Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Steroid

Mewaspadai Bahayanya dalam Produk Kosmetik

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Jika Anda menggunakan produk kecantikan yang fungsinya memutihkan kulit, perhatikan apakah ada efek lain, misalnya tumbuh rambut-rambut halus atau tidak, karena bisa jadi ada kandungan steroid di sana.

Dokter spesialis kulit sekaligus Direktur Research and Development, PT Paragon Technology & Innovation, dokter Sari Chairunnisa, SpKK mengatakan steroid, khususnya tipe dermovate berfungsi sebagai anti radang, namun punya efek samping membuat kulit menjadi putih.

"Ada beberapa yang menjual steroid sebagai lotion pemutih untuk badan. Itu sebenarnya krim anti radang. Efek sampingnya hipopigmentasi atau putih. Dalam jangka panjang bisa berdampak sistemik," kata dia di Jakarta, Selasa (22/1).

Selain itu, biasanya juga muncul kehitaman dan stretchmark di bagian kulit yang diolesi streoid. Untuk itu, penggunaan steroid khususnya dermovate harus sesuai resep dokter.

Selain steroid masih banyak bahan di luar sana yang tidak aman namun digunakan dalam produk kosmetik. Bahaya yang muncul juga beragam sesuai bahannya.

Agar tak salah memilih produk, Sari menekankan masyarakat memastikan produsen jelas dan pada produknya sudah mendapatkan notifikasi BPOM dan MUI.

"Produk kosmetik aman, bagian dari halal. Halal di sini berarti menggunakan bahan baku yang aman bagi kulit dan sesuai hukum Islam, serta memiliki proses produksi yang sesuai dengan syariat Islam dan tidak menyakiti makhluk hidup lain. Bahaya kosmetik enggak aman bisa berdampak buruk bagi kulit, tergantung bahannya," ujar dia. pur/R-1

Perhatikan Efek Sampingnya

Krim steroid biasa dipakai untuk mengobati berbagai masalah kulit, seperti psoriasis, eksim, dermatitis, hingga vitiligo. Meskipun obat ini aman untuk digunakan, krim steroid dapat menimbulkan efek samping apabila terus menerus digunakan dalam dosis tinggi.

Berikut beberapa efek samping krim steroid yang tergolong paling umum.

  1. Kulit menipis

Mengoleskan krim steroid dosis tinggi hanya di satu tempat secara terus menerus dalam jangka panjang dapat menyebabkan kulit menipis akibat jaringan kulit di bawahnya melemah. Hal ini kemudian menyebabkan permukaan kulit tampak memiliki guratan merah keunguan, karena pembuluh kapiler melebar.

Menghentikan penggunaan krim dapat mengembalikan kondisi kulit seperti semula. Meski begitu, perlu berbulan-bulan sampai kulit bisa pulih sepenuhnya dari efek samping ini.

  1. Rosacea

Orang-orang yang berkulit putih rentan mengalami rosacea jika menggunakan krim steroid dosis tinggi dalam jangka panjang. Rosacea menyebabkan kulit memerah dan terasa sakit karena luka. Rosacea juga sering menimbulkan benjolan merah berisi cairan mirip jerawat, bernama pustula. Pustula sering muncul di hidung, pipi, dagu, dan dahi.

  1. Dermatitis kontak

Bagi beberapa orang, penggunaan krim steroid juga bisa menyebabkan dermatitis kontak, yakni iritasi atau peradangan kulit akibat kontak langsung kulit dengan zat penyebab alergi atau iritasi lainnya.

Kondisi ini umumnya tidak berbahaya bagi kesehatan, namun dapat menyebabkan kulit memerah atau melepuh, kulit kering, bengkak, bentol, dan gatal.

  1. Stretchmark

Penggunaan krim yang berulang di daerah yang mudah tergesek, seperti selangkangan dan ketiak, bisa menyebabkan stretchmark yang bersifat permanen atau sulit dihilangkan. Meski begitu, beberapa kasus stretchmark akibat krim steroid bisa memudar seiring berjalannya waktu.

