Mengunjungi Basilika Santo Petrus
Foto: koran jakarta/selocahyo basukiSalah satu destinasi favorit di balik tembok benteng Vatikan adalah Basilica Papale di San Pietro atau Basilika Kepausan Santo Petrus.
Bangunan ini adalah basilika utama Katolik di Vatikan, yang diklaim sebagai gereja terbesar yang pernah dibangun. Area basilika mencapai luas sekitar 25 ribu meter persegi, dengan kapasitas lebih dari 60 ribu jemaat. Saking luasnya, pembangunan salah satu situs tersuci dalam kekristenan ini dimulai pada 1506 dan baru rampung satu abad lebih kemudian, pada 1626.
Pada 326 Masehi, Basilika Santo Petrus Lama dibangun atas perintah Kaisar Kristen pertama Konstantin I, di tempat Santo Petrus menjadi martir. Seribu tiga ratus tahun kemudian, bangunan ini mulai runtuh, lalu Paus Nikolas V memerintahkan agar dibangun sebuah basilika yang baru, yang baru dimulai pada masa jabatan Paus Julius II, 1506.
Tradisi mengatakan bahwa tempat bangunan ini merupakan tempat Santo Petrus, salah satu rasul Yesus dan dianggap sebagai Paus pertama, disalibkan dan dikuburkan. Gereja ini merupakan tempat penguburan Santo Petrus tepatnya di bawah altar utama. Beberapa paus lain juga dikubur di dalam dan di bawah basilika ini.
Oleh karena itu, Basilika Santo Petrus menjadi salah satu dari empat basilika penting atau disebut juga empat basilika kepausan. Ketiga basilika lainnya adalah Basilika Agung Santo Yohanes Lateran, Basilika Santo Paulus di Luar Tembok dan Basilica di Santa Maria Maggiore. Ketiganya bersama dengan Basilica di San Lorenzo fuori le Mura (Basilika Santo Laurensius di luar tembok, dikenal sebagai "lima basilika utama" Roma, dihubungkan dengan lima Takhta Patriark kuno dari dunia Kristen (Pentarki).
Seniman Renaissance terbesar dalam sejarah seni Eropa, Michelangelo, telah berusia 72 tahun, diminta menyumbangkan karya-karyanya untuk mengisi Basilika Santo Petrus. Tak heran, di banyak bagian sudut bangunan pengunjung akan dengan mudah menemukan hasil karya penggagas studi anatomi manusia itu. Bagian interior gereja tampak menakjubkan dengan dinding yang dipenuhi karya pahatan serta lukisan indah. Selain itu terdapat juga puluhan patung orang-orang suci yang terbuat dari batu marmer.
Sementara pada bagian bawah tanah Basilika, terdiri dari lorong-lorong panjang dengan lukisan-lukisan klasik yang digantung di sepanjang dinding.
Dalam situs yang dikenal dengan sebutan The Grottoes ini, terdapat beberapa kapel dan juga makam para orang suci dan Paus, termasuk makam dari Paus Yohanes Paulus II. Pengunjung harus rela antre cukup panjang untuk masuk ke situs yang dipercaya sebagai tempat makam asli dari Santo Petrus tersebut. Serunya, untuk menikmati seluruh peninggalan sejarah yang ada, pengunjung tidak perlu mengeluarkan biaya tiket masuk.
Ingin menyaksikan keindahan Kota Roma dari ketinggian? Wisatawan dapat melakukannya di puncak kubah Basilika Santo Petrus, yang disebut Cupola. Dari ketinggian ratusan meter, kita akan menikmati pemandangan Roma yang cantik, didominasi bangunan-bangunan berwarna pastel, dan dikelilingi pepohonan hijau.
Untuk mencapai puncak kubah memang tidak mudah. Pengunjung harus membayar beberapa euro untuk sampai ke balkon Cupola melalui 320 anak tangga. Sedangkan bagi pengunjung yang ingin mencapai puncak dengan lebih mudah, bisa membayar lebih untuk menggunakan fasilitas lift yang disediakan.
Meski melelahkan, dijamin jerih payah yang dikeluarkan akan terbayar sesampai di atas. Sambil menikmati terpaan angin yang sejuk di balkon Cupola, melihat ke arah bawah pengunjung akan melihat bentuk Kota Vatikan yang seperti anak kunci. Sementara pada bagian dalam puncak, kita juga bisa menyaksikan karya mozaik yang indah pada langit-langit ruangan.
