Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Kamis, 26 Agu 2021, 01:12 WIB

Mimpi Pendapatan Per Kapita 12.200 Dollar AS

Pekerja menyelesaikan pembangunan gedung perkantoran di Bekasi, Jawa Barat, Selasa (24/8/2021). Pemerintah telah menyalurkan Bantuan Subsidi Upah (BSU) 2021 kepada 947.669 pekerja per Kamis (19/8/2021) yang bertujuan untuk melindungi, mempertahankan dan meningkatkan kemampuan ekonomi pekerja dalam pengangan dampak COVID-19 khususnya di masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Foto: ANTARA FOTO/Suwandy/wsj

Pandemi Covid-19 belum menunjukkan tanda-tanda bakal mereda. Beberapa negara sudah sempat menunjukkan grafik menurun, tetapi ada beberapa negara yang kembali melonjak seperti Malaysia dan Filipina.

Di Malaysia, jumlah rata-rata kasus baru dalam tujuh hari terakhir sebanyak 21.333 kasus. Sedangkan Filipina untuk periode yang sama terdapat 14.859 kasus baru. Indonesia meski sudah turun drastis, rata-rata kasus baru Covid-19 dalam tujuh hari terakhir sebanyak 16.527 kasus.

Pandemi yang sudah satu setengah tahun lebih ini, dampaknya terhadap perekonomian nasional sangat terasa. Ekonomi melambat karena anggaran sebagian besar direlokasikan untuk penanganan dampak pandemi. Maka tak heran jika Bank Dunia kembali menurunkan kelas Indonesia dari negara berpendapatan menengah atas (upper middle income country) turun menjadi negara berpendapatan menengah bawah (lower middle income country).

Sebelum pandemi, Indonesia tengah berada dalam tren yang kuat dalam pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan. Langkah Indonesia untuk menempuh taraf kesejahteraan masyarakat yang lebih baik tersebut dibangun melalui kerja keras melaksanakan pembangunan untuk mendapatkan pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi secara konsisten rata-rata 5,4 persen dalam beberapa tahun terakhir. Hal tersebut membawa Indonesia masuk ke dalam kategori negara upper middle income country.

Penurunan kelas itu didasarkan pada penurunan pendapatan nasional bruto (GNI) per kapita tahun 2020. Pendapatan per kapita Indonesia pada tahun 2019 mencapai 4.050 dollar AS, namun pada tahun lalu pendapatan per kapita Indonesia hanya sebesar 3.870 dollar AS.

Makanya sangat mengejutkan saat Staf Ahli Bidang Regulasi, Penegakan Hukum, dan Ketahanan Ekonomi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Elen Setiadi mengatakan pemerintah menargetkan pendapatan per kapita Indonesia akan mencapai sekitar 12.200 dolar AS pada 2030.

Ingat, 2030 itu tinggal sembilan tahun lagi. Bagaimana caranya dalam waktu sembilan tahun pendapatan perkapita kita yang saat ini berada di kisaran angka 4.000 bisa tumbuh tiga kali lipat. Padahal para pakar ekonomi berpendapat agar ekonomi bisa berjalan normal seperti saat sebelum pandemi, paling cepat butuh waktu waktu 3 tahun lagi. Artinya baru di 2025 ekonomi bisa berjala normal. Tetapi di 2025 pemerintah menargetkan pendapatan perkapita kita sebesar 6.305 dollar AS.

Dengan pendapatan per kapita saat ini sekitar 4.000 dollar AS maka target kenaikan tiga kali lipat lebih menjadi 12.200 dollar AS pada 2030 seperti mimpi yang sangat berat diraih, terlalu muluk, tidak realistis. Alapagi kita punya problem mendasar, ekonomi kita tidak efisien, birokrasi yang berbelit-belit, dan pertumbuhan tidak produktif karena banyak mengandalkan impor, lalu dijual dalam negeri bukan berorientasi ekspor yang memberi dampak berganda.

Tiongkok saja belum sampai 10 persen pertumbuhan ekonominya, pernah bertahun-tahun sebesar tujuh persen itu sudah sangat bagus. Asumsinya, perekonomian Indonesia rata-rata sebesar lima persen per tahun. Kalau start di angka 3.870 dollar AS plus 5 persen setiap tahun selama tujuh tahun, maka hasilnya hanya sekitar 5000-6.500 dollar AS. Jadi, pendapatan per kapita 12.200 dollar AS itu terlampau mimpi.

Redaktur: Aloysius Widiyatmaka

Penulis: M. Selamet Susanto

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.