Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Merawat Profesi Guru

Foto : koran jakarta/ones
A   A   A   Pengaturan Font

Dalam acara memperingati Hari Pendidikan Nasional 2018 lalu, Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) bidang Pendidikan Retno Listyarti menyebutkan bahwa dalam tri semester pertama tahun 2018 pengaduan terkait kekerasan fisik terhadap anak mencapai 72 persen. Kemudian, kekerasan psikis 9 persen, finansial 4 persen, dan seksual 2 persen. Sedang kekerasan seksual yang dilakukan oknum guru terhadap anak didik mencapai 13 persen. Jika demikan, ini akan mereduksi kredibilitas seorang guru yang seharusnya menjadi panutan.

Karakter Guru

Sederhananya, mayoritas guru masih belum tuntas di ranah karakter. Padahal, karakter adalah tolok ukur utama keberhasilan pendidikan. Pertanyaanya, jika guru saja tidak memiliki karakter, dapatkah mendidik anak menjadi berkarakter? Tentu, tidak bisa memberi jika tidak memiliki. Maka tak salah tatkala ada yang berpendapat, tidak ada anak nakal dan bodoh. Yang ada hanya guru yang belum bisa mengerti dan menyelami karakter murid (discovering ability).

Maka, guru sejak zaman Orde Baru sampai sekarang bukan lagi seperti dilukiskan Earl V Pullias dan James D Young dalam bukunya "A Teacher is Many Things. Intinya, guru sebagai sosok makhluk serbabisa dan memiliki kewibawaan tinggi di hadapan murid maupun masyarakat. Tapi guru sekarang lebih tepat sebagai sosok mimikri. Dia harus pandai-pandai menyesuaikan diri dalam berbagai situasi (Darmaningtyas: 2015: 144)

Oleh kaena itu, interaksi antara guru dan murid harus memiliki chemistry. Keduanya mesti saling terikat demi kesuksesan pengajaran dan pendidikan. Ini dalam artian, ketika murid dituntut menghormati guru secara optimal, guru pun demikian, juga respek ke siswa. Ada tanggung jawab besar yang juga harus dipenuhi guru sebagai sosok yang selalu digugu dan ditiru. Ini mulai dari cara mengajar, memecahkan masalah, dan bergaul. Guru dan murid memiliki ikatan batin yang saling bertautan.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top