Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Sabtu, 29 Jun 2019, 01:00 WIB

Mengelola Sampah Butuh Penegakan Hukum

Foto: istimewa

Sampah makin bertambahan dan dapat menimbulkan masalah. Karena, setiap orang akan membuang sampah setiap hari.

Sosialisasi sampah hampir berdengung di segala penjuru. Kenyataannya, masalah sampah tak kunjung usai. Waste4change berpandangan bahwa penanganan sampah tak sekadar sosialisasi melainkan perlu adanya perubahan.

Perubahan membuat penanganan sambah tidak sekadar sosialisasi melainkan ada tindakan lain. Pasalnya, sosialisasi terkandang hanya berhenti pada saat kampanye. Sementara, sampah makin bertambahan dan dapat menimbulkan masalah. Karena, setiap orang akan membuang sampah setiap hari.

Muhammad Bijaksana Junerasano, Founder Waste4Change mengatakan penegakkan hukum menjadi kunci penangan sampah. "Penegakkan hukum merupakan bentuk rekayasa sosial supaya setiap orang mematuhi dan menjalankan yang benar," ujar dia yang temui dalam acara Gandeng Wirausaha Sosial dan Komunitas, Bank DBS Indonesia Prakarsai Gerakan Recycle more, Waste less, di Jakarta, Rabu, (26/6). Alasan lainnya karena penegakkan hukum efeknya cepat.

Laki-laki yang biasa disapa Sano mengatakan hukum dijalankan melalui pemerintah maupun masyarakat. Masyarakat yang mengetahui ada tindakan buang sampah sembarangan wajib melapor. "Sebagai warga negara yang baik harus melakukan itu (pelaporan)karena tidak bisa dibenarkan," ujar dia berapi-api.

Ia mengharapkan penegakann hukum atas masalah persampahan dapat diterakpan seperti penggunaan helm SNI maupun seat belt. Orang yang tidak mematuhi kelengkapan berkendaraan akan diberikan sangsi. "Jadi ada disinsentif dan insentif," ujar dia. Kalau, ada prestasi diberikan insentif, sebailknya jika ada pelanggaran maka akan menanggung hukumannya. "Itu clear,jelas," tegasnya.

Sano memahami bahwa penegakkan hukum masih lemah. Namun baginya, hal tersebut bukan menjadi alasan untuk menunda penangan sampah. "Bukan berarti, kita berhenti tanpa melakukan apa-apa," ujar dia. Titik lemah hukum harus diperbaiki sembari melakukan penanganan masalah sampah.

Sosialisasi menjadi upaya yang tidak dapat langsung diputus lantaran menjadi salah satu upaya pengenalan permasalahan dan penangan sampah. Sosialisasi dapat dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah maupun dilakukan secara informal. Selain itu, pendidikan dan perubahan karakter pun perlu dibangun.

Di sisi lain, sampah tidak selamanya menjadi barang yang tidak berguna. Beberapa bagian sampah dapat diolah menjadi kertas maupun plastik. Seno mengatakan untuk mencukupi ketersediaan bahan baku kertas maupun plastik Indonesia tidak perlu mengimpor sampah dari luar negeri karena sampah dalam negeri jumlahnya mencapai 175 ton per hari. "Kita ngggak kekurangan bahan baku," ujar dia.

Hanya sebagian besar sampah kertas dan plastik tercampur bumbu batagor atau kecap sehingga tidak dapat di daur ulang. Akibatnya, Indonesia kehilangan bahan baku. "Kita kehilangan bahan baku, Indonesia rugi triliunan per tahun," ujar dia. Semua terjadi karena, sebagian masyarakat masih memandang secara linier ekonomi mestinya diubah menjadi singular ekonomi.

Waste4Change merupakan wirausaha sosial yang memberikan edukasi tentang sampah. Gerakan yang mulai dari tiga orang kemudian berkembang menjadi 80 orang. Saat ini, Waste4Change menyediakan layanan pengelolaan sampah dari hulu ke hilir dengan visi untuk mengurangi timbunan sampat di tempat pembuangan akhir. din/E-6

Millenial dan Para Ibu Penggerak Tertib Sampah

Para milenial dan ibu-ibu merupakan motor penggerak perubahan pengelolaan sampah. Semangat yang dimiliki keduanya dianggap mampu menularkan keinginan untuk mengolah sampah.

Sano mengatakan para millenial dianggap memiliki kepedulian tinggi terhadap isu sampah yang diperolehdari dari sebuah riset. Mereka dianggap gesit menanggapi isu tentang sampah maupun pengolahannya. "Para milenials paling gesit, suara paling berisik, jadi mereka memiliki momentum perubahan," ujar dia.

Sementara ibu-ibu tak kalah semangat, mereka memegang kunci terhadap perubahan pengelolaan sampah. "Di saat mereka sudah tersentuh emosinya terbawa, mereka pegang pengaruh cukup besar," ujar dia. Penjelasan tentang,isu sampah membuat anak-anak terpapar berbagai penyakit sehingga stunting dapat menyentuh emosi para ibu. Jika sudah begitu, para ibu akan menjadi militan dan mudah melakukan perubahan isu pengelolaan sampah.

Terlebih saat ini, ibu-ibu sudah melek teknologi. Melalui whatsapp, mereka dapat menularkan informasi dengan jejaringan teman-teman pengajian maupun arisan. Satu informasi dengan mudah menyebar dilingkungan pertemanannya maupun keluarganya.

Seno berupaya terus mendorong hal-hal positif supaya semua pihak melakukan perubahan di sekitarnya. Hal ini tidak lain karena, sampah merupakan masalah kritis. Setiap hari, sampah berserakan makin mudah dijumpai disejumlah tempat. Jika, sampah tidak dikelola dengan baik maka target Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menunrunkan sampah sebanyak 30 persen pada 2025 sulit terwujud. din/E-6

Memahami Teknis Tata Kelola Sampah

Sampah telah terangkut petugas. Tong sampah kembali bersih dan halaman tampak lebih rapi. Barangkali kondisi tersebut selau dinantikan setiap orang. Namun mungkin sedikit yang peduli tempat terakhir pembuangan sampah.

"Setiap hari sampah kita diangkut kemana nggak tahu," ujar Sano. Banyak sampah yang terangkut oleh petugas sampah tidak semuanya berakhir di TPA. Sano mengatakan hanya sekitar 20 persen sampah dikelola secara benar. Sisanya sampah dibuang sekenanya, bisa berakhir di sungai maupun di laut.

Masih minimnya pengelolaan sampah tidak lain karenanya lemahnya pengawasan pengangkutan sampah. Para pengangkut sampah terkadang tidak dapat menawarkan harga jasa yang sesuai kebutuhan pengangkutan lantaran permintaan pasar.

Padahal untuk mengangkut sampah hingga Bantargebang membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Akhirnya, kalau mereka lewat sungai, sampahpun dibuang ke sungai.

Melalui program Akademi Bijak Sampah, Waste4Change berupaya mengajak peserta tur ke TPA. Supaya, mereka memahami perjalanan sampah sampai ke TPA. Selain itu informasi tentang, gaji pengangku sampah maupun kelengkapan kerja yang telah memenuhi syarat kehatan atau belum. Dengan, informasi perjalanan sampah diharapkan para peserta mulai lebih bijak membuang sampah. din/E-6

Redaktur:

Penulis: Dini Daniswari

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.