Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Mengenal Bahaya dan Potensi Daun Kratom, Si Opioid ‘Alami’

Foto : The Conversation

Daun kratom.

A   A   A   Pengaturan Font

Pada saat yang sama, daun kratom memiliki potensi kecanduan yang tinggi dan memiliki risiko jika dikombinasikan dengan obat psikiatri atau penyalahgunaan obat lainnya. Membolehkan daun kratom untuk dibeli dalam jumlah yang hampir tidak terbatas di tempat-tempat yang tidak membatasi pembelian berdasarkan usia adalah ide yang sangat buruk.

Jalan tengah antara kebijakan negara Barat dan larangan penggunaan daun kratom adalah dengan menetapkannya sebagai obat kelas tiga. Pada tahun 2006, Kongres mengesahkan undang-undang yang mengubah dekongestan (pseudoefedrin, efedrin, dan fenilpropanolamin) dari status obat bebas ke status yang memerlukan bantuan apoteker untuk membelinya karena diletakan di belakang konter.

Undang-undang tersebut membatasi jumlah bulanan dekongestan yang dapat dibeli oleh setiap individu. Undang-undang tersebut juga membatasi penjualan untuk orang dewasa dengan identifikasi foto dan mengharuskan pengecer untuk menyimpan informasi pribadi tentang pelanggan ini setidaknya selama dua tahun setelah pembelian. Kongres dapat mengesahkan undang-undang serupa untuk produk kratom dan bahkan menempatkan pembatasan lebih lanjut, seperti mengharuskan produk kratom mengandung jumlah standar konstituen aktif dan pasien memberikan riwayat pengobatan kepada apoteker, yang dapat memeriksa interaksi obat-obat yang berbahaya dan memberi nasihat kepada pasien tentang cara-cara yang lebih aman untuk menggunakan obat tersebut.

Seperti halnya dekongestan, hal ini dapat dilakukan secara efisien dan diam-diam, karena ada lebih dari 275 juta kunjungan pasien ke apotek di Amerika Serikat setiap minggunya.


Demetrius Adyatma Pangestu dari Universitas Bina Nusantara menerjemahkan artikel ini dari bahasa InggrisThe Conversation
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : -
Penulis : -

Komentar

Komentar
()

Top