Menuju Puncak "Pakuning Tanah Jawa"
Mereka yang beragama Islam juga bisa menunaikan kewajiban karena di sini pun ada sebuah masjid ukuran kecil, tetapi terjaga kebersihannya, atau sekadar duduk-duduk di petilasan syeik yang juga bersih.
Perjalanan selanjutnya, semakin tinggi untuk mencapai puncak. Di bagian puncak ini terdapat tanah lapang yang cukup luas. Di sini juga banyak pedagang yang menjajakan selain makanan dan minuman ada pula rebus-rebusan, di antaranya pisang dan jagung rebus. Makanan berat juga ada berupa pecel lele atau tongseng.
Di lapangan ini terdapat simbol utama "Pasak Bumi." Di sinilah letak Pakuning Tanah Jawa yang menjadi pantek pulau, sehingga tidak terseret arus samudera dalam posisi seakan menghadap atau menyambut kedatangan pengunjung. wid/G-1
Menjadi Destinasi Spiritual
Gunung Tidar tidak sekadar menjadi oase Kota Magelang, tetapi juga berkembang atau dikembangkan menjadi tujuan wisata spiritual. Hal ini mungkin berkaitan dengan foklor terdapat beberapa tempat keramat. Maka tak heran, setiap malam Jumat Kliwon masyarakat yang masih mempercayai tradisi seperti ini berbondong-bondong mendaki Gunung Tidar. Mereka tidak hanya datang dari Magelang, tetapi juga Semarang, Yogyakarta, Jakarta, Surabaya, bahkan Lampung.
"Saya setiap ke Temanggung, pasti mampir ke sini," ujar warga Lampung, Priyo (54) saat ditemui di puncak Gunung Tidar. Menurut pria beristrikan warga Temanggung ini, teman-teman sejarawan banyak menulis tentang tempat keramat yang ada di Gunung Tidar. "Di sini ada Syekh Subakir, Kiai Sepanjang, dan Kiai Ismoyo yang banyak dikunjungi," kata juru kunci ketiga petilasan tersebut, Ny Sutidjah.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Komentar
()Muat lainnya