
Menkomdigi Apresiasi FJPI sebagai Wadah Jurnalis Perempuan Perjuangkan Hak-haknya
Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid
Foto: antara fotoJAKARTA - Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid mengapresiasi Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) yang menjadi wadah bagi para jurnalis perempuan dalam memperjuangkan hak-haknya.
“Saya mengapresiasi FJPI yang telah menjadi wadah bagi para jurnalis perempuan dalam memperjuangkan hak-hak, meningkatkan kapasitas, ini yang menjadi amat penting karena peningkatan kapasitas bagi perempuan kurang di berbagai profesi, tidak hanya jurnalistik termasuk di politisi, dan wadah seperti ini menurut saya amat baik untuk membantu teman-teman perempuan lebih berdaya di bidang jurnalistik,” ujar Meutya pada keterangannya, Minggu (16/2).
Menurut dia peningkatan kapasitas profesional bagi perempuan di berbagai profesi, termasuk jurnalistik, masih sering terabaikan. Oleh karena itu, peran FJPI sangat vital dalam memberdayakan perempuan di bidang ini.
“Karena di kantor-kantor media juga dahulu sangat didominasi laki-laki, sekarang jadi bisa ada tempat berhimpun, tempat berpikir bersama, tempat mungkin sama-sama dari curhat kemudian membuat sebuah kebijakan-kebijakan yang lebih ramah terhadap perempuan di bidang jurnalistik,” kata Menkomdigi.
Meutya menegaskan bahwa keberadaan FJPI juga memperkuat solidaritas di tengah dinamika industri media yang terus berkembang.
FJPI dianggap sebagai bukti bahwa perempuan memiliki peran strategis dalam menjaga kebebasan pers dan demokrasi di Indonesia. Dalam situasi media yang tengah menghadapi kesulitan, jurnalis perempuan dinilai memiliki resiliensi yang tinggi untuk terus berjuang.
Menkomdigi juga berharap FJPI dapat terus menjadi mitra strategis bagi Kemkomdigi dalam mendukung dan menyebarluaskan kebijakan pemerintah, terutama yang berkaitan dengan isu-isu krusial.
Lebih lanjut, Meutya menyoroti tantangan besar yang dihadapi masyarakat di era digitalisasi, yakni misinformasi dan disinformasi.
Ia berharap FJPI dapat terus berperan aktif dalam menyaring berita dan membantu masyarakat membedakan informasi yang benar dari yang salah.
“Titipan saya kepada FJPI untuk terus ke depan membantu masyarakat agar dapat lebih mudah menyaring berita-berita misinformasi dan disinformasi dari berita-berita yang benar dan baik,” tambahnya.
Berita Trending
- 1 Kemenag: Kuota 1.838 Jemaah Haji Khusus Belum Terisi
- 2 Kabupaten Meranti mulai laksanakan Program Makan Bergizi Gratis
- 3 Klasemen Liga 1 Setelah Laga-laga Terakhir Putaran ke-23
- 4 Pram-Rano Akan Disambut dengan Nuansa Betawi oleh Pemprov DKI
- 5 Dirut BPJS: Syarat Kepesertaan JKN Bukan untuk Mempersulit Jemaah Haji