Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Menggali Akar Kemiskinan Kronis Masyarakat Kawasan Hutan

Foto : The Conversation/Shutterstock/Ijam Hairi

IIustrasi kemiskinan masyarakat di kawasan hutan.

A   A   A   Pengaturan Font

Sebanyak 85% para laki-laki warga Malangbong bekerja di hutan sebagai buruh tani jagung yang mayoritas berada di tanah sewa milik Perhutani. Namun demikian, pemasukan terbesar mereka malah berasal dari penebangan liar kayu jati yang kini makin sulit ditemukan.

Mayoritas penduduk menghadapi kualitas hidup rendah, terutama dalam hal akses listrik, sanitasi, air minum, dan rumah layak huni. Penggunaan kayu sebagai bahan bakar memasak masih menjadi kebiasaan, bahkan dengan tungku kompor berada dalam satu ruangan dengan kandang ternak dan ranjang tidur. Hal ini menyebabkan bau yang tidak nyaman dan sering kali mencampuri udara rumah tangga.

Sistem sanitasi dapat dikategorikan sebagai buruk, terkait dengan keterbatasan sumber daya air. Semua warga dusun harus bergantung pada satu mata air. Jarak yang harus ditempuh untuk mengambil air, sekitar ratusan meter hingga 1 km, menambahkan beban warga dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Fasilitas mandi-cuci-kakus tidak memadai, dengan ruang buang kecil/besar sering kali berada dekat dengan dapur, bahkan dalam kondisi terbuka atau dengan penutup yang sederhana.

Selain itu, aspek kesehatan juga terpengaruh, terutama pola makan. Telur dan daging menjadi barang mewah, dengan sebagian warga hanya mampu mengonsumsinya sekali atau dua kali seminggu. Beberapa keluarga bahkan harus menahan diri selama sebulan lebih tanpa makan telur. Prioritas pengeluaran uang lebih cenderung untuk jamu-jamuan demi menjaga daya tahan tubuh, lebih dari pada membeli protein dari telur.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : -
Penulis : -

Komentar

Komentar
()

Top