Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Metastasis Disebabkan Sel Nyaris Mati yang Hidup Kembali

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Penyebaran kanker ke organ lain atau metastasis merupakan "hantu" bagi pasien kanker. Sel kanker ini awalnya terbentuk di tumor utama saat awal terbentuknya kanker. Selanjutnya melepaskan diri darinya, bermigrasi ke organ lain, menempel padanya dan membentuk tumor baru.

Para peneliti di Université de Genève (Unige), Swiss, menemukan beberapa mekanisme munculnya sel-sel ini. Menurut mereka metastasis disebabkan sel-sel yang nyaris lolos dari kematian sel (apoptosis) setelah pengobatan kemoterapi. Sel-sel itu memprogram ulang diri mereka sendiri untuk memperoleh keterampilan metastatik.

Studi yang diterbitkan pada jurnal Cell Reports pada Maret 2022, berhasil mengidentifikasi sel metastatik selama migrasi yang disebut dengan PAME untuk sel prometastatik pasca-apoptosis. Diketahui juga bahwa perawatan tertentu dapat menyebabkannya, namun mekanisme yang tepat dari perkembangan mereka tetap menjadi misteri.

"Kami tidak tahu mengapa, pada saat tertentu, sel-sel tertentu terpisah dari tumor primer," jelas Ariel Ruiz i Altaba, profesor di Departemen Kedokteran dan Pengembangan Genetik di Fakultas Kedokteran Unige. "Fenomena ini sulit untuk dianalisis karena, sebelum mereka bermigrasi, tidak ada yang membedakan sel metastatik di masa depan, atau sel pro-metastatik, dari sel lain di dalam tumor," kata dia.

Tim Profesor Ruiz i Altaba yang terdiri dari dua mahasiswa pasca doktoral untuk penelitian ini, Arwen Conod (penulis pertama) dan Marianna Silvano, kini telah memberi beberapa jawaban. Berkat penelitian terbaru, para ilmuwan Unige ini telah menemukan bahwa pengalaman kematian yang akan segera terjadi dalam tumor primer mendorong sel-sel tertentu untuk memperoleh keadaan prometastatik.

Pengalaman mendekati kematian ini terjadi khususnya dalam konteks perawatan tertentu yang ditujukan untuk menghilangkan energi atau oksigen sel kanker. Tim mengamati bahwa sel-sel ini, yang seharusnya mati, memprogram ulang dirinya sendiri dan kemudian menghadirkan risiko metastasis yang tinggi.

Untuk mencapai kesimpulan ini, tim Unige menggunakan sampel tumor yang diambil dari dua pasien kanker usus besar. Sel tumor dari sampel ini kemudian ditransplantasikan ke tikus, di mana mereka tumbuh dan membentuk tumor baru.

Sel-sel ini mengalami pengalaman kematian yang akan segera terjadi yang menyebabkan stres retikulum endoplasma yang serupa dengan yang disebabkan oleh obat kemoterapi tertentu. Ini memungkinkan pengembangan sel PAME.

Para ilmuwan juga menemukan bahwa PAME memicu badai sitokin protein dan faktor lain yang memastikan komunikasi sel-ke-sel mendorong sel yang berdekatan menjadi PIM, untuk sel migrasi yang diinduksi PAME. PIM ini kemudian dikaitkan dengan PAME dan membantu mereka bermigrasi untuk membentuk metastasis.

Hasil saat ini membuka prospek baru yang menjanjikan untuk manajemen terapeutik, termasuk pencegahan perkembangan bidang pro-metastatik yang dihasilkan oleh perawatan tertentu.

"Saat ini, salah satu kriteria utama saat menentukan pengobatan adalah penyusutan tumor. Berkat penelitian kami, sel PAME sekarang muncul sebagai target terapi dan pencegahan metastasis yang potensial untuk diperhitungkan," simpul Profesor Ruiz i Altaba. hay/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top