Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Meteorit Jatuh di Lampung

Foto : Istimewa

Ilustrasi meteor jatuh

A   A   A   Pengaturan Font

Di luar angkasa berserakan batu meteor. Saat berpapasan dengan bumi sebagian tersedot menjadi meteor yang bercahaya di langit. Sebagian kecil jatuh ke tanah menjadi meteorit.

Meski setiap hari berton-ton meteor menghantam atmosfer karena gravitasi, jarang sekali yang jatuh ke bumi. Maka, meteor yang jatuh ke bumi, termasuk di Lampung beberapa waktu lalu, menjadi meteorit cukup menjadi perhatian.
Salah satu meteorit yang membuat heboh terjadi di Lampung Tengah. Sebelumnya ada yang jatuh di Tapanuli Tengah. Di Lampung Tengah, meteor menimpa rumah seorang warga bernama Mujilah di Dusun Astomulyo, Desa Mulyodadi, Kecamatan Punggur, pada Kamis (28/1) sekitar pukul 22:30 WIB.
Setelah mendengar suara benda jatuh, Mujilah dan suami langsung pergi ke dapur untuk melihat kejadian. "Saya sama suami langsung ke dapur. Di lantai ada batu," kata Mujilah kepada Antara.
Ia mengatakan, saat ditemui batu tersebut masih panas. Pada tempat batu jatuh tercipta lubang cekungan berdiameter 20 sentimeter dan berkedalaman enam sentimeter. Hal ini bisa menandakan kecepatan batuan luar angkasa saat menghunjam ke bumi.
Untuk memastikan benda yang jatuh merupakan meteorit, Institut Teknologi Sumatera (Itera) Lampung mengirimkantim peneliti. Salah satu peneliti dari jurusan Teknik Geologi, Danni Gathot Harbowo, mengatakan, meteorit tersebut masih bersuhu tinggi setelah sekitar 15 menit jatuh. "Batu meteor tersebut terlihat ada sisi hitam akibat pembakaran dan ada kandungan hidrat yang teroksidasi," katanya.
Sementara Itu, Dosen Program Studi Sains Atmosfer dan Keplanetan Itera yang juga peneliti di Observatorium Astronomi, Robiatul Muztaba,S.Si.,M.Si, memastikan, batuan yang jatuh di rumah Mujilah merupakan sebuah meteorit atau meteor yang jatuh ke bumi.
Hasil pengamatan batu tersebut memiliki beberapa ciri seperti meteorit. Batu ini memiliki kandungan logam atau lebih dikenal dengan stony-iron, serta memiliki sisi hitam di batuan akibat dari gesekan meteor dengan lapisan ionosfer di atmosfer.
"Sudah kami uji dengan magnet. Ketika ditemukan pemilik rumah, batu tersebut dalam kondisi hangat. Itu merupakan dampak bebatuan yang bergesekan dengan atmosfer. Ada proses pembakaran di sana," ujar dia seperti ditulis laman Itera.
Meteorit tersebut juga mengandung unsur hidrat yang memicu oksidasi atau semacam karatan. Hal ini ditunjukkan adanya bagian batu yang berwarna kekuningan. Batu tersebut menunjukkan adanya interaksi dengan air saat di luar angkasa.
"Terkait unsur-unsur detail batu meteorit ini akan kami analisis di laboratorium beberapa waktu ke depan. Mudah-mudahan bisa lebih cepat, sehingga bisa tahu unsur-unsur di dalamnya," katanya.

Terbakar
Menurut Kepala Lembaga Penerbangan Antariksa Nasional (Lapan), Thomas Djamaluddin, meteorit biasanya memiliki ciri bagian terbakar dan terkelupas. Ada juga lapisan tipis seperti kaca. Pada prinsipnya, meteorit sama saja dengan batu lain di bumi. Dia tidak mengandung racun atau radiasi.
"Jumlah batuan sisa pembentukan tata surya sangat banyak di antariksa. Sebagian besar meteor jatuh di lokasi yang jauh dari permukiman seperti lautan, hutan, atau gurun," tambahnya. Meteorit bisa jatuh, kata Thomas, karena berpapasan dengan bumi. Objek yang masuk dalam gravitasi bumi menjadi meteor dan lolos dari gesekan dengan ionosfer serta berhasil jatuh ke bumi. Dia kemudian disebut meteorit.
Namun demikian, Danni Gathot minta warga tidak menyalahgunakan batu meteorit tersebut. Misalnya, mengonsumsi air rendaman batu yang dilakukan beberapa orang. Hal ini karena dikhawatirkan masih adanya unsur-unsur radioaktif dari meteorit.
"Dikhawatirkan adanya unsur-unsur yang terkandung di meteorit, yang terkena panas, dan tekanan akhirnya meradioaktifkan beberapa unsur. Untuk itu kami akan teliti lebih lanjut," ujar Danni Gathot.
Lebih jauh Gathot menyebut, penemuan meteorit tersebut memang jarang. "Kami sudah membawa sampel batunya untuk diuji di laboratorium. Hasil analisis laboratorium akan kami sampaikan," katanya.

hay/G-1


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top