Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Kamis, 01 Des 2022, 12:13 WIB

Mengenal Eksim, Penyakit Kulit yang Menyerang Saat Cuaca Dingin

Ilustrasi seseorang dengan eksim.

Foto: Freepik

Cuaca dingin seperti pada musim hujan saat ini merupakan waktu sulit bagi kesehatan kulit. Pada kasus yang parah, cuaca dingin bahkan membuat mereka yang menderita eksim kembali kambuh karena yang berubah dan udara yang kering.

Meskipun serangan eksim dapat terjadi kapan saja sepanjang tahun, banyak yang mengalami serangan eksim ketika cuaca dingin, terutama saat musim dingin di negara-negara yang mengalaminya.

Melansir National Library of Medicine Amerika, udara dingin, angin, dan penurunan kelembapan membuat kulit kian kering, yang dapat memicu peradangan pada penderita eksim.

Seringkali, penderita eksim menghadapi peradangan yang lebih buruk pada bagian kulit yang terpapar unsur-unsur di musim dingin, misalnya tangan dan wajah mereka, daripada bagian tubuh lain yang lebih tertutup.

Tapi apa sebenarnya eksim itu? Menurut Pelayanan Kesehatan Nasional Britania Raya (NHS), eksim yang juga dikenal sebagai "dermatitis atopik" adalah kondisi kulit yang meradang. Mereka yang menderita eksim cenderung mengalami kulit kering dan gatal yang bisa mengeluarkan cairan bening saat digaruk.

Meskipun eksim atopik dapat menyerang bagian tubuh mana pun, namun paling sering menyerang tangan, bagian dalam siku, bagian belakang lutut, dan wajah serta kulit kepala pada anak-anak.

Orang dengan eksim atopik biasanya mengalami periode ketika gejalanya kurang terlihat, serta periode ketika gejala menjadi lebih parah (flare-up). Flare-up dapat muncul secara tidak terduga, dan seringkali diperlukan perawatan yang sering.

Gejala eksim dapat muncul di bagian tubuh mana saja dan sangat bervariasi dari orang ke orang. Namun, gejala yang umum meliputi: kulit kering, pecah-pecah, gatal, ruam pada kulit bengkak yang warnanya bervariasi tergantung warna kulit, kulit sensitif akibat garukan. Dan kulit menebal.

Ruam bisa terlihat lebih merah pada pemilik kulit yang lebih terang. Sementara bagi pemilik kulit dengan warna yang lebih gelap, peradangan cenderung terlihat coklat tua, ungu atau abu-abu, mereka juga umum mengalami benjolan kecil dan menonjol.

Umumnya, eksim sering dimulai dari masa kanak-kanak sebelum usia lima tahun dan dapat berlanjut hingga masa remaja dan dewasa. Bagi sebagian orang, itu dapat semakin parah dan kemudian hilang untuk sementara waktu, bahkan selama beberapa tahun.

National Library of Medicine Amerika menuturkan penyebab pasti eksim tidak jelas, tetapi lingkungan, genetika, dan sistem kekebalan tubuh semuanya bisa menjadi penyebabnya.

Eksim atopik sering terjadi pada orang yang terkena alergi. "Atopik" sendiri berarti kepekaan terhadap alergen. Terkadang alergi makanan bisa berperan, terutama pada anak kecil dengan eksim parah. Tak hanya alergi, mereka dengan demam atau asma di masa lalu juga berisiko menderita eksim. Gejala eksim atopik seringkali memiliki pemicu tertentu, seperti sabun, detergen, stres, dan cuaca.

Apabila Anda mengalami sejumlah gejala eksim dan berkonsultasi dengan dokter spesialis. Anda mungkin diminta untuk membuat buku harian makanan untuk mencoba menentukan apakah makanan tertentu memperburuk gejala Anda.

Eksim tidak menular, tetapi mereka yang menderita eksim mungkin sangat berisiko terkena infeksi kulit akibat bakteri, virus, dan jamur.

Mengembangkan rutinitas perawatan kulit dasar dapat membantu mencegah kambuhnya eksim. Melansir National Library of Medicine Amerika, kiat-kiat berikut dapat membantu mengurangi efek pengeringan saat mandi:

1. Melembapkan kulit Anda setidaknya dua kali sehari. Krim, salep, shea butter, dan losion menyegel kelembapan. Pilih produk atau produk yang cocok untuk Anda. Idealnya, yang terbaik untuk Anda adalah yang aman, efektif, dan tanpa pewangi.

2. Mandi setiap hari dan sebaiknya gunakan air hangat, bukan panas, dan batasi waktu mandi sekitar 10 menit.

3. Gunakan sabun yang lembut dan tidak mengandung sabun. Pilih sabun yang bebas pewarna, alkohol, dan pewangi. Hindari sabun antibakteri karena dapat menghilangkan terlalu banyak minyak alami kulit dan mengeringkan kulit.

4. Keringkan kulit segera setelah mandi, tepuk lembut kulit dengan handuk lembut.

Redaktur: Fiter Bagus

Penulis: Suliana

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.