Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Tumbler

Mewaspadai Penggunaan Botol Minum Isi Ulang

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Penggunaan botol minum isi ulang atau tumbler ternyata tidak seaman yang dibayangkan, wadah minum ini ternyata rawan berbagai kuman penyakit dan berdampak buruk bagi kesehatan.

Membawa wadah minum memang sudah menjadi gaya hidup masyarakat urban saat ini, selain memang irit pengeluaran konsumsi air. Botol minum isi ulang memang sudah menjadi mindset masyarakat khususnya di kota-kota besar terkait kelestarian alam, yaitu mengurangi penggunaan wadah plastik miunum sekali pakai.

Namun persoalan baru muncul, apakah Anda faham bagaimana merawat dan menjaga kebersihan botol minum? Dokter Yulia Rosa, spesialis Mikrobiologi Klinik dari FKUI/RSCM menceritakan, botol minum sebenarnya merupakan wadah yang paling rentah paparan bakteri yang dapat menyebabkan penyakit.

"Wadah minum ini agak terlupakan memang soal kebersihannya. Biasanya masyarakat kita itu jarang membersihkan, kalaupun 'iya' cuma dikocok-kocok air panas lalu digunakan lagi, parahnya minuman sisa yang tidak habis disimpan untuk dikonsumsi lagi keesokan harinya, dengan alasan masih bersih," jelasnya, saat peluncuran Scotch-Brite Bottle Cleaner di Modena Experience Center, Jakarta, belum lama ini.

Padahal kebersihan botol minum sebenarnya harus benar-benar dijaga, karena sangat fatal bagi kesehatan. Menurut penelitian yang dilakukan Universitas Wisconsin, AS, membandingkan kadar kuman pada botol yang dibawa mahasiswa dengan yang ada di toilet seat atau dudukan toilet. "Ternyata, jumlah bakteri di botol lebih banyak daripada yang ada di toilet seat," ujar Yulia.

Hasil pengujian laboratorium yang dilakukan di EmLab P & K juga tidak kalah mengejutkan. Mereka melakukan pengujian jumlah bakteri yang menempel pada jenis botol berbentuk tutup-ulir (screw-top), tutup-tarik (slide-top), tutup-remas (squeeze-top), dan tutup-sedotan (straw-top). Pengujian dilakukan sebanyak tiga botol dari masing-masing jenis botol. Setiap botol menerima satu kali sekaan mulut dari seorang atlet dan digunakan dalam waktu seminggu tanpa pencucian.

Dari pengujian 12 buah botol tersebut, ditemukan rata-rata jumlah sel bakteri yang mengkhawatirkan melebihi 300.000 colony-forming unit (CFU/cm2). Jumlah ini lebih banyak dibandingkan jumlah bakteri pada mainan anjing, yakni sejumlah 2.937 CFU/cm2.

Bahkan contoh kasus nyata pernah terjadi di Indonesia, Yulia menceritakan kasus SMP Negeri 4 Singkawang, dari 24 kelas di sekolah itu, ada 83 siswa yang terindikasi mengalami gejala Hepatitis A.

Penyakit hati yang disebabkan virus Hepatitis A ini, diduga menular ketika orang mencerna makanan atau minuman yang terkontaminasi kotoran orang yang terinfeksi virus tersebut, virus bisa menular melalui tangan-tangan kotor orang yang menyiapkan makanan, atau kontak langsung dengan orang yang terinfeksi virus. Kejadian luar biasa infeksi virus ini bisa dipicu oleh kontaminasi pada saluran air dan air minum yang tidak layak.

Masyarakat perlu faham, kebersihan botol sebenarnya murni dari minimnya pemahaman masyarakat itu sendiri, yang pada intinya wadah itu selalu dianggap bersih karena terjaga dan tertutup rapat.

