Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Senin, 12 Feb 2018, 01:00 WIB

Menikmati Rujak Cingur Cak Durasim

Foto: koran jakarta/selocahyo

Rujak adalah makanan berbumbu yang terdiri dari campuran sayuran, buah, dan bahan lainnya. Sajian ini mudah ditemukan di Indonesia, Malaysia, dan Singapura.

Di Indonesia sendiri terutama di Jawa Timur punya beragam jenis rujak menurut daerah, dengan kekhasan rasanya masing-masing, seperti rujak manis, rujak petis, rujak gobet, rujak soto, rujak tahu, dan rujak cingur.

Lezat Padat

Rujak cingur adalah salah satu menu kuliner yang paling identik dengan Kota Surabaya. Sesuai namanya, "Cingur" yang dalam bahasa memiliki arti mulut, menunjukkan bahan utama sajian lezat nan pedas ini yang menggunakan irisan cecek atau moncong sapi.

Terdiri dari daging cingur, irisan tempe dan tahu, sayuran dan buah seperti bengkuang, tauge, nanas, kedondong, pencit (mangga muda), kangkung, kacang panjang, lontong serta bumbu rujak.

Rujak cingur bisa dinikmati dalam dua cara penyajian, yaitu penyajian 'biasa' dan 'matengan'. Rujak cingur 'biasa' disajikan dengan semua bahan yang lengkap.

Sedangkan 'matengan' hanya terdiri dari bahan-bahan yang dimasak matang saja tanpa buah-buahan, seperti lontong, tahu dan tempe goreng, kerahi godok, dan sayur kangkung, kacang panjang, taoge yang telah digodok. Namun kedua jeni rujak cingur ini menggunakan bumbu yang sama.

Bagi penggemar atau yang ingin mencoba rujak cingur, wajib hukumnya mampir ke warung rujak cingur Ibu Robi Genteng Durasim. Depot di Jalan Genteng Durasim ini telah buka sejak zaman Jepang, tepatnya 1942. Menu andalannya tentu rujak cingur yang terkenal dengan racikan bumbu petisnya yang super nikmat. Ya, keistimewaan

Rujak Cingur Genteng Durasim adalah bumbu rujaknya yang menggunakan petis buatan sendiri. Petis udang dalam bumbu rujaknya sangat terasa. Melumuri sajian rujak cingur dalam porsi besar dengan sayuran yang cukup banyak.

Daging cingurnya sendiri juga empuk dan lembut dalam rongga mulut, semakin lezat dengan taburan bawang gorengnya yang nikmat. Pengunjungpun bebas memilih, ingin menikmati rujak versi biasa atau matengan.

Keunikan lain warung yang menghabiskan 12 kilogram daging cingur setiap hari ini adalah cobek yang digunakan untuk membuat bumbu. Cobek batu tersebut telah digubanan sejak warung Bu Robi buka, dipesan khusus dari seorang perajin cobek di Magelang, Jawa Tengah.

Bahan-bahan

- Secukupnya cingur

- 2 iris tahu dan tempe goreng

- 1 buah timun

- 1/2 ikat kangkung rebus

- 1 buah mangga muda

- Krupuk

- Bawang Goreng

Bahan Bumbu Rujak

- 5 sendok makan kacang tanah goreng

- 6 cabe rawit atau sesuai selera

- Gula

- Garam

- 1 buah pisang klutuk muda

- Petis udang atau petis madura

- Sedikit asam jawa

Cara membuat :

Cuci bersih cingur, rebus sampai empuk, lalu beri garam. Ulek kacang tanah goreng, cabe, irisan pisang klutuk, gula, garam, sambil tambahkan sedikit air sampai halus. Tambahkan petis udang atau petis madura, dan asam jawa.

Masukkan irisan timun, serta tahu dan tempe yang telah digoreng, kangkung rebus, dan irisan cingur. Aduk rata, sajikan dalam piring dengan kerupuk dan bawang goreng.SB/E-6

Sop dan Rawon Buntut

Selain menyediakan rujak cingur, pengunjung depot Bu Robi Genteng Durasim juga menikmati pilihan menu lain seperti sop buntut, sayur asem, rawon, lontong mie, nasi pecel empal, dan nasi campur ayam.

Menu lain yang terkenal dan banyak disukai pengunjung adalah rawon buntut dan sop buntut. Sop buntut Genteng Durasim begitu gurih, dengan rempah bumbunya yang sangat terasa dalam kuahnya yang hangat. Sensasi santap makin lengkap dengan irisan wortel segar, taburan bawang goreng dan nasi hangat yang mengepul.

Sementara bagi penggemar rawon dijamin akan ketagihan dengan rawon buntut depot ini. Tak hanya daging buntutnya yang empuk kenyal nan gurih, kuah rawonnya pun berbeda.

Ya, selain rasa khas bumbu kluwek, ada sensasi manis di ujung lidah dalam kuah rawonnya. Lezatnya sulit dilukiskan, walau daging dalam mangkok telah habis, tak henti tangan menyendokkan kuahnya hingga surut tak berbekas. SB/E-6

Redaktur:

Penulis: Selocahyo Basoeki Utomo S

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.