Modal Keluar Berpotensi Meningkat
IHSG MELEMAH - Pekerja mengamati layar yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (16/4). IHSG, Rabu (17/4) ditutup melemah 33,97 poin atau 0,47 persen ke posisi 7.130,83.
Ketidakpastian geopolitik di Timur Tengah mendorong pelaku pasar untuk memilih berinvestasi pada aset-aset safe haven, salah satunya dollar AS.
JAKARTA - Aliran modal keluar dari pasar saham dan obligasi Indonesia berpotensi meningkat jika konflik Iran dan Israel terus memanas. Konflik di Timur Tengah meningkatkan ketidakpastian global sehingga menyebabkan investor menarik dana dari aset-aset berisiko tinggi, terutama dari negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.
"Aliran modal keluar dari pasar saham dan obligasi Indonesia dikhawatirkan akan meningkat setelah konflik antara Iran dan Israel meningkat," kata Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, di Jakarta, Rabu (17/4).
Josua menambahkan ketidakpastian geopolitik di Timur Tengah mendorong pelaku pasar untuk memilih berinvestasi pada aset-aset safe haven, salah satunya dollar AS. Kondisi tersebut menyebabkan mata uang negara-negara lain, terutama negara berkembang seperti Indonesia, berpotensi melemah.
Indeks dollar AS naik ke kisaran 106 menyusul eskalasi konflik antara Iran dan Israel. Kondisi tersebut menjadi kabar buruk bagi nilai tukar rupiah yang tahun ini sangat dipengaruhi oleh pergerakan inflasi Amerika Serikat (AS) dan kebijakan moneter bank sentral AS atau the Fed.
"Rupiah diprediksi terus terdepresiasi jika konflik ini terus memanas dan berlanjut," ujar Josua.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Muchamad Ismail
Komentar
()Muat lainnya