Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Mengerikan kalau Terjadi! Taiwan Disebut akan Teraniaya Layaknya Kaum Uighur Apabila Dicaplok Tiongkok

Foto : AFP

Bendera Tiongkok.

A   A   A   Pengaturan Font

Ketua Komisi Kebebasan Beragama Internasional Amerika Serikat (AS) Nury Turkel memperingatkan bahwa orang Taiwan mungkin menghadapi nasib yang sama dengan orang-orang Uighur yang dianiaya di wilayah Xinjiang, Tiongkok barat, apabila Beijing menyerang negara pulau yang demokratis itu.

"Otoritas komunis telah memperjelas bahwa Taiwan harus memahami apa yang terjadi pada orang-orang Uighur. Anda harus tahu bahwa jika Anda gagal melindungi Taiwan, nasib serupa menanti rakyat Taiwan," ujar Turkel, pada hari Selasa (30/8).

Kepala lembaga AS yang memantau kebebasan beragama di seluruh dunia itu secara terus terang menyebut pemerintah Tiongkok berencana melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan terhadap pulau yang diakui sebagai miliknya itu.

"Tentu saja, tidak ada keraguan bahwa tidak ada situasi yang menggambarkan niat rezim Tiongkok untuk Taiwan dan dunia selain genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan yang sedang berlangsung yang sedang dilakukan oleh Partai Komunis Tiongkok [PKT]," ungkap Turkel.

RFA melaporkan otoritas Xinjiang diyakini telah secara sewenang-wenang menahan sekitar 1,8 juta orang Uighur dan minoritas Turki lainnya di lokasi mereka sebut dengan "kamp pendidikan ulang" di penjara.

"Kami telah melihat apa yang dilakukan PKC terhadap orang-orang Uyghur," kata Turkel, yang adalah seorang pengacara Uighur-Amerika dan advokat hak asasi manusia yang berbasis di Washington D.C.

Sementara Tiongkok telah mengklaim fasilitas itu adalah "pusat pelatihan kejuruan" yang dimaksudkan untuk mencegah ekstremisme dan radikalisme agama dan kemudian mengatakan bahwa mereka telah ditutup.

Ada juga banyak bukti bahwa beberapa tahanan menjadi sasaran kerja paksa, penyiksaan, kekerasan seksual, dan sterilisasi paksa dan aborsi, meskipun Beijing dengan keras membantah tuduhan pelanggaran hak. Pemerintah AS dan beberapa parlemen Barat telah menyatakan bahwa tindakan tersebut merupakan genosida atau kejahatan terhadap kemanusiaan.

"Taiwan harus mempelajari genosida Uighur," kata Turkel.

Berbicara kepada RFA, Turkel mendesak pemerintah Taiwan untuk bergabung dengan kelompok demokrasi untuk memboikot barang-barang yang dibuat oleh kaum Uighur di bawah pembatasan kerja paksa di Negara Tirai Bambu.

"Anda harus belajar dari kengerian dan kekejaman yang dilakukan di siang bolong ini. Anda tidak boleh menunggu dan melihat, berharap yang terbaik, atau berharap bahwa Anda akan terhindar dari nasib yang sama," sambungya.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Suliana

Komentar

Komentar
()

Top