![](https://koran-jakarta.com/img/site-logo-white.png)
Mensos Pimpin Bersih-bersih Kali Cikole
Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf bersih-bersih Kali Cikole di Ciomas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (8/2).
Foto: ANTARA/HO-Kemensos RIBOGOR - Dalam kunjungannya ke Kabupaten Bogor Sabtu (8/2), Menteri Sosial Saifullah Yusuf memimpin kegiatan bersih-bersih di Kali Cikole, Ciomas, Bogor.
Acara dilanjutkan berdialog dengan pilar-pilar sosial didampingi Penjabat Bupati Bogor, Bachril Bakri, di Aula Tegar Beriman, Cibinong, Bogor.
Seluruh pilar sosial mencapai 1.003 peserta. Mereka terdiri atas 332 pendamping PKH, 37 Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK), 20 Taruna Siaga Bencana (Tagana), satu Pelopor Perdamaian (Pordam), 28 Pendamping Rehabilitasi Sosial (Rehsos) dan 100 Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) dengan jumlah 521 pilar sosial.
Adapun pilar dari Dinas Sosial terdiri atas 250 Karang Taruna, 20 orang dari Lembaga Koordinasi Kesejahteraan Sosial (LK2S), 40 orang dari Pusat Kesejahteraan Sosial (Puskesos), 153 Pekerja Sosial Masyarakat (PSM), 19 Tagana, dengan jumlah 482.
Saifullah dalam kesempatan tersebut menyampaikan upaya mengejar target menghapus kemiskinan ekstrem.
“Kita ingin menghilangkan kemiskinan ekstrem dalam dua tahun ke depan,” katanya. Dia menyebutkan saat ini masih terdapat sekitar 3 juta rakyat dalam kondisi kemiskinan ekstrem.
Kemiskinan secara nasional saat ini berada di angka 8,57 persen. Sedangkan presiden menargetkan angka tersebut turun menjadi di bawah lima persen akhir masa jabatan tahun 2029. “Ini target luar biasa. Belum pernah kemiskinan turun lebih dari satu persen setiap tahun,” katanya.
Dalam periode kepemimpinan Presiden Jokowi, angka kemiskinan Indonesia turun 2,2 persen dalam 10 tahun. Jumlah penduduk miskin berkurang 3,06 juta orang. Dia menyebutkan untuk menekan angka kemiskinan diperlukan langkah-langkah terencana disertai data akurat.
Selain itu, perlu dilakukan secara sinergisitas dan terpadu melalui Kementerian Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat.
“Tinggal sekarang kita semua ini harus bekerja dengan pola-pola baru. Ego sektoral harus dihilangkan. Kebersamaan antarpemerintah, baik kementerian, lembaga tingkat pusat maupun daerah juga harus terpadu,” ujarnya.
Di samping itu, lanjut Syaifullah, perlu memaksimalkan peran-peran pihak lain di luar pemerintahan dalam mendukung pemberantasan kemiskinan.
“Kami kerja sama dengan Baznas segala macam. Jadi kalau kita hanya mengandalkan uang pemerintah, seberapa pun besarnya, tidak cukup,” katanya. Ant/G-1
Berita Trending
- 1 Pulau Tabuhan, Surga Mungil di Selat Bali
- 2 Leyton Orient Berharap Kejutkan City
- 3 Anggota Komisi IX DPR RI Pastikan Efisiensi Anggaran Tak Kurangi Layanan Kesehatan Warga
- 4 PPATK Koordinasi ke Aparat Penegak Hukum terkait Perputaran Uang Judi Online Rp28,48 Triliun Jadi Aset Kripto
- 5 Menteri Kebudayaan Fadli Zon Kunjungi Masjid Sultan Suriansyah Banjarmasin
Berita Terkini
-
BPJS Kesehatan Cabang Kediri Menjelaskan 144 Diagnosis Penyakit yang Ditangani FKTP
-
Sebelum Ditunjuk Jadi Dirut Bulog, Novi Helmy Dapat Kenaikan Jabatan
-
BBM Subsidi Era Digital, Penerapan QR Code Diklaim Efektif Atur Distribusi
-
Pengurus Baru ILUNI FHUI Tancap Gas Realisasikan Program Kerja
-
Agus Hartono, Tahanan Korupsi yang Kepergok Plesiran dan Makan Bersama Keluarga, Wajib Bayar Uang Pengganti Rp67 Miliar