Museum
Jauh-jauh ke Vatikan, wajib hukumnya bagi para penggemar karya seni untuk berkunjung ke Museum Vatikan. Dari Basilika Santo Petrus, wisatawan cukup berjalan kaki sekitar 10 menit untuk sampai museum yang berada dekat gerbang masuk Vatikan sisi utara tersebut.
Musei Vaticani atau Museum Vatikan, menampilkan karya-karya koleksi kaya Gereja Katolik Roma. Jutaan orang setiap tahun berkunjung untuk mengagumi koleksi museum yang dibangun oleh Paus Julius II pada abad ke-16 itu. Kapel Sistina dan Stanze della Segnatura yang didekorasi oleh Raphael, berada di rute perjalanan menuju Museum Vatikan.
Asal mula Museum Vatikan bisa ditelusuri pada sebuah patung marmer yang dibeli 500 tahun yang lalu. Patung Laocoön (nama seorang pemimpin agama yang, menurut Mitologi Yunani) ditemukan pada 1506 di sebuah kebun anggur dekat Basilika Santa Maria Maggiore di Roma. Paus Julius II mengirim Giuliano da Sangallo dan Michelangelo Buonarroti yang sedang bekerja di Vatikan untuk meneliti penemuan tersebut. Berdasarkan rekomendasi mereka, Sri Paus segera membeli patung itu dari sang pemilik kebun anggur. Sri Paus memamerkan Patung Laocoön dan putra-putranya dalam cengkeraman seekor ular laut kepada publik di Vatikan tepat sebulan semenjak penemuan patung tersebut.
Koleksi museum antara lain beberapa lukisan Caravaggio, termasuk lukisan Pemakaman, Lukisan wajah Santo Hieronimus karya Leonardo da Vinci, Karya-karya pelukis Fra Angelico, Giotto di Bondone, Raphael, Nicolas Poussin dan Titian. Koleksi terkenal Raphael di antaranya lukisan "Pendidikan Athena".
Selain itu, ada marmer merah takhta Sri Paus, yang dulunya disimpan di Basilika San Giovanni di Laterano.
Pengunjung museum juga melihat peta-peta topografi seluruh wilayah Italia, di bagian Galeri Peta. Peta-peta tersebut dilukis di dinding sepanjang 120 meter oleh biarawan Ignazio Danti dari Perugia, Ignazio Danti membutuhkan waktu tiga tahun (1580-1583) untuk menyelesaikan 40 panel peta itu. Selain itu terdapat dekorasi yang ada di langit-langit berbentuk kubah, karya seniman-seniman aliran Mannerisme seperti Cesare Nebbia dan Girolamo Muziano.
Sempatkan masuk ke Sistine Chapel atau Kapel Sistina, sebuah ruangan di museum yang menyimpan karya kontroversial dari Michelangelo, berjudul "The Last Judgementâ". Sang pelukis Michelangelo banyak mendapat kritik karena lukisan yang menggambarkan hari kiamat itu banyak menampilkan gambar orang tanpa busana. Kapel Sistina juga merupakan ruangan penting dalam aktivitas kepausan, karena digunakan sebagai tempat berkumpul para kardinal gereja Katolik dalam rangka pemilihan Paus.
Wisatawan dari Jakarta dapat naik Garuda Indonesia (tripair/ dioperasikan bersama Qantas dan British) dari Bandara Soekarno Hatta ke Bandara Leonardo da Vinci (FCO). SB/E-3
Geografis Terunik di Dunia
Setiap negara di semenanjung Eropa memiliki sejarah kebudayaan dan ekonomi yang panjang. Sejak gereja pertama dibangun di atas tempat yang diperkirakan sebagai makam Santo Petrus, di cikal bakal Kota Roma, Italia, pada tahun 326, para Paus dalam peran sekuler mereka mulai memperluas pengaruh ke daerah-daerah sekitar.
Melalui negara-negara, Paus memerintah banyak daerah di semenanjung Italia selama lebih dari seribu tahun hingga pertengahan abad ke-18 ketika seluruh Italia dipersatukan. Pada saat itu, daerah negara Paus disita oleh Kerajaan Italia yang baru didirikan.
