak baru kebebasan perempuan.

Terbukalah keran kebebasan untuk berkiprah di ranah publik. Mereka memiliki kesempatan sama kaum lakilaki dalam bidang ekonomi. Sayangnya, lepas dari sistem patriarki, kaum perempuan masuk dalam sistem kapitalisme. Penindasan terhadap perempuan sangat diperlukan para kapitalis agar mendatangkan keuntungan besar.

Kaum Hawa adalah buruh murah dari pria. Dalam perspektif kapitalis, ini sangatlah menguntungkan. Keberadaan perempuan akan menciptakan stok buruh melimpah untuk memperkuat posisi tawar para kapitalis (hlm 12).

Kapitalisasi kaum perempuan negeri ini menimpa kasus Buruh Migran Indonesia (BMI). Pengiriman BMI ke luar negeri untuk menjadi TKW sering tanpa penguatan hard skill maupun soft skill. Bahkan, tanpa jaminan perlindungan dan kepastian hukum, sehingga rawan ditipu, disiksa, bahkan diperkosa.

BMI perempuan masih menempuh jalan panjang menuju kebijakan dan perlindungan yang adil dan berpihak pada mereka. Dalam perspektif sosial ekonomi, mereka adalah pahlawan devisa. Namun, dalam perspektif keadialan, mereka menjadi objek penipuan, pelecehan, penyiksaan, dan perkosaan (hlm 112).

Gerakan feminis kini menggalakkan program pemberdayaan kebutuhan strategis perempuan sebagai fungsi reproduksi, kegiatan produktif, dan kegiatan komunitas. Pekerjaan reproduktif mencakup melahirkan, merawat, mengasuh anak, dan melayani suami. Ini tidak menghasilkan uang.

Sebaliknya, kegiatan produktif mampu menghasilkan uang, seperti membatik, berdagang, dan pekerjaanpekerjaan lainnya yang bernilai ekonomi. Adapun yang termasuk dalam kegiatan komunitas seperti membantu tetangga yang sedang mengadakan perhelatan atau melibatkan diri dalam kegiatan warga.

Orientasi pemenuhan kebutuhan strategis ini dalam rangka merombak posisi perempuan yang tertindas oleh sistem ekonomi, politik, sosial, dan budaya (hlm 69). Buku ini disiapkan bagi pemerhati ketidakadilan atas perempuan di ranah publik.

Maksud utamanya untuk membantu pembaca agar peka terhadap masalah-masalah sosial ekonomi yang bersinggungan dengan kebijakan terhadap perempuan. Diresensi Muhammad Abdul Manan, Dosen Universitas Ibrahimi Situbondo, Jatim

Komentar

Komentar
()

Top