Mengerikan, Ratusan Mahasiswa Selandia Baru Alami Keracunan Massal
Lebih dari 100 mahasiswa Universitas Canterbury djatuh sakit, dengan penyebab penyakit perut sedang diselidiki
Foto: IstimewaCHRISTCURCH - Universitas Canterbury di Selandia Baru, pada Selasa (5/11), mengumumkan bahwa terjadi "pembantaian" ratusan mahasiswa karena dugaan keracunan makanan pada hari Minggu, dengan laporan antrian toilet sejak pagi hari, tetesan muntahan di jendela gedung dan mahasiswa meninggalkan ujian untuk berlari ke toilet.
Dari The Guardian, lebih dari 100 mahasiswa melaporkan terserang muntah-muntah dan diare di dua asrama mahasiswa Universitas Canterbury pada Minggu malam, universitas mengonfirmasi pada Selasa.
Penyebab penyakit tersebut belum diketahui, tetapi mahasiswa di aula University Hall dan Ilam Apartments, keduanya dikelola oleh UniLodgexmengatakan mereka mulai merasa sakit pada Minggu malam, setelah menyantap makan malam ayam souvlakia, menurut laporan media berita lokal Stuff.
Para mahasiswa menceritakan kepada media Selandia Baru bahwa mereka terbangun di malam hari dengan sakit perut yang parah dan bergegas ke toilet, tetapi kemudian bertemu dengan antrean mahasiswa lain yang juga merasa tidak enak badan. Beberapa tidak berhasil dan muntah dari balkon mereka, meninggalkan lapisan cairan yang berceceran di jendela.
Seorang mahasiswa, yang tidak disebutkan namanya, mengatakan kepada The Press bahwa dia telah menggunakan toilet lebih dari selusin kali pada Senin pagi, dan kemudian mengotori dirinya sendiri di perpustakaan universitas karena toiletnya penuh. Plum Olsen dan pacarnya, Lincoln Christensen, mengatakan kepada surat kabar bahwa mereka tidak tidur setelah makan malam ayam karena mereka sangat sakit.
Sementara itu, siswa melaporkan meninggalkan ujian di tengah jalan karena mereka perlu menggunakan kamar mandi secara teratur, sementara yang lain terlalu tidak sehat untuk menghadiri ujian sama sekali.
"Saya terus keluar masuk ruangan, jadi saya memutuskan untuk pergi saja. Itu mengerikan," kata salah seorang kepada Stuff.
Siswa yang tidak dapat mengikuti ujian karena sakit dapat mengajukan permohonan pertimbangan khusus dan mungkin ditawari ujian ulang dalam beberapa minggu mendatang, kata universitas tersebut dalam sebuah pernyataan.
Layanan kesehatan masyarakat nasional akan membantu menyelidiki penyebab penyakit tersebut, kata universitas, sementara mereka yang terkena dampak dapat meminta elektrolit, air minum kemasan, dan makanan kemasan dari UniLodge.
Dalam pernyataan kepada Guardian, UniLodge mengatakan pihaknya mengetahui beberapa mahasiswa di asramanya jatuh sakit dan menawarkan dukungan kepada mereka.
Dikatakannya, pihaknya bekerja sama erat dengan layanan kesehatan, universitas, dan Asosiasi Mahasiswa Universitas Canterbury, yang katanya menyediakan katering untuk asrama, untuk menyelidiki situasi tersebut.
Dalam pernyataan terpisah, presiden asosiasi mahasiswa, Luc Mackay, mengatakan "penyelidikan masih berlangsung, dan penyebabnya belum ditentukan".
Mackay mengatakan, asosiasi tersebut bekerja sama erat dengan universitas untuk meminimalkan dampak pada mahasiswa yang terkena dampak.
Redaktur: Selocahyo Basoeki Utomo S
Penulis: Selocahyo Basoeki Utomo S
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Ini yang Dilakukan Pemkot Jaksel untuk Jaga Stabilitas Harga Bahan Pokok Jelang Natal
- 2 Kemendagri Minta Pemkab Bangka dan Pemkot Pangkalpinang Siapkan Anggaran Pilkada Ulang Lewat APBD
- 3 Natal Membangun Persaudaraan
- 4 Gelar Graduation Development Program Singapore 2024, MTM Fasilitasi Masa Depan Lebih Baik untuk Pekerja Migran
- 5 Gara-gara Perkawinan Sedarah, Monyet Salju Jepang di Australia akan Dimusnahkan
Berita Terkini
- Pemakzulan Presiden Yoon Picu Kekhawatiran Atas Kesiapan Militer Korsel Hadapi Ancaman Korut
- Pernah Satu Klub, Shin Tae-yong Bercerita Kedekatannya dengan Pelatih Timnas Vietnam
- Semoga Perdamaian Segera Terwujud, UNICEF Desak Perlindungan Anak-anak dari Pertumpahan Darah di Gaza
- Jonatan Tersingkir, Tidak Ada Wakil Indonesia di Final WTF 2024
- Genjot Pertumbuhan, Menaker Usul Materi Produktivitas Masuk Kurikulum Perguruan Tinggi