Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Model dan Cara Kerja "Seaglider" yang Ditemukan di Selayar

A   A   A   Pengaturan Font

Hari-hari ini masyarakat dihebohkan dengan temuan drone dalam air atau pesawat nirawak di daerah Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan. Orang asing menyebutkan peralatan yang ditemukan seorang nelayan tersebut sebagai seaglider. Walau sering disebut pesawat nirawak bawah laut, seaglider itu ditemukan mengambang. Saat ini TNI AL tengah menyelidiki, milik siapa drone tersebut.

Sebenarnya apa fungsi peralatan tersebut? Secara militeristik, dia bisa dimanfaatkan untuk mencari data di daerah musuh. Bahkan bisa menjadi pemandu kapal selam untuk mencari jalan agar tidak sampai terdeteksi musuh. Juga bisa dimanfaatkan sebagai mata-mata.

Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), Laksamana Yudo Margono, Jakarta, Senin (4/1) mengatakan, seaglider berfungsi untuk merekam data di bawah laut seperti suhu dan salinitas untuk aktivitas pertambangan, pengeboran bawah laut, dan penangkapan ikan.

Sampai sekarang belum diketahui pemilik seaglider tersebut. TNI AL masih menyelidiki. Menurut KSAL, fungsi seaglider sangat tergantung penggunanya. Dari sisi militer ya bisa untuk kepentingan pertahanan. Sedangkan bagi pihak lain bisa lain lagi fungsinya.

Dia memiliki sensor untuk merekam data salinitas, arus, dan suhu yang dikumpulkan alat tersebut. Di dalam laut bisa dimanfaatkan untuk kepentingan aktivitas militer, yaitu tadi antara lain memandu kapal selam.

Menurut wikipedia, seaglider merupakan jenis kendaraan bawah air otonom (AUV) yang menggunakan propulsi daya apung variabel sebagai ganti baling-baling atau pendorong tradisional. Daya apung variabel mirip pelampung profil, tetapi tidak seperti pelampung yang hanya bisa bergerak naik dan turun.

Pesawat layang bawah air nirawak ini dilengkapi hidrofoil (sayap bawah air) yang memungkinkannya meluncur ke depan saat turun ke air. Pada kedalaman tertentu, pesawat peluncur beralih ke daya apung positif untuk naik dan turun ke depan. Siklus tersebut kemudian berulang.

Meskipun tidak secepat AUV konvensional, seaglider menawarkan jangkauan dan daya tahan yang jauh lebih besar dibandingkan AUV tradisional. Dia bisa bertahan sejam, sesminggu, sebulan, bahkan lebih lama lagi dengan jangkauan ribuan kilometer. Harganya kurang lebih 15 miliar rupiah.

Sejarah

Lalu siapa yang memegang lisensi atau pertama membuat produk tersebut? Ini pada 2008 sudah dicoba dikembangkan Universitas Washington (UW). Kelak UW bersama iRobot menjadi pemegang lisensi pertama untuk mengembangkan seaglider.

Nanti pada tahun 2013 sepertinya UW menggandeng Kongsberg Underwater Technology, Inc untuk mendapat hak eksklusif memproduksi, memasarkan, dan melanjutkan pengembangan teknologi seaglider.

Ada banyak desain seaglide. Misalnya model torpedo. Model tersebut didesain dengan dua sayap kiri dan kanan. Jenis inilah yang ditemukan nelayan Selayar tadi.

Slocum glider, nama resminya, seperti dijelaskan tadi, menggunakan pompa untuk mengubah daya apungnya karena tidak menggunakan mesin di dalam tubuhnya. Saat kendaraan bergerak naik dan turun, siripnya akan mencuat dan memuat gaya angkat agar glider bisa terdorong ke depan. wid/G-1


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Aloysius Widiyatmaka

Komentar

Komentar
()

Top