Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Menyingkap Konsep Manusia sebagai Sistem Energi

A   A   A   Pengaturan Font

Pada awalnya, id hanya memberi energy pada gerak reflek. Namun banyaknya kebutuhan manusia, gerak reflek saja tidak cukup. Lalu, id mengalirkan energinya pada sistem ego yang bekerja pada tataran realitas dan rasional. Ego akan mencari cara yang masuk akal untuk memenuhi dorongan id. Namun, dengan sistem kerja demikian, terkadang ego menunda pemenuhan kebutuhan dengan lebih dulu mencari objek yang cocok dan cara masuk akal (hlm 40).

Dalam pelaksanaannya, ego juga diawasi superego, suatu sistem yang berkaitan dengan nilai moral. Ketika ego melakukan kesalahan, superego akan menghukumnya, kemudian menghasilkan rasa bersalah. Sedangkan bila perilaku yang ditampilkan tepat, superego akan mengapresiasi, menimbulkan rasa bangga. Hal ini analog seperti orang tua menyampaikan standar-standar tertentu kepada anaknya (hlm 54).

Hukuman pada ego oleh superego, membuatnya tidak melakukan pemuasan ketegangan dari id. Pada situasi ini, ego menjadi tertekan. Menurut Freud, tekanan yang dirasakan ego yang didapat dari dorongan id dan tidak dapat dipenuhi karena larangan superego merupakan sumber kecemasan manusia.

Dari dinamika ketiga sistem psikologis yang mengalirkan energi inilah kepribadian dan perilaku manusia dapat dijelaskan. Harari, dalam bukunya Sapiens menjelaskan, cara melihat manusia dipengaruhi kemajuan yang dicapai pada suatu masa. Freud yang hidup di zaman yang didominasi mesin, cenderung melihat manusia seperti sistem energi.

Dewasa ini, saat ditemukan komputer, psikologi kognitif menawarkan cara pandang baru yang menganalogikan manusia seperti komputer. Walaupun internet dan prosesor dengan kecepatan tinggi telah ditemukan yang membuat manusia menjadi makhluk sibuk dan tergesa-gesa, setidaknya buku ini masih relevan sebagai dasar menyingkap kepuasan semu yang ditawarkan dunia. Diresensi Rizal Kurniawan, Dosen Psikologi UNP

Komentar

Komentar
()

Top