Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Miris Sekali Rusia "Tak Bertaring", Ukraina Dapat Pasokan Senjata dari Amerika Serikat dan Sekutu Barat

Foto : Istimewa

Senjata Pasukan Ukraina yang dikirim oleh Amerika

A   A   A   Pengaturan Font

Rusia hingga saat ini setelah menginvasi Ukraina berulang kali masih terbilang belum menuai hasil dalam menyelesaikan misi operasi khusus di Ukraina. Bahkan sampai saat ini Rusia juga belum mendapatkan apa yang menjadi target di perang Ukraina.

Tidak hanya itu Rusia mengaku, bahwa Ukraina mendapat banyak pasokan senjata dari Amerika Serikat dan Barat yang sejak awal sudah diprediksi akan berada di pihak Ukraina bukan Rusia.

Sejak awal operasi khusus, Rusia sudah menahan diri untuk melakukan peperangan total. Mereka lebih memilih strategi presisi untuk meminimalisir korban sipil.

Akan tetapi, Rusia bersiap melakukan perang lebih besar, lantaran target mereka bukan lagi Ukraina. Rusia menilai apa yang dilakukan Amerika Serikat dan Sekutu Barat harus segera diakhiri dengan peperangan.

Moskow menuduh bahwa kampanye Barat melawan Rusia termasuk sanksi yang disebabkan oleh operasi militer khusus di Ukraina serta ekspansi NATO ke timur dan memasok senjata modern ke Kiev, adalah kesalahan besar. Barat telah meluncurkan perang hibrida habis-habisan melawan Rusia, dan Moskow siap untuk menanggapi.

Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov telah menyatakan dalam pidatonya kepada lembaga pemikir independen Dewan Kebijakan Luar Negeri dan Pertahanan, jika Rusia tidak akan tinggal diam dan segera melakukan pembalasan.

Dia menambahkan, bahwa tindakan Barat telah sangat menentukan jalan yang akan diambil Rusia dalam waktu dekat.

"Pilihan yang dibuat, yang secara praktis telah kami buat, didorong oleh Barat meluncurkan perang hibrida habis-habisan melawan negara kami," kata dia.

"Kami melakukan semua yang kami bisa untuk menghindari konfrontasi, tetapi Rusia menerima tantangan itu," ujarnya.

"Ini tidak seperti sanksi adalah sesuatu yang baru bagi kami - mereka telah diterapkan dalam beberapa hal praktis untuk sepanjang waktu," katanya.

Menurut Menlu, sulit untuk memprediksi berapa lama konfrontasi ini akan berlangsung.

Pada saat yang sama, ia menyatakan keyakinannya bahwa akibatnya akan dirasakan oleh semua orang.

Lavrov lebih lanjut menekankan bahwa Rusia saat ini berada di persimpangan jalan bersejarah yang mirip dengan tahun 1991, ketika Uni Soviet tidak ada lagi, dan 1917, ketika Revolusi Oktober membawa Partai Bolshevik ke tampuk kekuasaan.

Dia mencatat bahwa jalan yang dipilih hari ini akan menentukan tempat Rusia di tatanan dunia baru.

Negara-negara Barat memberlakukan beberapa putaran sanksi baru terhadap Rusia menyusul keputusannya untuk meluncurkan operasi militer khusus di Ukraina pada 24 Februari.

Presiden Rusia Vladimir Putin menggambarkan tujuannya sebagai demiliterisasi dan de-Nazifikasi Ukraina, serta mengakhiri "genosida" Kiev terhadap rakyat Donbass.

Kremlin juga berulang kali menuduh Barat berusaha mengubah Ukraina menjadi "proyek anti-Rusia" yang dimulai dengan dukungannya terhadap kudeta 2014 yang membawa kekuatan nasionalis ke tampuk kekuasaan


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Mafani Fidesya

Komentar

Komentar
()

Top