Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Menteri ESDM: Kelangkaan Solar Subsidi Dipicu oleh Disparitas Harga dan Gangguan Pasokan Minyak Global

Foto : ANTARA/Humas Kementerian ESDM

Menteri ESDM Arifin Tasrif berbincang dengan pengemudi truk saat melakukan inspeksi mendadak di SPBU 64.751.17, Jl Sentosa, Sungai Pinang, Samarinda, Kalimantan Timur, Kamis (7/4).

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif menyebutkandisparitas harga yang jauh antara solar subsidi dan nonsubsidi menjadi pemicu kelangkaan solar subsidi belakangan ini.

"Bandingkan saja Pertamina Dex (nonsubsidi) dengan Biosolar (bersubsidi) sekarang bedanya sekitar Rp8.000 per liter, cukup jauh bedanya. Akibatnya masyarakat yang seharusnya dapat (BBM subsidi) malah tidak kebagian," ujarnya dalam keterangan yang dikutip di Jakarta, Jumat (8/4).

Meski demikian, harga bahan bakar minyak di Indonesia merupakan salah satu yang termurah dibandingkan negara-negara di kawasan Asia Tenggara yang telah naik dua sampai tiga kali lipat belakangan ini.

Arifin menjelaskan bahwa salah satu faktor yang membentuk disparitas harga adalah gangguan suplai minyak global akibat konflik geopolitik Rusia dengan Ukraina, sehingga harga minyak dunia melambung tinggi.

Pada Maret 2022, harga minyak mentah Indonesia (ICP) telah menyentuh level 113,50 dolar AS per barel atau naik sebesar 17,78 dolar AS per barel dari sebelumnya 95,72 dolar AS per barel pada Februari 2022.

"Minyak-minyak Rusia diembargo tidak boleh keluar, akibatnya terjadi ketidakseimbangan suplai, sehingga harga minyak dunia tinggi dan susah didapat," jelas Arifin.

Namun, Menteri ESDM memastikan kuota bahan bakar minyak cukup saat Ramadhan dan Idul Fitri serta memberi sinyal adanya penambahan kuota hingga 10 persen sebagai bentuk antisipasi pemerintah terhadap permintaan yang meningkat karena kegiatan ekonomi yang juga meningkat.

Pada Kamis (7/4), Menteri Arifin bersama Direktur Utama PT Pertamina (Persero) NickeWidyawati melakukan inspeksi mendadak ke sembilanstasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatanguna memantau ketersediaan pasokan dan distribusi BBM di wilayah pertambangan dan perkebunan tersebut.

Arifin menekankan pihaknya akan meningkatkan pengawasan langsung guna mencegah kelangkaan, antrean, dan potensi penyalahgunaan selama Ramadhan dan Idul Fitri.

Menurutnya, pasokan dan konsumsi bahan bakar minyak bersubsidi jenis solar harus diperuntukkan secara tepat sasaran.

"Kami prioritaskan kendaraan-kendaraan yang memang mendapatkan solar subsidi bisa dipenuhi. Seharusnya mereka yang tidak berhak mendapatkan solar subsidi tidak menikmatinya biar tepat sasaran," tegas Arifin.


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top