Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Jalur Diplomasi I Russia Siap Memenuhi Kebutuhan Pupuk Indonesia

Misi Damai Jokowi Meraih Manfaat yang Strategis

Foto : ANTARA/HO/BPMI-MUCHLIS JR

KERJA SAMA INDONESIA-UNI EMIRAT ARAB (UEA) I Presiden Joko Widodo didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo (kanan)disambut Menteri Energi dan Infrastruktur UEA, Suhail Mohammed Al Mazroei (tengah) setibanya di Bandara Internasional Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA), Jumat (1/7). Kunjungan Presiden Jokowi ke UEA untuk membahas kerja sama ekonomi dan investasi, di antaranya menyaksikan pertukaran dokumen IUAE-CEPA (Indonesia-United Arab Emirates Comprehensive Economic Partnership Agreement) yang telah disepakati kedua negara di Istana Al Shatie, Abu Dhabi, 1 Juli 2022.

A   A   A   Pengaturan Font

"Ngotot mengundang Russia ke Indonesia di forum G-20 meski ditentang negara-negara besar, dan sekarang malah menjalin deal dengan Putin soal pupuk. Ini menunjukkan kita negara besar dan kuat," kata Maruf.

Program Subsidi

Dihubungi pada kesempatan yang berbeda, Pakar Pertanian dari Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Surabaya, Ramdan Hidayat, menyampaikan bahwa tawaran Russia tersebut perlu disambut baik. Namun, pemerintah harus mengutamakan alokasi bantuan tersebut untuk program pupuk bersubsidi.

"Sebagai negara dengan sumber daya yang besar, tentu bantuan pupuk Russia ini akan sangat berguna. Memang perlu dicermati, apakah bantuannya dalam bentuk bahan baku atau jadi. Karena kalau bentuk jadi, bantuan ini akan mempengaruhi kinerja produksi pabrik pupuk dalam negeri, karena selama ini meskipun miskin, petani tetap membeli, karena pupuk bersubsidi pemerintah takaran kandungannya tidak tepat. Tentu pupuk bantuan ini kandungannya terpercaya. Namun yang terpenting adalah bantuan ini harus diperuntukkan bagi program pupuk bersubsidi, untuk petani sebagai pihak yang selama ini harus berjuang agar tetap berproduksi dengan terpaan produk impor," katanya.

Petani, jelasnya, tinggal diberi sosialiasi bahwa kandungannya sudah tepat. Karena selama ini untuk petani yang menggunakan produk bersubsidi, mereka melipatgandakan dosisnya karena kandungan yang kurang. Pemerintah juga harus memastikan ketersediaan pupuk bersubsidi yang tepat kandungannya, dan tepat sasaran. Meskipun ada aturan WTO, negara lain juga tetap mensubsidi petaninya.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S, Eko S

Komentar

Komentar
()

Top