Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Mengenal Virus Marburg yang Mewabah di Afrika, Ini Gejala dan Cara Mencegahnya

Foto : Arabian Business

Ilustrasi

A   A   A   Pengaturan Font

Virus Marburg menjadi perhatian usai mewabah di Guinea Ekuatorial, Afrika. Adapun virus tersebut menjadi penyebab demam berdarah yang jarang terjadi, dengan daya tular dan fatalitas tinggi.

Meski belum terdeteksi di Indonesia, masyarakat diminta untuk tetap waspada dan mengenali cara penularan virus Maburg.

Dilansir dari Antara, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan virus Marburg yang menjadi penyebab penyakit virus Marburg (MVD) dapat menular dari manusia ke manusia melalui kontak langsung.

Virus tersebut dapat menular melalui kulit yang rusak atau selaput lendir dengan darah, sekresi, organ atau cairan tubuh lain dari orang yang terinfeksi dan melalui permukaan dan bahan misalnya selimut, pakaian yang terkontaminasi dengan cairan tersebut. Penularan melalui peralatan injeksi yang terkontaminasi atau luka jarum suntik dikaitkan dengan penyakit yang lebih parah, kerusakan yang cepat, dan kemungkinan tingkat kematian yang lebih tinggi.

Masa inkubasi atau interval dari infeksi hingga timbulnya gejala bervariasi mulai dari dua hari hingga 21 hari. Orang yang tertular virus Marburg umumnya tiba-tiba merasakan gejala seperti demam tinggi, sakit kepala parah, dan rasa tidak enak badan yang parah, nyeri otot. Pasien juga bisa terkena diare cair, sakit perut dan kram, mual dan muntah dapat dimulai pada hari ketiga. Diare bisa bertahan selama seminggu. Pada fase ini, mata pasien cekung, wajahnya tanpa ekspresi dan kelesuan yang ekstrem.

Gejala berat berupa perdarahan dapat terjadi pada hari kelima hingga ketujuh, dan pada kasus fatal perdarahan terjadi di beberapa area. Perdarahan dapat terjadi di hidung, gusi, dan vagina serta dapat keluar melalui muntah dan pada feses. Selama fase penyakit yang berat, pasien mengalami demam tinggi, dan gangguan pada sistem saraf pusat sehingga dapat mengalami kebingungan dan mudah marah. Orkitis (radang testis) telah dilaporkan kadang-kadang pada fase akhir penyakit (15 hari).

Dalam kasus yang fatal, kematian paling sering terjadi antara delapan dan sembilan hari setelah timbulnya gejala, biasanya didahului oleh kehilangan darah yang parah dan syok.

Sampai saat ini belum ada vaksin untuk penyakit virus Marburg. Pada Mei 2020, European Medicines Agency (EMA) telah memberikan otorisasi pemasaran kepada Zabdeno dan Mvabe untuk Penyakit Virus Ebola. Kedua jenis vaksin ini berpotensi melindungi seseorang terhadap penyakit virus Marburg, tetapi efektivitasnya belum terbukti dalam uji klinis.

Cara Mencegah

Kementerian Kesehatan memberikan sejumlah tips untuk mencegah masyarakat terkena penyakit virus Marburg.

1. Mengurangi kontak dengan kelelawar buah pembawa virus.

2. Konsumsi daging yang sudah dimasak sampai matang.

3. Menghindari kontak dengan orang yang terinfeksi.

4. Petugas kesehatan wajib menerapkan pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI).

5. Mencuci tangan secara rutin.

6. Menunda perjalanan ke wilayah yang saat ini terjadi wabah.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Rivaldi Dani Rahmadi

Komentar

Komentar
()

Top