Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Mengejutkan! Begini Awal Mula Masa Kejayaan Boeing Hingga Tragedi 737 Max Dalam Dokumenter Netflix, Downfall: The Case Against Boeing 2022

Foto : Google

Ilustrasi Pesawat Boeing 737 Max

A   A   A   Pengaturan Font

Downfall: The Case Against Boeing 2022 merupakan film dokumenter yang menceritakan alur peristiwa terjadinya dua kecelakaan pesawat yakni Boeing Lion Air JT-610 dan Ethiopia-ET302 dan mengusut tuntas kasus yang sebenarnya terjadi. Film Dokumenter 'Downfall The Case Against Boeing' rilis pada tahun 2022. Disutradarai oleh Rory Kennedy dan ditulis oleh Marx Bailey, bersama Keven McAlester.

Film dokumenter ini juga menceritakan perjalanan perusahaan Boeing dan masa kejayaannya, hingga menurunkan kualitas demi merenggut keuntungan yang banyak. Film ini juga menceritakan dalang penyebab peristiwa kecelakaan yang merenggut ratusan nyawa. Berikut ini adalah awal mula masa kejayaan Boeing hingga pada akhirnya menyebabkan Tragedi 737 Max.

Sebuah perusahaan yang sangat besar, bisa mempertaruhkan nama baiknya demi uang. Dari dulu Perusahaan Boeing selalu menjaga kualitas dan keamanannya. Tetapi suatu hari muncul pesaingnya Airbus. Airbus muncul dengan inovasi dan teknologi terbaru. Dengan hitungan bulan, Airbus bisa menjual pesawat lebih banyak daripada Boeing.

Merasa tersaingi, pesawat Boeing kemudian menjual pesawat model lama dan memodifikasinya yang secara sadar modifikasinya belum sempurna, tetapi Boeing tidak memperdulikan itu demi penjualan meningkat dan investor masuk, sehingga dapat untung besar, pada akhirnya, hal ini menyebabkan 2 kecelakaan dengan yang merenggut 346 nyawa melayang sia-sia.

Salah satu scene dalam film dokumenter Netflix, Downfall: The Case Against Boeing 2022, mengisahkan sejarah Boeing yang menjadi kebanggan sekaligus berdampak besar bagi ekonomi Amerika. Banyak produk revolusioner mereka diterapkan diberbagai bidang, mulai dari berkontribusi pembuatan wahana antariksa, pesawat tanpa awak, kendaraan militer, hingga membuat pesawat jumbo dengan empat turbin jet, dimana saat itu belum ada pesawat yang bisa membuatnya.

Boeing sangat mengutamakan keselamatan dan kualitasnya. Jika tidak aman, maka tidak layak terbang. Sampai pada tahun 1997, secara resmi dengan modal 13,3 miliar dollar, perusahaan Boeing merger, atau menggabungkan perusahaan dengan McDonnell Douglas yang dimana dalam hal produksi merupakan rivalnya.

Dalam hal itu, Harry Stonecipher, mantan CEO McDonnell Douglas menjabat sebagai CEO Boeing dan mengubah segala tatanan perusahaan. Dirinya memiliki ambisi menuju perusahaan berorientasi keuangan, dengan mencari untung sebanyak-banyaknya dan menekan biaya produksi dengan mengabaikan segi kualitas dan keamanan.

Kebijakan Boeing tidak sejalan dengan visi sebelumnya, sampai pada akhirnya hal tak terduga terjadi. Sebanyak 5000 pekerja di PHK untuk mengurangi biaya produksi.

Seiring berjalannya waktu, muncul kompetitor baru dari Eropa bernama Airbus dan mengalahkan jumlah pesanan pesawat. Boeing mendapat pesanan sebanyak 368, sedangkan Airbus 427, ini terjadi di 2003.

Demi mengalahkan kompetitornya, Boeing mencoba menjual sebanyak-banyaknya, dengan mengorbankan keamanan yang sudah menjadi tradisi. Dalam film Downfall ini, terlihat dokumentasi beberapa tembaga yang ada di kabel mencuat keluar, hal ini bisa menyebabkan hubungan arus pendek listrik dan memicu malfungsi sistem elektronik di dalam pesawat.

Pada tahun 2010, Airbus memperkenalkan pesawat terbarunya, yaitu Airbus A320neo, yang lebih efisien bahan bakar dibandingkan dengan Boeing. Pihak Boeing kemudian panik, karena mereka tidak memiliki pesawat yang siap bersaing.

Dengan kelicikannya, pihak Boeing membuat pesawat dengan seri 737 Max, dimana sebenarnya pesawat ini berasal dari jenis yang lama dan sudah digunakan selama puluhan tahun, kemudian dipoles sedemikian rupa, hingga terlihat seperti baru.

Keuntungan modal turunan ini, pesawat tidak membutuhkan waktu lama untuk dapat disahkan oleh FAA (Federal Aviation Administration), dan juga disisi lain memiliki keuntungan bagi maskapai karena tidak perlu melatih pilot lagi yang membutuhkan biaya sangat besar. Strategi ini berhasil dan Boeing menerima ratusan pesanan pesawat.

Salah satu politisi Amerika yang menyelidiki kasus ini adalah Rep. Peter Defazio, menyita dokumen pihak Boeing, Di salah satu dokumen jelas tertulis pembahasan mengenai MCAS yang belum sempurna. Akhirnya, pengadilan memutuskan bahwa, pihak Boeing bertanggung jawab atas dua kecelakaan ini.

Dua bulan kemudian, CEO Boeing, Denis Muilberg mengundurkan diri. Dua tahun kemudian, pesawat Boeing 737 Max kembali beroperasi setelah MCAS benar-benar diperbaiki. PIhak Boeing dijatuhi denda sebanyak 2,5 miliar dolar dan film pun selesai.

Di beberapa sumber berita, Boeing akhirnya bersedia memberikan ganti rugi sebesar 7,2 triliun kepada para korban. Setiap korban mendapat kompensasi sebesar lebih dari 20 miliar, tetapi apakah sebanding dengan ratusan nyawa? Tentu tidak.

Dan pihak yang seharusnya bertanggung jawab adalah CEO dari Boeing pada saat itu, yaitu Dennis Muilenburg. Dennis Muilenburg saat ini kabarnya bebas tanpa diadili dan setelah dipecat dari CEO, Dennis mendapat uang pensiun sebanyak 855 miliar.

Terdapat asumsi lain bahwa kecelakaan pesawat yang terjadi di Cina pada tahun 2012 merupakan kecelakaan pesawat dengan jenis pesawat Boeing 737 Max yang sampai sekarang masih belum ada keterangan resmi tentang penyebab kecelakaan itu. Beginilah kisah awal mulai kerajaan Boeing hingga menyebabkan terjadinya tragedi Boeing 737 Max.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Rizka Haerunnisa

Komentar

Komentar
()

Top