Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Zonasi PPDB Depok l Ribuan Siswa Berdesak-desakan Untuk Dapatkan Sekolah

Minimnya Jumlah SMA/SMK Picu Kesemrawutan

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

Dengan sistem zonasi, siswa yang tidak ikut dalam jalur prestasi dari kecamatan terdekat dan jauh mencoba mendaftar, sehingga terjadi antrean mencapai ribuan orang.

DEPOK - Minimnya jumlah Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri di Kota Depok menjadi pemicu semrawutnya penerimaan Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) 2019.

"Selain jumlah bangku di SMA dan SMK yang tidak sebanding dengan jumlah lulusan SMP, masalah minimnya jumlah sekolah juga menjadi pemicu semrawutnya kegiatan PPDB tahun 2019 di Kota Depok," kata Kepala Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Jawa Barat Wilayah II Bogor, Dadang Ruhiyat, di SMK N 2 Depok, Rabu (19/6).

Menurutnya, jumlah lulusan SMP mencapai 27.320 orang atau siswa dan yang dapat ditampung di SMA/SMK Negeri total 5.406 lulusan terdiri dari SMA 3.858 orang serta SMK sebanyak 1.548 siswa.

"Mereka berebut masuk di 17 sekolah yang tersebar di 11 kecamatan. Kondisi ini membuat PPDB di Kota Depok paling semrawut dibandingkan kota perbatasan DKI Jakarta termasuk di Jawa Barat," ujarnya.

Kalau dulu, lanjutnya, orang tua yang melihat NEM anaknya tidak mampu masuk sekolah favorit tentunya mencari sekolah lain yang terdekat. Sesuai aturan, karena sistem zonasi semua berebut masuk tidak hanya di kecamatan terdekat tapi kecamatan yang jauh juga mencoba mendaftar jadi antrean bisa mencapai ribuan orang.

Sebelumnya, ribuan siswa dan orang tua antusias mengantre di SMA Negeri 1 Depok pada hari kedua pendaftaran PPDB tingkat SMA dan SMK negeri se-Jawa Barat, Selasa (18/6). Pada pukul 08.00-10.00, para orang tua masih mengantre panjang dengan tertib di depan gerbang sekolah.

Kepala Sekolah SMAN 1 Depok, Supiyana, menyatakan pihaknya menyediakan kuota 324 murid. Supiyana menilai antusiasme masyarakat untuk mendaftar PPDB tahun ini lebih tinggi dibandingkan tahun lalu. Menurutnya, sampai saat ini sudah ada ratusan pendaftar di SMAN 1 Depok. "Jumlah pendaftar kemarin ada 308 orang dari 341 formulir," kata Supiyana.

Supiyana menjelaskan, animo masyarakat tinggi sebagai imbas dari bertambahnya kuota zonasi PPBD dibanding tahun sebelumnya.

Jalur Prestasi

Sementara itu, sejumlah sekolah negeri di Jakarta mulai membuka pendaftaran bagi para PPDB tahun 2019/2020. Salah satunya Sekolah SMA Negeri 70 sudah mulai menerima siswa melalui jalur prestasi.

Wakil Bidang Kesiswaan SMAN 70 Sukardi mengatakan saat ini SMA 70 sudah menerima calon siswa melalui jalur prestasi. Siswa tersebut sempat meraih juara dua cabang olahraga Karate di tingkat Internasional. "Kami baru saja menerima siswa baru melalui jalur prestasi, dia baru menjuarai kejuaran karate ditingkat internasional," kata Sukardi ditemui di SMAN 70, Bulungan, Jakarta Selatan.

Sukardi menjelaskan kriteria siswa yang melalui jalur prestasi dinilai dari pencapaian prestasi saat duduk di Bangku Sekolah Pertama (SMP). Biasanya di cabang olahraga seperti pencak silat, bola basket, renang, marching band, chiliders dan kejuaraan akedmis.

Selain itu, Sukardi menjelaskan untuk jalur inklusi yang mengatur langsung dari pihak Dinas Pendidikan DKI Jakarta. Setiap sekolah diberikan jatah dua orang perkelas.

"Kalau di sekolah jalur inklusi ada beberapa unsur masyarakat yang dilayani, kebutuhan khusus kemudian anak pemegang kartu kerja yang dikeluarkan oleh dinas tenaga kerja DKI, kemudian anak supir jaklinko dan anak panti sosial," jelasnya.

Kendati begitu, Sukardi mengaku dari sekian unsur tersebut yang dilayani anak yang kebutuhan khusus saja yang datang ke sekolah, anak supir jaklinko, anak panti sosial.

Sementara Wakil Kesiswaan SMAN 6 Suwartono mejelaskan pihaknya tidak pendaftar calon siswa melalui jalur inklusi. "Kami belum ada calon siswa yang mendaftar ke sekolah SMAN 6," kata Suwartono.

Suwartono menjelaskan SMA 6 juga menerima siswa berprestasi. Bagi mereka calon siswa pernah juara di Wilayah Jakarta Selatan. "Kemudian siswa tersebut mengikut kejuaraan tingkat Provinsi dan Nasional," terangnya. john/P-5


Redaktur : M Husen Hamidy

Komentar

Komentar
()

Top