Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Menyedihkan! Presiden Volodymyr Zelensky Merasa Ditinggal Sendirian saat Invasi Rusia Kian Memanas di Ukraina, Singgung Amerika Serikat dan NATO ke Mana?

Foto : Reuters

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky

A   A   A   Pengaturan Font

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengungkapkan keluhannya di tengah invasi yang dilancarkan Rusia memanas. Ia merasa negaranya diabaikan oleh Amerika Serikat (AS) dan Pakta Pertahanan Negara Atlantik Utara (NATO).

Zelensky mengatakan Ukraina dibiarkan sendiri dalam mempertahankan negaranya dari serangan Rusia yang melancarkan invasi besar-besaran. Kini, aksi tersebut tercatat telah menewaskan 130 warga Ukraina.

"Kita ditinggalkan sendirian untuk membela negara kami," kata Zelensky dalam pidatonya dalam video, dikutip AFP, Jumat (25/2).


"Siapa yang siap bertempur bersama kami? Saya tidak melihat siapapun. Siapa yang menjamin akses keanggotaan Ukraina ke NATO? Semua orang takut," lanjutnya.

Ia juga membeberkan laporan yang diterima hingga Kamis malam (24/2), setidaknya terdapat 137 warga Ukraina, baik personel militer maupun warga sipil tewas akibat serangan rudal Rusia. Sementara itu 316 orang lainnya terluka.

Orang nomor satu di Ukraina ini juga mengungkapkan "kelompok sabotase" Rusia juga telah memasuki ibu kota Kiev. Ia mendesak warga ibu kota untuk tetap waspada dan mematuhi jam malam yang telah ditentukan.

Zelensky juga menegaskan, dia dan keluarganya akan tetap berada di Ukraina, meski Rusia mengidentifikasi dia sebagai target utama mereka.

"Mereka ingin menghancurkan Ukraina secara politik dengan menjatuhkan kepala negara," tuturnya.

Sejauh ini, pasukan Rusia telah bergerak hampir ke seluruh kota strategis Ukraina, dengan mengklaim berhasil melumpuhkan 74 fasilitas militer di sana.

Selain itu, pasukan Rusia juga telah menguasai fasilitas nuklir Chernobyl di Ukraina utara, salah satu tempat terjadinya bencana nuklir paling parah di dunia. Aksi tersebut dilakukan pada hari pertama invasi dimulai.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Rivaldi Dani Rahmadi

Komentar

Komentar
()

Top