Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Leadership

Menjadi Pemimpin Tangguh dalam Organisasi

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Nyaris dalam semua lini kehidupan membutuhkan pemimpin, terlepas dari pemimpin formal maupun nonformal. Namun, yang paling didambakan orang-orang yang dipimpin adalah ketangguhan pemimpin.

Menjadi pemimpin, apapun bentuk organisasinya, setidaknya dibutuhkan ketangguhan dalam menghadapi segala bentuk perubahan. Demikian dikemukakan Farid Poniman, pengamat kepemimpinan dari Kubik Leadership Jakarta.

"Setidaknya seorang pemimpin mesti siap menghadapi tantangan baik dari dalam organisasi, maupun di luar organisasi," ungkapnya.

Tantangan pertama, adalah pengembangan efektivitas manajerial. Pengembangan efektivitas manajerial adalah tantangan untuk mengembangkan keterampilan yang relevan, diantaranya manajemen waktu, manajemen prioritas, pemikiran strategis, pengambilan keputusan dan peningkatan produktivitas agar lebih efektif di tempat kerja.

Pastikan Anda sebagai pemimpin terlibat dalam kegiatan yang mendukung tujuan bisnis atau organisasi yang Anda pimpin, baik jangka pendek maupun jangka panjang.

Stephen Covey, penulis First Things First, memberikan saran berupa alat yang dapat membantu Anda dalam mengerjakan daftar pekerjaan Anda berdasarkan pada seberapa penting dan mendesaknya tugas tersebut.

"Kedua, tantangan dalam memberikan inspirasi. Pemimpin identik dengan pengaruh, terutama pengaruh yang memberikan inspirasi bagi para bawahan mereka," jelasnya.

Visi dan misi sangat penting untuk memungkinkan orang lain merasa seolah-olah pekerjaan mereka memiliki tujuan dan makna di luar tugas yang mereka lakukan setiap hari.

Pemimpin yang baik tetap memiliki rasa ingin tahu yang besar secara intelektual dan bertekad untuk belajar.

Ketiga, tantang dalam mengembangkan kualitas kinerja karyawan. Organisasi akan semakin maju jika dikembangkan oleh orang-orang yang berkualitas sesuai bidang dan keterampilan mereka.

"Kunci untuk mengembangkan karyawan secara aktif adalah menetapkan tujuan yang relevan dan yang dapat dicapai," urainya.

Keempat, tantangan dalam memimpin tim. Tantangan khusus ini termasuk bagaimana menanamkan kebanggaan terhadap tim yang akan mendukung kerja sama tim, bagaimana memimpin tim besar dan apa yang harus dilakukan saat mengambil alih sebuah tim baru.

Buat atmosfer kerja dalam tim yang menyenangkan, tidak terlalu serius atau tegang, namun tetap to the point pada tujuan dan sasaran organisasi yang telah disepakati bersama.

"Kelima, tantangan dalam menghadapi perubahan," tukasnya.

Perubahan itu akan selalu ada. Tidak ada yang bisa kita lakukan untuk mencegah perubahan itu. Kita hanya bisa meminimalkan dampak negatifnya dan bersiap-siap lebih awal jika memungkinkan.

Perubahan akan menjadi momentum perkembangan jika Anda dan anggota tim menyikapinya dengan pandangan positif. gma/R-1

Pilih yang Tidak Bermasalah

Dalam kesempatan yang berbeda, sebagai contoh kasus terkait persoalan kepemimpinan, belum lama ini, RUPS PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (Bank BJB) rencananya bakal digelar dalam waktu dekat.

Sehubungan dengan persaingan di sektor perbankan yang kian ketat, para pemegang saham diwanti-wanti agar memilih pemimpin, dalam hal ini direktur utama (dirut) dengan rekam jejak terbaik dan visi kepemimpinan yang kuat.

Menanggapi hal itu pegiat Bank Daerah Watch (BDW), AK Supriyanto, menuturkan para pemegang saham perlu mencermati penyelidikan perkara dugaan penyalahgunaan kewenangan di Bank BJB oleh Direktorat Kriminal Khusus Polda Jawa Barat. Sebab, berdasarkan SP LIDIK/294/III/2019/DITRESKRIMSUS Polda Jabar, salah satu kandidat dirut dikabarkan ikut diperiksa, meskipun kapasitasnya masih sebatas saksi.

