Moderasi Beragama Akan Meminimalisir Konflik Politik
Rektor UIN Bandung, Prof. Dr. H. Rosihon Anwar, M.Ag
Saya menilai moderasi beragama di Indonesia berjalan dengan baik, terutama setelah pemerintah dalam hal ini Kemenag, menjadikan moderasi beragama sebagai program prioritas. Tentu meskipun masih perlu ada perbaikan di beberapa titik. Salah satu indikatornya adalah mulai berkurangnya peristiwa-peristiwa kekerasan atas nama agama.
Menag berpesan agar UIN mendorong toleransi dan moderasi beragama. Bagaimana UIN Bandung merespons hal tersebut baik di dalam maupun luar lingkungan kampus?
UIN Bandung-seperti Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) lainnya-memiliki Rumah Moderasi Beragama. Inilah tempat kami merancang konsep dan implementasi toleransi dan moderasi beragama. Di internal, kami melakukan pelatihan moderasi beragama bagi dosen, tendik, dan mahasiswa. Di eksternal, kami menanamkan nilai-nilai tersebut melalui Kuliah Kerja Nyata, Praktik Kerja Lapangan, dan membuat desa binaan sebagai laboratorium moderasi beragama. Melalui program PKDP (Peningkatan Kompetensi Dosen Pemula), dosen-dosen muda diberikan penguatan moderasi beragama.
Seperti apa korelasi antara moderasi beragama di kampus dengan pengembangan ilmu pengetahuan itu sendiri?
Kami berkepentingan untuk menanamkan nilai-nilai moderasi beragama dan wawasan kebangsaan bagi civitas akademik, karena itu akan menjadi paradigma dalam mengembangkan pengetahuan. Wadah yang moderat pasti akan menuangkan isi yang moderat.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Sriyono
Komentar
()Muat lainnya