Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Program Vaksinasi I BPOM Masih Tunggu Hasil Uji Klinis Fase Tiga

MUI Nyatakan Vaksin Sinovac Suci dan Halal

Foto : ANTARA/JESSICA HELENA WUYSANG

MUI NYATAKAN VAKSIN SINOVAC HALAL I Aparat keamanan memasukkan kotak vaksin Covid-19 yang diproduksi Sinovac ke ruang pendingin instalasi farmasi Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat di Pontianak, Jumat (8/1). Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyatakan bahwa vaksin Covid-19 produksi Sinovac asal Tiongkok yang saat ini sudah ada di Indonesia, suci dan halal.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyatakan bahwa vaksin Covid-19 produksi Sinovac asal Tiongkok yang saat ini sudah ada di Indonesia, suci dan halal. Meskipun sudah dinyatakan suci dan halal, akan tetapi fatwa yang dikeluarkan MUI tersebut belum berupa fatwa utuh. Fatwa utuh MUI terkait vaksin Covid-19 tersebut baru akan dikeluarkan setelah hasil uji Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) keluar.

"Jadi fatwa utuhnya akan disampaikan setelah BPOM menyampaikan mengenai aspek keamanan untuk digunakan apakah (vaksin) aman atau tidak. Fatwa akan melihat aspek ke-thayib-an itu," kata Ketua MUI Bidang Fatwa, Asrorun Niam, dalam konferensi pers usai sidang komisi fatwa MUI yang digelar Jumat (8/1).

Niam memastikan kebolehan penggunaan vaksin Covid-19 tersebut sangat terkait dengan keputusan atas aspek keamanan dari BPOM. "Dengan demikian, fatwa MUI terkait produk vaksin Covid-19 dari Sinovac, Tiongkok, ini akan menunggu final dari BPOM mengenai aspek ke-thoyiban-nya," kata dia.

Komisi fatwa menetapkan kehalalan vaksin Covid-19 tersebut setelah melakukan kajian mendalam atas laporan hasil audit dari tim MUI. Tim tersebut terdiri dari Komisi Fatwa MUI Pusat dan Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika (LPPOM) MUI.

Tim tersebut telah berpengalaman dalam proses audit vaksin MR. Sebelumnya, tim tersebut juga bergabung dengan tim dari Kementerian Kesehatan, Bio Farma, dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sejak Oktober 2020 untuk mengkaji kehalalannya. Kajian tersebut dilakukan mulai dari mengunjungi pabrik Sinovac di Beijing, hingga vaksin telah tiba di Indonesia.

Beberapa dokumen kajian yang kurang pun akhirnya diterima secara lengkap oleh tim MUI pada Selasa (5/1) melalui surat elektronik. Pada hari yang sama, tim juga merampungkan audit lapangan di Bio Farma.

Tim kemudian melaporkan hasil audit tersebut kepada Komisi Fatwa MUI Pusat untuk dilakukan kajian keagamaan dalam rangka menentukan kehalalan vaksin. Saat ini sudah terdapat tiga juta dosis vaksin Sinovac di Indonesia dan sudah didistribusikan ke sejumlah daerah.

Masih Menunggu

Sementara itu, Kepala BPOM, Penny Lukito, yakin izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) akan terbit sebelum tanggal vaksinasi awal yang ditetapkan pemerintah, yakni 13 Januari 2021.

"Bisa diperkirakan, tanggal 13 bisa melakukan vaksinasi, sehingga artinya kami akan bisa mengeluarkan EUA sebelum tanggal tersebut. Cukup ada keyakinan terkait hal tersebut," kata Penny, saat memberikan keterangan pers, Jumat.

Penny menjelaskan berbagai pertimbangan mengenai efikasi dan penerbitan EUA dari data bertahap yang telah dilalui vaksin Sinovac. Penny menuturkan vaksin Sinovac telah melalui berbagai proses, dari pra-uji klinik hingga proses uji klinis yang berlangsung tidak hanya di Indonesia.

"Keyakinan kami dikaitkan dengan aspek keamanan, mutu tentunya sudah. Keamanan juga sudah baik, dan efikasi yang bertahap kami dapatkan datanya, atau khasiat," ucap Penny.

Untuk memastikan tanggal penerbitan EUA, Penny mengatakan pihaknya tengah menunggu hasil uji klinik fase tiga interim tiga bulan yang dilakukan di Bio Farma. Jika hasil tersebut sudah didapat, selanjutnya BPOM akan memulai proses evaluasi untuk penerbitan EUA.

Penny juga mengatakan BPOM masih berkoordinasi dengan Brasil dan Turki untuk mendukung proses penerbitan EUA. Kedua negara tersebut sudah memberikan data efikasi yang akan digunakan dalam penerbitan EUA. Sebelumnya, hasil uji klinik di Brasil telah memaparkan data uji kemanjuran mencapai 78 persen, sementara di Turki mencapai 91 persen.

Vaksinasi Covid-19 rencananya akan dimulai pada 13 Januari 2021 dengan Presiden Joko Widodo sebagai orang pertama yang disuntik vaksin. Setelah Jokowi, program vaksinasi akan dilanjutkan di 34 provinsi secara bertahap.

n ola/Ant/P-4


Redaktur : Khairil Huda
Penulis : Yolanda Permata Putri Syahtanjung, Antara

Komentar

Komentar
()

Top