Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Meningkatkan Rasa Nasionalisme Lewat Media Sosial

Foto : Istimewa.

Ilustrasi media sosial.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Di era digital, terlebih setelah hadirnya media sosial, gaya komunikasi berubah drastis. Media sosial telah menjadi 'dunia' tersendiri yang tanpa sekat dan batas.

Menurut Rektor Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta (UPNVJ), Erna Hernawati, hadirnya media sosial harus bisa dimanfaatkan untuk menumbuhkan rasa nasionalisme. Karena, kini media sosial sudah jadi 'medan pertempuran' tersendiri.

"Saya yakin dengan media sosial kita bisa meningkatkan rasa nasionalisme kita. Kita jaga terus NKRI sebagai negara kesatuan. Salah satunya lewat media sosial," kata Erna dalam keterangan tertulisnya yang diterima Koran Jakarta, Rabu (17/2).

Kenapa media sosial harus didayagunakan untuk meningkatkan rasa nasionalisme, karena kata Erna, pertumbuhan pengguna internet di Indonesia begitu melesat jauh. Berdasarkan hasil survei, pengguna internet di Indonesia sudah mencapai, 169,7 Juta.

"Ini mencapai 73,7 persen dari populasi kita. Ini data portal ke 2 tahun 2020. Dan pengguna media sosial mencapai 150 juta," ujarnya.

Sangat penting, lanjut Erna, kalangan perguruan tinggi untuk ikut menyemaikan rasa nasionalisme lewat media sosial. Jangan sampai kemudian, media sosial itu isinya lebih banyak yang memberi efek negatif. Terutama bagi kalangan generasi muda.

"Pengaruh dari media sosial itu ada yang positif dan negatif. Dan itu merupakan hal yang dapat kita rasakan. Maka sangat penting mendorong perilaku yang bijak dalam menggunakan media sosial. Kalangan perguruan tinggi, mempunyai tanggung jawab akan hal itu," katanya.

Sementara itu, pakar politik keamanan yang juga Guru Besar Unpad, Profesor Muradi, mengatakan ada beberapa pendekatan dalam sosial media dan nasionalisme. Salah satunya juga terkait dengan imagine community.

"Imagine community menjadi cermin warga negara yang akan datang, kemudian menjadi kebenaran hari ini, orang dalam posisi imaji yang masyarakatnya tidak mudah untuk diatur," katanya.

Terkait dengan penggunaan internet, Muradi mengatakan, saat ini dilihat dari struktur umur penduduk di Indonesia, lebih banyak didominasi oleh generasi Z atau generasi milineal. Generasi ini yang akan banyak mempengaruhi Indonesia dalam lima sampai sepuluh tahun ke depan.

"Dan pada tahun 2020, Indonesia mengalami kenaikan pengguna internet. Ada sekitar 175 juta pengguna internet. Hampir ada kenaikan 10 juta," ujarnya.

Sedangkan terkait dengan bela negara, Muradi mengutip hasil survei dari Gallup. Kata dia, menurut hasil survei Gallup, Indonesia warga negaranya tidak lebih baik dibandingkan dengan China, Filipina terkait dengan fight for country.

"Kita kalah jauh dengan Pakistan, Indonesia belum mau untuk fight for country. Jadi survei ini bisa menjadi evaluasi untuk Indonesia, bahwa masyarakatnya hanya 70 persen yang mau berperang. Terkait bela negara, saya kira balancing antara nasionalisme dan bela negara itu harga mati. Tidak bisa dinegoisasi karena bela negara bukan wajib militer, bela negara adalah kewajiban bagi warga negaranya. Tidak ada pilihan menolak," ujarnya.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Agus Supriyatna

Komentar

Komentar
()

Top