Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Kamis, 12 Des 2024, 17:05 WIB

Mengenal Dispepsia, Gangguan Pencernaan Serta Pengobatannya dari IDI Betun

Foto: iStockphoto

Dispepsia, atau lebih dikenal sebagai maag akut, adalah gangguan pencernaan yang kerap menimbulkan rasa tidak nyaman di perut bagian atas. Gejala yang dialami penderita bervariasi, mulai dari nyeri ulu hati, kembung, hingga rasa penuh yang muncul meski baru makan dalam porsi kecil. Meski sering dianggap sepele, kondisi ini dapat mengganggu aktivitas sehari-hari jika tidak ditangani dengan baik.

IDI Betun dengan alamat website idibetun.org berperan untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat melalui pelayanan medis yang lebih inovatif serta peningkatan edukasi kesehatan, khususnya tentang penyakit pencernaan.

Apa saja penyebab terjadinya dispepsia?

IDI Betun menjelaskan terdapat beberapa penyebab penyakit dispepsia. Penyebab dispepsia dapat bervariasi dan sering kali terkait dengan gaya hidup serta kondisi medis tertentu. Berikut adalah beberapa penyebab utama dispepsia meliputi:

1. Pola makan yang tidak sehat

Salah satu faktor utama dispepsia adalah makan secara berlebihan atau terburu-buru dapat menyebabkan ketidaknyamanan pada perut. Selain itu, sebagian masyarakat Indonesia gemar mengonsumsi makanan pedas. Makanan ini dapat meningkatkan produksi asam lambung dan menyebabkan iritasi.

2. Obesitas atau kelebihan berat badan

Kelebihan berat badan memang menjadi faktor berbagai penyakit. Berat badan berlebih dapat memberikan tekanan tambahan pada lambung, meningkatkan risiko terjadinya dispepsia.

3. Mengonsumsi minuman beralkohol dan kafein

Salah satu penyebab dispepsia adalah minuman beralkohol atau kafein. Minuman ini seperti kopi yang mengandung banyak kafein. Minuman ini dapat mengiritasi lambung dan memperburuk gejala apabila dikonsumsi secara berlebihan.

4. Adanya gangguan kesehatan lain

Dispepsia juga terjadi karena penyakit asam lambung (GERD), gastritis, tukak lambung, dan gangguan pada pankreas atau saluran empedu. Penting untuk berkonsultasi pada dokter untuk mendapat penanganan dan diagnosis dispepsia.

Apa saja obat yang direkomendasikan untuk mengobati dispepsia?

Untuk mengatasi dispepsia, terdapat beberapa jenis obat yang dapat direkomendasikan berdasarkan penyebab dan gejala yang dialami. Berikut adalah obat-obatan yang umum digunakan untuk mengobati dispepsia meliputi:

1. Obat Antasida

Antasida bisa menjadi pilihan untuk mengobati sakit pada lambung. Obat ini tentu dapat meredakan gejala dispepsia dengan menetralkan asam lambung. Contoh obat antasida seperti Aluminium hidroksida. Dosis penggunaannya biasanya diberikan 3 kali sehari, 500–1000 mg setelah makan.

2. Obat H2 Blocker

Obat ini diberikan untuk menghambat produksi asam lambung secara lebih efektif. H2RAs juga dapat membantu meredakan gejala maag, tukak lambung, dan ulkus duodenum. Untuk penggunaan obat, butuh resep langsung dari dokter.

3. Suplemen Kesehatan

Selain mengonsumsi obat yang sudah dijelaskan, Anda juga dapat mengonsumsi suplemen kesehatan. Beberapa suplemen herbal juga dapat membantu meredakan gejala dispepsia.

Penggunaan obat-obatan ini harus dilakukan di bawah pengawasan dokter, terutama untuk menentukan penyebab spesifik dari dispepsia dan mendapatkan pengobatan yang sesuai. Jika gejala berlanjut atau memburuk, konsultasi dengan profesional medis sangat dianjurkan untuk evaluasi lebih lanjut.

(IKN)

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.