Musikus Profesional yang Sukses Memimpin Perusahaan
ISBN : 978-602-03-4624-3
Bidang pertambangan, kehutanan, dan musik adalah dunia yang sangat berbeda. Ketiganya sulit dikusai sekaligus. Tony Wenas berbeda. Dia bisa menyatukan ketiga bidang tersebut dalam balutan profesi yang menakjubkan. Meskipun profesional di bidang pertambangan dan kehutanan, Tony tetap bermusik. Rhenald Kasali, teman sekelasnya di sekolah Kanisius, menilai Tony mampu memaksimalkan otak kiri dan otak kanan sekaligus. "Jarang ada orang seperti Tony," kata Guru Besar Universitas Indonesia ini (hlm xii ).
Buku ini mengisahkan kesuksesan Tony Wenas memimpin perusahaan multinasional berbasis kemampuan musik yang ditekuni sejak kecil. Tapi, kegiatan musik sekarang sekadar hobi. Namun, dalam setiap konser, dia tetap menampilkan seorang profesional. Dia serius mempersiapkan konser musik seserius bekerja sebagai profesional di perusahaan-perusahaan multinasional. "Musik adalah pekerjaan Tony dan CEO adalah pekerjaan sampingannya," kata sahabat dan koleganya saat ini (hlm xx).
Jejak kesukaan dan bakatnya pada musik bisa dilacak sejak balita. Pada usia 4, Tony sudah mampu menyanyikan lagu orang dewasa Ten Guitarist. Lagu tersebut awalnya dibawakan penyanyi Inggris, Engelbert Humperdink, pada tahun 1967. Pada usia 13, Tony mampu memainkan lagu berirama ragtime.
Ketika berusia remaja, Tony bercita-cita menjadi musikus. Dia berhasil mewujudkannya dalam waktu 6 sampai 7 tahun kemudian melalui band Solid 80 yang dibentuk bersama kawan-kawan kampus. Walau sibuk konser, nilainya selalu bagus (hlm 97). Saat itu profesi musikus belum menjanjikan, akhirnya Tony memilih bekerja sebagai profesional.
Halaman Selanjutnya....
Komentar
()Muat lainnya