Kawal Pemilu Nasional Mondial Polkam Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Otomotif Rona Telko Properti The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis Liputan Khusus

Mengenal Jenis Gangguan Pendengaran, Tak Hanya Menyerang Lansia

Foto : iStock

Ilustrasi.

A   A   A   Pengaturan Font

Walau gangguan pendengaran lebih umum pada orang tua atau lansia, gangguan kesehatan ini sebenarnya dapat memengaruhi orang-orang dari segala usia.

Pada lansia, atau mereka yang berusia di atas 50 tahun mungkin mengalami gangguan pendengaran bertahap selama bertahun-tahun yang umumnya disebabkanoleh perubahan saraf atau struktur telinga, atau faktor luar seperti paparan suara keras dalam jangka panjang, kondisi medis, atau efek samping obat.

Sementara pada orang yang lebih muda atau bahkan anak-anak, gangguan pendengaran juga bisa disebabkan oleh faktor internal dan infeksi saluran pendengaran.

Gangguan pendengaran biasanya berkembang secara bertahap, dan mungkin sepele pada awalnya. Beberapa tanda-tanda menurut John Hopkins School of Medicine antara lain: kesulitan mendengar suara orang lain karena terdengar seperti bergumam, sulit memahami percakapan di sekitar kebisingan suara latar belakang, merasa beberapa suara terlalu keras, atau mendengar dering di salah satu atau kedua telinga yang dikenal dengan sebutan tinnitus.

Melansir artikel bertajuk Types of Hearing Loss, berikut tiga kategori dasar gangguan pendengaran:

1. Gangguan pendengaran sensorineural

Jenis gangguan pendengaran ini adalah jenis gangguan yang paling umum yang terjadi ketika telinga bagian dalam atau saraf pendengaran rusak. Misalnya, karena rusaknya sel rambut di dalam koklea. Sebagai informasi, sel rambut merupakan reseptor sensorik di telinga bagian dalam yang berfungsi sebagai penerus gelombang suara dari telinga dalam kepada sel-sel saraf pendengaran.

Gangguan pendengaran sensorineural disebabkan oleh beberapa faktor seperti penuaan, paparan suara keras, cedera, penyakit, obat-obatan tertentu, atau kondisi bawaan. Jenis gangguan pendengaran ini biasanya tidak dapat diobati secara medis atau pembedahan. Orang dengan gangguan pendengaran sensorineural biasanya mengenakan alat bantu dengar.

Gangguan pendengaran sensorineural juga bisa terjadi secara tiba-tiba yang disebut Sudden Sensorineural Hearing Loss. Jenis gangguan ini biasanya terjadi selama beberapa hari. Sangat disarankan untuk segera menemui dokter spesialis penyakit telinga atau ahli Otologi maksimal dua minggu sejak gejala pertama kali muncul. Pasalnya, keterlambatan menangani kondisi ini dapat mempersulit untuk mengembalikan kualitas pendengaran seperti semula.

2. Gangguan pendengaran konduktif

Jenis gangguan pendengaran ini terjadi karena gelombang suara tidak dapat diteruskan sampai ke telinga bagian dalam. Dalam kasus ini, suara mungkin terhalang oleh kotoran telinga atau benda asing yang terletak di liang telinga, ruang telinga tersumbat cairan, infeksi atau kelainan tulang, juga adanya luka pada bagian gendang telinga.

Gangguan pendengaran konduktif sendiri paling sering dilaporkan menyerang anak-anak dengan infeksi telinga berulang atau ketika mereka memasukkan benda asing ke dalam liang telinga miliknya. Kabar baiknya. pada beberapa orang, gangguan pendengaran konduktif dapat dipulihkan melalui intervensi medis atau bedah.

3. Gangguan pendengaran campuran

Walau jarang, orang dapat mengalami gangguan pendengaran sensorineural dan konduktif secara bersamaan. Mereka mungkin mengalami gangguan pendengaran sensorineural yang kemudian diikuti dengan komponen konduktif sebagai tambahan.

Karena jenisnya yang bervariasi, sangat penting untuk menemukan dengan tepat jenis gangguan pendengaran yang Anda alami. Langkah itu akan membantu menentukan solusi perawatan pendengaran yang tepat.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Suliana

Komentar

Komentar
()

Top