Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Mudik Lebaran

A   A   A   Pengaturan Font

Walaupun infrastruktur Tol Trans Jawa dari Jakarta sampai Surabaya sudah bisa digunakan untuk mudik Idul Fitri 2019, pemerintah tetap harus mempersiapkan dan mengantisipasi sejumlah kemungkinan.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memproyeksikan jumlah pemudik menuju Surabaya dari Jabodetabek pada masa angkutan mudik Lebaran tahun ini mencapai 1,6 juta orang atau 11,4 persen dari total pemudik sekitar 14,9 juta orang.

Kemenhub menyebutkan 40 persen pemudik yang akan pulang kampung melalui jalur darat bakal memanfaatkan Tol Trans Jawa. Tol yang menghubungkan Merak dengan Pasuruan ini bakal melewati sejumlah daerah, seperti Serang, Jakarta-Bogor-Ciawi, Palimanan, Brebes, Pemalang, Batang, Semarang, Salatiga, Solo, Ngawi, Mojokerto, dan Surabaya.

Pemetaan daerah-daerah yang menjadi titik rawan kemacetan untuk meningkatkan kelancaran dan keamanan para pemudik harus dibuat rinci dan akurat. Arus kendaraan diperkirakan mulai akhir Mei hingga awal Juni 2019. Puncaknya diperkirakan pada 31 Mei sampai 2 Juni 2019.

Adapun potensi kerawanan dan kemacetan arus mudik 2019 diperkirakan akan terjadi pada ruas Tol Jakarta-Cikampek, terutama pada persimpangan Cikunir dan gerbang Tol Cikarang Utama. Pemerintah perlu menyiapkan berbagai skenario antisipasi sejak dini di lapangan.

Simpang Cikunir menjadi titik kritis pertama arus kendaraan dari arah Jakarta menuju Cikampek karena pertemuan arus kendaraan dari Rorotan maupun Jatiasih. Selain itu, di titik ini juga terjadi pertemuan tiga proyek besar yakni pengerjaan LRT Jabodetabek, kereta cepat, dan jalan tol layang.

Tidak ada salahnya bila tiga proyek besar itu, dihentikan sementara selama arus mudik dan balik Lebaran 2019. Pembuatan ramp tambahan di gerbang Cikunir diperlukan, selain pengembalian lajur jalan dari dua lajur akibat adanya pembangungan proyek menjadi empat lajur.

Dengan pembuatan ramp dan penambahan lajur jalan serta diperkuat rekayasa marka jalan, persimpangan Cikunir diharapkan tidak akan menjadi penyumbat arus mudik.

Untuk gerbang Tol Cikarang Utama yang selama ini menjadi sumber kemacetan di jalur Jakarta-Cikampek, bisa juga dipecahkan dengan menggeser gerbang Cikarang Utama (km 30) ke arah timur di km 70 daerah Cikopo. Dengan penggeseran tersebut, arus antrean akan semakin lancar karena memecah sistem pembayaran.

Penggeseran gerbang Tol Cikarang Utama diharapkan akan mengurangi beban jalan sampai dengan 60 persen karena sudah terpisah antara pemudik yang akan menuju ke Bandung dan pemudik yang menuju ke Cirebon.

Sebaliknya, di jalur jalan Tol Trans Sumatera, yang perlu diantisipasi adalah kemacetan di ujung jalan Tol Terbanggi Besar. Jalan Tol Terbanggi Besar hingga ke Palembang akan dibuka fungsional untuk mudik Lebaran 2019. Ruas ini juga menyambung dengan ruas tol yang telah beroperasi dari Bakauheni ke Terbanggi Besar sepanjang 141 km.

Dengan fungsionalnya ruas tersebut, pemudik dapat memanfaatkan jalan tol dari Bakauheni hingga Palembang, dengan ruas yang sudah operasional yakni Bakauheni-Terbanggi Besar (140,9 km) dan sebagian lainnya masih fungsional. Seluruh pekerjaan konstruksi harus dihentikan pada H-10 hingga H+10 Lebaran. Saat dioperasikan secara fungsionalkan, ruas Tol Terbanggi Besar-Pematang Panggang akan dibuka dua jalur baik dari arah Bakauheni maupun sebaliknya.

Kita berharap agar para pengguna jalan dapat menjaga perilaku dalam berkendara dengan menaati semua peraturan dan rambu lalu lintas, sehingga mudik Lebaran 2019 dapat berjalan lancar, aman, dan nyaman. Transportasi itu tujuannya adalah agar lebih aman, lebih cepat dan lebih murah. Semua ini bisa dicapai paling tidak dengan tiga kondisi yaitu perbaikan kondisi prasarananya, manajemen lalu lintas dan perilaku penggunaan jalan.

Komentar

Komentar
()

Top