Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Musim Hujan Mulai Mengancam

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Musim hujan telah tiba. Curah hujan akan terus meningkat dan bahaya longsor mulai mengancam. Sungai yang debit airnya mulai menyusut bahkan kering kerontang kini mulai terendam air kembali. Banjir dan longsor bahkan sudah mulai terjadi di sejumlah daerah. Banjir dan longsor di sejumlah daerah tersebut terus menjadi berulang tiap memasuki musim hujan.

Masyarakat dan pemerintah daerah harus meningkatkan kewaspadaan dalam menghadapi musim hujan. Pemerintah daerah harus memahami daerah-daerahnya yang menjadi wilayah rawan longsor. Apalagi sejak awal September 2018, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah memperingatkan bahwa awal musim hujan akan terjadi pada Oktober-November-Desember 2018. Musim hujan 2018/2019 itu diprediksi akan mencapai puncaknya pada Januari-Februari.

Kewaspadaan menjelang musim hujan itu dapat mencegah terjadinya koban jiwa dan menghindari kerugian yang makin besar akibat banjir dan longsor. Menurut data BNPB, hingga Oktober 2018 telah terjadi 2.076 bencana yang menyebabkan 4.165 orang meninggal dan hilang. Sepanjang Oktober 2018 saja terjadi 171 kejadian bencana dengan korban meninggal dan hilang mencapai 42 jiwa. Bencana paling banyak adalah banjir yakni 52 kejadian, kebakaran hutan dan lahan (49 kejadian), puting beliung (41 kejadian) dan tanah longsor (20 kejadian). Tingginya curah hujan adalah salah satu pemicu banjir, selain jebolnya bendungan air, pencairan es dari pegunungan, dan lain sebagainya.

Pemerintah daerah dan masyarakat perlu mengembangkan sistem peringatan dini di daerah rawan bencana menjelang atau di awal musim hujan. Pemerintah daerah dan masyarakat juga harus melakukan penyebarluasan informasi gerakan tanah melalui berbagai media dan cara agar warga setempat memahami kemungkinan akan longsor terjadi.

Longsor biasanya terjadi pada lereng-lereng bukit atau gunung. Untuk mencegah longsor, maka masyarakat di sekitar lereng tersebut harus didorong untuk membudidayakan tanaman pertanian dan perkebunan yang sesuai dengan azas pelestarian lingkungan dan kestabilan lereng. Hindari bermukim atau mendirikan bangunan di tepi lembah sungai yang terjal dan membuat percetakan sawah baru atau kolam pada lereng yang terjal sehingga mengakibatkan tanah mudah bergerak. Selain itu, pemerintah daerah dan masyarakat juga harus mencegah penggalian pada daerah bawah lereng terjal yang bisa mengganggu kestabilan lereng sehingga mudah terjadi longsor.

Dalam periode tiga hari ke depan, konsentrasi curah hujan bakal terjadi di Aceh, Sumatera Barat, Bengkulu, Kalimantan Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku, Papua Barat, dan Papua. Konsentrasi curah hujan bakal meluas ke wilayah Jawa. Perlambatan dan area pertemuan angin yang memanjang dari Jawa bagian Timur hingga Barat sehingga meningkatkan kelembapan udara di wilayah Jawa, diperkirakan akan memicu potensi hujan lebat yang disertai kilat atau petir dan angin kencang.

Masyarakat pesisir dan para nelayan harus mewaspadai potensi gelombang tinggi 2,5 hingga 4,0 meter hingga tujuh hari ke depan yang diperkirakan akan terjadi di Perairan Bengkulu hingga barat Lampung, Perairan selatan Banten, Samudra Hindia barat Bengkulu hingga Lampung, Samudra Hindia selatan Banten.

Ingatlah. Curah hujan yang tinggi adalah salah satu pemicu banjir, selain jebolnya bendungan air, pencairan es dari pegunungan, dan lain sebagainya. Selain itu, masyarakat perlu mendapatkan informasi prakiraan cuaca untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya puting beliung. Bila di langit tampak awan gelap dan menggantung, lebih baik hindari bepergian bila tidak penting sekali.

Komentar

Komentar
()

Top