Selanjutnya pada 1870, dalam gerakan penyatuan Italia, wilayah kekuasaan para pemimpin gereja dimasukkan ke dalam wilayah Italia, dan wilayah kekuasaan Paus makin berkurang ketika Roma dianeksasi. Namun, gereja katolik Roma tidak menerima hal ini dan timbullah konflik antara gereja dan Kerajaan Italia yang akhirnya diselesaikan dengan perjanjian Concordat, pada 11 Februari 1929.
Isi utama perjanjian adalah diakuinya Vatikan sebagai negara yang berdaulat dan independen di bawah pemerintahan Takhta Suci, status istimewa bagi agama Katolik di Italia, dan ganti rugi terhadap Vatikan atas kerugian yang diderita ketika negara Italia didirikan.
Film
Bagi penggemar Tom Cruise, pasti pernah menyaksikan aksi aktor Hollywood itu dalam film Mission Impossible III. Cruise yang berperan sebagai agen Ethan Hunt, harus berjuang menerobos sistem keamanan Vatikan yang ketat demi menangkap seorang gembong senjata gelap internasional.
Sebagaimana film-film lain yang menggunakan kota itu sebagai lokasi syuting, penonton dapat menyaksikan pagar pembatas yang mengelilingi Vatikan, dan penjagaan ketat Garda Swiss, untuk memastikan keamanan pemimpin tertinggi umat Katolik, Paus.
Sebagai pusat Takhta Suci Katolik dengan latar belakang sejarah yang panjang, Vatikan memiliki berbagai karya seni, artefak religi, dan tradisi budaya yang sangat kaya. Setiap tahun, lebih dari 1,5 juta orang wisatawan dari seluruh penjuru dunia tertarik untuk mampir ke Vatikan. Selain bangunan-bangunan dengan desain artistik, kondisi geografis Vatikan adalah salah satu keunikan yang tidak ada duanya.
Ya, Vatikan yang terletak di dalam Ibu Kota Italia, Roma, adalah negara terkecil di dunia. Dengan luas hanya 0,44 kilometer persegi, negara dengan sistem pemerintahan monarki elektif ini hanya dihuni sekitar 900 orang penduduk. Bandingkan dengan Roma yang mengelilingi negara di bawah pemerintahan Paus ini, dengan jumlah penduduk 2,9 juta orang, dalam wilayah seluas 1.285 kilometer persegi.
Meski wilayahnya kecil, bukan berarti para wisatawan akan menghabiskan waktu singkat di dalam tempat tinggal Paus Fransiskus itu. Walau hanya ada beberapa objek wisata, para turis tetap akan menghabiskan waktu seharian di dalam Vatikan. Hal itu disebabkan untuk masuk ke objek-objek wisata yang ada, para wisatasan harus mengantre panjang, belum lagi waktu yang dibutuhkan untuk berfoto sambil menikmati suasana dan artefak-artefak yang dipamerkan. SB/E-3
Redaktur:
Penulis: Selocahyo Basoeki Utomo S
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Hasil Survei SMRC Tunjukkan Elektabilitas Pramono-Rano Karno Melejit dan Sudah Menyalip RK-Suswono
- 2 Kasad: Tingkatkan Kualitas Hidup Warga Papua Melalui Air Bersih dan Energi Ramah Lingkungan
- 3 Cagub DKI Pramono Targetkan Raih Suara di Atas 50 Persen di Jaksel saat Pilkada
- 4 Pelaku Pembobol Ruang Guru SMKN 12 Jakut Diburu Polisi
- 5 Panglima TNI Perintahkan Prajurit Berantas Judi “Online”
Berita Terkini
- Roemah Koffie Tawarkan Waralaba Berjualan Kopi di Atas Mobil
- Vitamin D Selama Kehamilan Tingkatkan Kepadatan Tulang Anak
- Jangan Sampai Kehabisan, 39.000 Tiket Kereta Harga Promo Ditawarkan di KAI Expo 2024
- Riset: Mikroplastik Ada di Mana-mana, Bahkan pada Napas Lumba-lumba
- Kabar Baik, Kasus DBD di Jakarta Barat Terus Menurun