"Padahal tidak seperti itu, mereka bisa berpindah secara cepat, bisa melalui udara, kontak langsung, air dan lain sebagainya. Lalu perlu diketahui juga bakteri itu merupakan mikroorganisme sehingga tidak mudah dilihat tanpa alat bantuan mikroskop elektron.

Kemudian mereka juga sama seperti manusia bisa berkembang biak, hanya saja lebih cepat dalam hitungan menit. Anda bisa bayangkan jika didiamkan selama empat jam saja, pertumbuhan bakteri di dalam botol minum yang diisi air bisa mencapai 3.000 kali." ungkapnya.

Apapun materi botol atau tumbler plastik atau stainless steel, mikroorganisme bisa berkembang biak. Apalagi bila diisi kopi, teh atau minuman lain selain air mineral. Bakteri bisa mencapai 5,5 x 105 CFU, lantas bagaimana mencegah bakteri berkembang biak. Satu-satunya cara mencegah mikroba berkembang biak di botol minum yakni mencucinya dengan benar. ima/R-1

Perhatikan Kebersihannya

Memang pakem mencuci botol minum hanya dengan menggunakan air panas plus sabun, lalu dikucek-kucek. Kita berpikir, cara ini sudah benar. "Ternyata tidak seperti itu. Mencuci botol tetap harus menggunakan spons. Terutama di tempat-tempat yang sulit dijangkau, seperti dasar botol. Namun sayang, kurangnya informasi bahwa spons yang direndam sabun berhari-hari dapat mengandung ribuan bakteri. Sebenarnya ini yang membuat banyak orang memasukkan bakteri ke botol minumannya sendiri," tutur Yulia.

Agar kebersihan spons terjaga optimal, harus dirawat dengan baik. "Sehabis dipakai, spons harus dikeringkan dan digantung, karena bakteri senang sekali tumbuh di media yang basah," paparnya. Botol juga harus dikeringkan sehabis dicuci, baru kemudian digunakan kembali.

Selain itu untuk menjangkau dasar botol hingga ke sudutnya, kita bisa menggunakan sikat. Namun ternyata, ini pun menimbulkan masalah lain, sikat botol biasa selain bisa menggores permukaan botol. Lalu permukaan yang tergores bisa menjadi tempat persembunyian bakteri dan kotoran, dan mengakibatkan bakteri lebih mudah berkembang biak.

Artis dan influencer mom Shireen Sungkar turut berbagi cerita, buram dan penuh goresan botol sebelumnya memang ia anggap salah memilih merek botolnya, tapi belakangan dirinya sadar ternyata selama ini salah cara membersihkannya.

"Biasanya saya cuci botol pakai cara biasa, dengan air panas lalu dikocok-kocok. Aku pikir sudah cukup bersih, ternyata belum," ucapnya. Apalagi bila botol habis digunakan untuk susu, jus, kopi, atau teh. Ia sadar, botol yang kurang bersih berpotensi menjadi media pertumbuhan bakteri dan menimbulkan penyakit. Shireen juga menemukan, lama kelamaan botol berubah warna (buram) dan ada goresan tapi ternyata memang saya salah cara membersihkannya," sambungnya.

Baginya kebersihan wadah minuman dan makanan adalah prioritas, apalagi ia memiliki tiga anak yang harus dijaga kesehatannya. Menyambung hal itu, Salome Indra Cahya, Business Manager Home Care Division PT 3M Indonesia, menambahkan untuk tidak sembarangan dalam menjaga kebersihan botol minum.

Dalam kesempatan itu produk Scotch Brite Bottle Cleaner diklaim dapat menjawab persoalan itu.

"Ini paket komplit untuk ibu dalam membersihkan botol. Terutama untuk membersihkan botol anak, karena saluran cerna anak-anak sangat sensitif. Mereka gampang sekali mual, muntah, atau diare. Inovasinya ialah sabut 3M berwarna pink yang memiliki fungsi scrubbing power namun tidak menggores sehingga cepat bersih," pungkasnya. ima/R-1

Komentar

Komentar
()

Top