Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Menggugah Bubat

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Selama ini memang di tataran Sunda tidak ada nama jalan Hayam Wuruk, Majapahat, apalagi Gajah Mada. Demikian juga di Jawa tidak ditemukan Jl Pasundan atau Siliwangi sebagai dampak Perang Bubat. Pertanyaannya, apakah dengan saling membuat nama jalan lalu terjadi harmoni? Atau apakah harmonisasi Jawa-Sunda ini berjalan baik?

Sebenarnya, acara harmonisasi itu baik, akan tetapi lebih baik tidak diadakan karena seakan justru membuka luka lama. Mungkin sebenarnya orang sudah melupakan, apalagi generasi sekarang tidak lagi mengenal "skisma" tersebut. Namun, karena diadakan acara "harmonisasi" tentu remaja-remaja bertanya, ada apa Jawa dan Sunda?

Jadi, bisa saja maunya meredam, hasilnya malah membangunkan kembali peristiwa Bubat. Istilahnya menggugah Bubat atau membangunkan kembali perasaan yang terjadi pasca-Perang Bubat. Apalagi dengan munculnya penolakan masyarakat. Ini akan menjadi beban tersendiri bagi Gubernur Jatim Soekarwo. Padahal jalan di Kota Surabaya tersebut sudah dijanjikan untuk diubah jadi Jl Siliwangi dan Pasundan dalam pertemuan harmonisasi. Niat baik Sri Sultan boleh dipuji. Namun semestinya dikonsultasikan dulu dengan berbagai pihak untuk melihat baik dan buruknya kegiatan harmonisasi.

Demikian juga Soekarwo mestinya menanyakan dulu kepada warga atau ahli budaya dan sejarawan sebelum menjanjikan Jl Dinoyo dan Jl Gunungsari untuk diganti Jl Siliwangi dan Pasundan. Kalau warga menolak, maka dicari dulu jalan yang akan dianti namanya. Namun kalau sudah telanjur disebutkan dalam pertemuan, posisi Soekarwo menjadi sulit.

Komentar

Komentar
()

Top