Kasus dugaan penyalahgunaan wewenang itu disebut-sebut terkait dengan pelaksanaan fungsi manajemen risiko yang kurang berjalan dengan baik di dalam Bank BJB, seperti munculnya kredit bermasalah dan praktek percaloan kredit pensiun di Bandung maupun kredit pegawai di Jakarta.

Menurut informasi yang diterima BDW, OJK sebelumnya juga telah menemukan pelanggaran Standard Operating Procedure (SOP) di berbagai tingkatan, baik dalam hal operasional kredit maupun operasional bank.

"Jika para pemegang saham tidak berupaya untuk memetakan seluk beluk perkara hukum ini, Bank BJB akan memiliki risiko reputasi yang serius," kata Supriyanto di Jakarta, Minggu (28/4).

Soal lain yang menjadi sorotan BDW adalah adanya informasi mengenai pergantian pejabat-pejabat dalam Bank BJB yang terkesan masif dalam beberapa bulan terakhir.

Mengingat pemimpin tertinggi BJB saat ini bersatus Plt (Pelaksana Tugas) Dirut, pergantian-pergantian tersebut dapat memunculkan isu konflik kepentingan ketika sang Plt Dirut juga ikut mencalonkan diri untuk jabatan Dirut.

"Pergantian secara besar-besaran dalam waktu cepat berpotensi membahayakan sistem yang sudah berjalan baik pada organisasi manapun. Dalam industri perbankan, rotasi perlu dilakukan dengan hati-hati. Jika pergantian pejabat dalam posisi tertentu memerlukan ijin dari Dewan Komisaris dan OJK, maka yang harus diurus dahulu adalah persetujuan dari lembaga-lembaga itu dulu, bukan pergantiannya," jelasnya.

Lebih lanjut, Supriyanto mengingatkan Bank BJB memiliki tantangan berat untuk mempertahakan posisinya sebagai bank daerah dengan market terbesar. Pasalnya, bank-bank nasional maupun bank asing ke daerah makin agresif dalam melakukan penetrasi pasar perbankan di daerah.

"Jangan sampai calon terbaik dikalahkan calon bermasalah melalui lobi-lobi tak sehat ke para pemegang saham. Salah pilih dirut bukan hanya merugikan Bank BJB ke depan, tapi juga mengkhianati masyarakat Jawa Barat sebagai stakeholders terpenting," urainya.

Sebelumnya, Syahrir, Ketua Komisi I DPRD Jabar, mengingatkan kepada jajaran Komisaris dan Direksi Bank BJB yang akan melakukan RUPS untuk melakukan pembahasan secara optimal terkait kinerja bank itu.

"Jangan sampai pemilihan Dirut Bank BJB sarat kepentingan politik atau pribadi. Hal ini dapat mencederai martabat Bank kebanggaan warga Jabar," katanya.

Syahrir menilai kinerja bank BJB bilamana dilihat dari pertumbuhan bisnis tidak menunjukkan peningkatan, padahal target bisnis sudah dikecilkan.

"Info periode bisa dicek dari pencapaian target di cabang-cabang, sebagian besar tidak tercapai dan berbeda dengan semangat pencapaian target di tahun sebelumnya," tukasnya.

Kualitas pelayanan nasabah dirasakan menurun, seiring dengan penurunan motivasi dan semangat/gairah kerja pegawai yg disebabkan suasana kerja yang tidak kondusif, kredit menurun dan penghimpunan dana didominasi deposito, sedangkan penyaluran kredit diberikan dengan NIM yang tipis. Selain minimnya target, sejumlah catatan juga diberikan Syahrir terkait kurang efisien dan sinerginya antar hubungan intra lembaga di BJB.

"Budaya perusahaan Go Spirit tidak dilanjutkan, seperti program penguatan budaya, program ide kreatif dan inovatif, execution program, budaya hidup sehat, program literasi BJB pustakaku, program pegawai berakhlak mulia, sehigga tanpa disadari kurang keharmonisan diantara pimpinan dan bawahan apalagi menjadi change champion/change leader bagi pegawai Bank BJB terjadi kembali," pungkasnya. gma/R-1

Komentar

Komentar
()

Top