Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Mengenaskan, PBB Ungkap Dunia Gagal Bantu Korban Gempa Suriah

Foto : AP/Hussein Malla

Seorang militan organisasi Hayat Tahrir al-Sham yang terkait al-Qaida berdiri di depan sebuah rumah yang hancur di Atareb, Suriah, Minggu (12/2).

A   A   A   Pengaturan Font

Meski sedikitnya 31 negara termasuk Indonesia telah mengirim bantuan mulai dari tim SAR hingga bantuan kemanusiaan lainnya ke Turki dan Suriah, perang yang berlangsung bertahun-tahun telah membuat bantuan sulit masuk ke wilayah barat laut Suriah yang dikuasai pemberontak.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bahkan telah mengakui kegagalan internasional untuk membantu korban gempa di Suriah. Menurut PBB, penduduk di barat laut Suriah hampir seluruhnya bergantung pada bantuan internasional untuk bertahan hidup. Sayangnya, bantuan internasional pasca gempa lambat mencapai daerah tersebut.

Selama ini, orang-orang Suriah telah terbiasa mengandalkan diri mereka sendiri selama bertahun-tahun krisis, termasuk ketika gempa berkekuatan 7,8 Skala Richter menghancurkan tempat tinggal mereka pada Senin (6/2). Sedikitnya 2.000 orang di daerah tersebut tewas akibat gempa.

Di daerah itu, lebih dari empat juta orang telah berjuang selama bertahun-tahun untuk mengatasi serangan udara yang kejam dan kemiskinan yang merajalela.

Menurut The Associated Press, di Kota Atareb, yang masih dikuasai pemberontak Suriah, para penyintas harus menggali puing-puing rumah mereka yang hancur.

Lusinan keluarga pengungsi berkumpul untuk mendapatkan makanan hangat dari relawan lokal dan pemerintah lokal yang dikelola oposisi.

"Kami menjilat luka kami sendiri," kata Hekmat Hamoud, yang telah mengungsi dua kali akibat konflik yang sedang berlangsung di Suriah, sebelum menemukan dirinya terjebak selama berjam-jam di bawah reruntuhan.

Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Urusan Kemanusiaan, Martin Griffiths, yang mengunjungi perbatasan Turki-Suriah pada hari Minggu (12/2), mengakui bahwa warga Suriah telah "mencari bantuan internasional yang belum juga tiba."

"Sejauh ini kami telah mengecewakan orang-orang di barat laut Suriah. Mereka benar-benar merasa ditinggalkan," katanya seperti dikutip dari The Associated Press.

Konvoi PBB sendiri butuh tiga hari untuk mencapai daerah itu dari Turki.

Bantuan PBB yang dikirim dari Turki ke Suriah hanya diizinkan masuk melalui penyeberangan Bab al-Hawa. Bantuan logistik telah diperumit oleh banyaknya jalan yang hancur akibat gempa.

Sementara secara teknis, bantuan internasional juga dapat dikirim dari daerah yang dikuasai pemerintah Suriah ke daerah yang dikuasai pemberontak di barat laut.

Pengkritik pemerintah Presiden Bashar Assad mengatakan bahwa bantuan yang disalurkan melalui daerah-daerah yang dikuasai pemerintah di Suriah menghadapi birokrasi dan risiko pihak berwenang akan menyalahgunakan atau mengalihkan bantuan untuk mendukung orang-orang yang dekat dengan pemerintah.

Sebuah konvoi yang membawa bantuan PBB yang telah dijadwalkan untuk menyeberang ke Idlib yang dikuasai pemberontak dari daerah pemerintah pada hari Minggu dibatalkan setelah masuknya diblokir oleh kelompok pemberontak Hayat Tahrir al-Sham yang berafiliasi dengan Qaida, yang mendominasi daerah tersebut.

Bagian administratif dari kelompok tersebut mengatakan dalam sebuah pernyataan menolak untuk menerima bantuan dari wilayah pemerintah.

Jalur-jalur Suriah utara dipegang oleh kelompok-kelompok yang kadang-kadang berkonflik, yang semakin menghambat pengiriman bantuan.

Pemberontak yang didukung Turki telah memblokir konvoi bantuan untuk mencapai korban gempa yang dikirim oleh kelompok Kurdi yang didukung AS di daerah tetangga.

"Kami mencoba memberitahu semua orang, kesampingkan politik. Ini adalah waktu untuk bersatu di belakang upaya bersama untuk mendukung rakyat Suriah," kata Geir Pedersen, utusan khusus PBB untuk Suriah, yang mendarat di Damaskus pada hari Minggu.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Suliana

Komentar

Komentar
()

Top