Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sejarah Perbudakan

Menyebar ke Jamaika, Kuba, dan AS

Foto : afp/ Xavier LEOTY
A   A   A   Pengaturan Font

Pada fase pertama revolusi Haiti, para budak yang memberontak tidak bertujuan untuk memutuskan hubungan dengan Prancis karena kemerdekaan atau otonomi adalah sesuatu yang pertama dituntut oleh pemilik budak pada saat itu, bukan para budak.

Setelah itu para budak secara bertahap menjadi sekutu kekuasaan kekaisaran. Mereka membantu mempertahankan koloni dari musuh-musuh Prancis sehingga memperoleh kebebasan dan hak-hak sipil.

Sejarawan Perancis Laurent Dubois dalam karyanya Avengers of the New World (2004) menulis bahwa pemberontakan budak di Saint-Domingue (Haiti) merupakan bencana paling mengerikan yang pernah menimpa sebuah kerajaan. Revolusi tersebut pada kenyataannya menimbulkan masalah besar bagi kerajaan-kerajaan kolonial saat itu, dan untuk waktu yang singkat hal ini menjadi model bagi jenis hubungan kerajaan lainnya.

Perang pembebasan nasional yang sesungguhnya baru dimulai di Saint-Domingue setelah pergantian abad. Emansipasi diperoleh pada tahun 1794 melalui aliansi dengan Republik Prancis, tetapi hanya diperoleh dengan kemenangan atas tentara Prancis pada tahun 1803.

Dengan demikian, penduduk negara baru Haiti terhindar dari nasib menyedihkan seperti penduduk negara Prancis lainnya yaitu Guadeloupe yang sebagian besar penduduknya diperbudak kembali pada tahun 1803.

Periode antara dua titik balik spektakuler ini didominasi oleh pemimpin legendaris Toussaint Louverture. Sebagai jenderal dan panglima tentara tertinggi di koloni tersebut, ia mengabdi pada Republik Prancis dengan melindungi Saint-Domingue dari penjajah asing.

Menjelang akhir tahun 1790-an, sebagai tokoh politik dan militer di koloni tersebut, ia mulai merumuskan kebijakan domestik dan internasional yang otonom. Dengan demikian ia meletakkan dasar bagi perjuangan kemerdekaan.

Menurut Louverture, untuk mempertahankan emansipasi, perekonomian perkebunan juga perlu dilestarikan dan para pemilik kebun kulit putih didorong untuk kembali, sedangkan para mantan budak membayangkan kebebasan dengan cara yang sangat berbeda. Namun Louverture mempertahankan dan menyempurnakan sistem kerja paksa agar mereka tetap bekerja di perkebunan yang menjadi penopang perekonomian.

Para sejarawan telah mengkaji bagaimana berakhirnya perbudakan menyebabkan konflik baru dan bentuk penindasan baru di masyarakat perkebunan seperti Jamaika, Kuba, dan Amerika Serikat. Apa yang terjadi di sini kemudian menjadi acuan dalam perdebatan tentang cara terbaik untuk beralih dari perbudakan menuju kebebasan. Penghapusan perbudakan di Saint-Domingue sendiri terjadi secara tiba-tiba karena tidak ada periode transisi bertahap di sini seperti yang terjadi di AS bagian utara.

Revolusi Haiti merupakan peristiwa transkultural yang unik. Penduduk Saint-Domingue pada abad kedelapan belas tidak hanya sebagian besar adalah budak, tetapi juga sebagian besar lahir di Afrika. Para budak datang dari berbagai daerah, dan juga memiliki latar belakang politik, sosial dan agama yang berbeda-beda, dan revolusi Haiti mengambil bentuk yang dibawa oleh orang-orang Afrika ini. hay/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top