![Menuju Green Economy Pertanian](https://koran-jakarta.com/images/article/phpb9gi_8_resized.jpg)
Menuju "Green Economy" Pertanian
![Menuju Green Economy Pertanian](https://koran-jakarta.com/images/article/phpb9gi_8_resized.jpg)
Dengan cadangan yang melimpah apakah masih memungkinkan menyerap gabah petani lokal? Produksi hasil perkebunan rakyat pun tidak beda jauh.
Nilai Tukar Petani (NTP) Perkebunan Rakyat merupakan gambaran pendapatan usaha petani dengan komoditas kelapa, kelapa sawit, rempahrempah, dll, dengan biaya yang dikeluarkan untuk produksi dan konsumsi rumah tangga petani.
Pada bulan Maret NTP Perkebunan Rakyat berada di bawah 100 atau tepatnya 96,07. Artinya, laju pertumbuhan konsumsi dan biaya produksi petani perkebunan rakyat masih lebih tinggi dari laju pertumbuhan pendapatan petani perkebunan rakyat. Bahkan di daerah Maluku Utara sebagai produsen rempah-rempah lebih miris lagi.
NTP petani perkebunan rakyat hanya 86, 16. Rempah-rempah yang menjadi kebanggaan dan rebutan negara-negara pada zaman dulu, sekarang mati suri.
Keadaan pertanian hortikultura tidak jauh beda, malah rentan dengan para spekulan. Di saat produksi melimpah harga menjadi sangat murah. Peternakan, perikanan, dan hasil hutan hampir sama. Mereka belum tersentuh oleh industri modern untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas pertanian.
Halaman Selanjutnya....
Komentar
()Muat lainnya