  1. Sindrom Cushing

Pemakaian jangka panjang krim steroid juga bisa menyebabkan sindrom Cushing atau sering disebut hiperkortisolisme, yakni penyakit yang disebabkan peningkatan kadar hormon kortisol yang abnormal. Kondisi ini menyebabkan wajah tampak bulat (moon face) dan penumpukan lemak di area antara leher dan bahu (buffalo hump).

Pada sebagian kasus, efek samping krim steroid berkembang secara lambat dan gejalanya ringan. Namun, dalam kasus lain bisa juga berkembang dengan cepat dan lebih berat.

Ingat, meskipun obat ini aman untuk digunakan, krim steroid akan menimbulkan efek samping jika digunakan dalam dosis tinggi dan jangka panjang. Itu sebabnya, penting bagi Anda untuk berkonsultasi ke dokter lebih dulu sebelum menggunakan krim steroid untuk perawatan kulit Anda. pur/R-1

Seyogianya Anda Pertimbangkan

Menurut dokter Gloria Novelita, dari Klinik BeYouTiful, konsumen yang gemar membeli produk kecantikan dan perawatan kulit yang dijual online atau melalui Internet, sebaiknya lebih waspada.

"Saat ini saya banyak menaruh perhatian pada produk perawatan yang dijual melalui online shop, yang memberikan solusi instan namun berbahaya," ujarnya.

Produk kecantikan dan perawatan kulit yang dimaksud Gloria adalah jenis pemutih kulit serta penghilang jerawat, yang diduga mengandung aneka senyawa yang dapat membahayakan kesehatan penggunanya.

Sebut saja senyawa seperti merkuri, hidroquinon, serta asam retinoat dengan dosis tinggi, yang dikatakan Gloria banyak digunakan produsen obat untuk memberikan hasil yang cepat dan memuaskan.

Sebagian besar produk kecantikan dan perawatan kulit tersebut diduga tidak mendapatkan surat izin dari BPOM dan Kemenkes karena dianggap mengandung zat berbahaya.

"Memang benar, usai menggunakan obat-obat tersebut, kulit menjadi lebih cerah dan bebas jerawat dalam waktu singkat. Namun dampak selanjutnya bisa membahayakan," jelasnya.

Untuk penggunaan kosmetik atau produk perawatan yang mengandung hidroquinon dalam jangka waktu tertentu, dikhawatirkan dapat menyebabkan okromasi kulit.

"Okromasi itu deposit pigmen, tapi bukan pigmen melamin seperti biasa namun intensitasnya hampir permanen sehingga sulit sekali diobati," terangnya.

Penderita okromasi kulit biasanya memiliki wajah berwarna biru keabu-abuan, dan seolah-olah seperti terdapat pasir di bawah kulitnya.

Sementara itu kandungan merkuri pada kosmetik dan produk perawatan ditakutkan akan membawa bahaya sistemik pada tubuh.

"Merkuri itu bisa mengganggu ginjal dan merusak sistem saraf sehingga efek sistemiknya yang kita takutkan," katanya.

Gloria mengimbau agar konsumen menaruh curiga bila ada obat atau perawatan kulit yang menawarkan solusi kulit secara instan hanya dalam tujuh atau delapan hari. Karena pada kenyataannya obat yang baik harus bisa meregulasi kulit terlebih dahulu.

"Itu ada waktunya yaitu sekitar tiga kali siklus kulit. Satu kali siklus kulit itu sekitar 28 sampai 30 hari, jadi bertahap," jelas Gloria.

Perbaikan kondisi kulit dalam kurun waktu satu bulan dikatakan Gloria sudah tergolong wajar, namun bila dalam waktu kurang dari sebulan obat sudah menunjukkan hasil optimal, patut dicurigai.

Lebih lanjut Gloria menjelaskan, berdasarkan observasi yang dia lakukan, ciri-ciri produk perawatan kulit yang mengandung senyawa berbahaya memiliki bau khas, serta warnanya seragam.

"Pada krim pemutih itu terbagi jadi krim pagi dan krim malam. Kalau krim pagi warnanya kekuningan sementara untuk malam warnanya putih mutiara," papar Gloria.

Sementara itu, obat yang pada umumnya diberikan dokter kulit dan kecantikan pada umumnya berwarna putih untuk krim siang dan kekuningan untuk krim malam. pur/R-1

Komentar

Komentar
()

Top