Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Konflik di Ukraina I Moskwa Juga Serang Tiga Pusat Militer di Utara dan Barat Ukraina

Misil Russia Kembali Hantam Kyiv

Foto : AFP/Sergei SUPINSKY

Serangan Misil I Tim SAR sibuk menyelamatkan warga setelah misil Russia menghantam sebuah wilayah pemukiman di Kyiv pada Minggu (26/6). Serangan misil ini adalah yang pertama kali dalam hampir tiga pekan dan terjadi sebelum dimulainya pertemuan para pemimpin G7.

A   A   A   Pengaturan Font

KYIV - Serangan misil Russia kembali menghantam sebuah bangunan perumahan di Kyiv, Ukraina, pada Minggu (26/6). Serangan itu adalah yang pertama menargetkan ibu kota Ukraina dalam hampir tiga pekan dan terjadi sebelum pertemuan para pemimpin G7 digelar di Jerman.

"Empat orang, termasuk seorang gadis berusia tujuh tahun, dibawa ke rumah sakit setelah serangan misil pada dini hari di lingkungan pemukiman dekat sebuah pabrik senjata," kata Wali Kota Kyiv, Vitali Klitschko.

Pada saat bersamaan Moskwa mengatakan bahwa pasukannya telah melakukan serangan terhadap tiga pusat militer di utara dan barat Ukraina, termasuk satu di dekat perbatasan dengan Polandia.

"Serangan itu dilakukan dengan senjata presisi tinggi oleh pasukan kedirgantaraan Russia dengan menggunakan misil Kalibr," kata juru bicara Kementerian Pertahanan Russia, Igor Konashenkov, dalam sebuah pernyataan.

Di antara target adalah pusat pelatihan militer untuk pasukan Ukraina di Distrik Starychi di wilayah Lviv, sekitar 30 kilometer dari perbatasan dengan negara anggota NATO yaitu Polandia. Dua pusat pelatihan lainnya berada di wilayah Zhytomyr tengah dan wilayah Chernihiv utara.

Serangan-serangan itu dilancarkan lebih dari empat bulan sejak Russia menginvasi negara tetangganya itu dan terjadi menjelang sepekan diplomasi Barat yang difokuskan di sekitar KTT G7 dan NATO.

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, akan berpidato di kedua pertemuan itu, di mana negara-negara sekutu termasuk Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, akan mempertimbangkan dukungan mereka bagi Kyiv dan akan menerapkan sanksi pada Moskwa.

Pada Minggu, Presiden Biden bahkan melontarkan kutukan atas serangan misil Russia ke Kyiv dan mengatakan serangan Russia itu amat barbar.

Sementara dalam perundingan G7 yang dibuka pada Minggu, diumumkan larangan impor emas Russia, dan Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba, menyerukan lebih banyak lagi sanksi terhadap Russia.

"KTT G7 harus merespons dengan lebih banyak sanksi terhadap Russia dan lebih banyak kiriman senjata berat untuk Ukraina. Imperialisme Russia harus dikalahkan," kata Menlu Kuleba.

Janji Zelenskyy

Sementara itu Presiden Zelenskyy berjanji untuk merebut kembali semua kota yang telah dikuasai pasukan Russia, setelah kota utama di timur, Severodonetsk, diduduki.

Pasukan Russia bergerak maju ke Severodonetsk dan Kota di Lysychansk yang terletak di seberang sungai, dalam upaya untuk menguasai sepenuhnya wilayah Lugansk yang terletak di paling timur Ukraina.

Wali Kota Severodonetsk pada Sabtu (25/6) mengakui bahwa kotanya itu kini berada di bawah kendali penuh pasukan Russia. Sebelumnya kepala intelijen militer Ukraina mengatakan bahwa pasukan Ukraina melakukan penarikan mundur taktis untuk berperang dari dataran yang lebih tinggi di Lysychansk.

Pernyataan kepala intelijen militer dikonfirmasi oleh Gubernur Lugansk, Sergei Gaidai. "Tentara Rusia telah menghancurkan infrastruktur penting di Severodonetsk," kata Gaidai melalui media sosialTelegram. "Angkatan Bersenjata Ukraina harus meninggalkan Severodonetsk. Prajurit kami telah menerima perintah," imbuh dia.

Setelah penarikan mundur itu, maka pusat perhatian pertempuran kini bergeser ke Lysychansk, di mana Russia mengatakan pertempuran jalanan dimulai pada Sabtu setelah pasukannya bergerak masuk dari selatan. AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top