Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Mengejar Karya, Bukan Juara Festival

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Setiap tahun, komunitas memiliki agenda membuat film pendek, minimal tiga film. Para filmmakernya berasal dari para anggota komunitas sedangkan untuk aktor mereka bekerja sama dengan aktor maupun aktris yang tengah merintis karir.

Selain itu setiap minggu, mereka melakukan kopi darat untuk melakukan diskusi bahkan membuat vlog untuk makin meningkatkan kemampuan membuat film. Melalui film pendek, film menjadi karya dan mengasah pengetahuan. din/E-6

Film Pendek Tidak Perlu Sensor

Para penggiat Komunitas Film Pendek Jakarta sepakat bahwa film pendek tidak perlu sensor. Meskipun begitu, mereka masih bimbang untuk membuat film dengan adegan tanpa busana. Muchamad Rizki Adam, pendiri Komunitas Film Pendek Jakarta menyepakati bahwa film pendek tidak perlu mengenal sensor. "Enggak," ujarnya singkat. "Namun di tempat kami, belum ada yang membuat adegan porno," ujar dia.

Hal serupa dikemukakan Dika Perwira, Ketua Komunitas Film Pendek Jakarta. "Sensor, enggak. Film pendek harus kritis," ujar dia. Mengutip Harry Dagoe Surhayadi , ia mengatakan bahwa film yang dipotong adegannya akan kehilangan makna bahkan untuk adegan porno sekalipun. Untuk itu, adegan porno yang ditampilkan harus dapat dipertanggungjawabkan. "Kalau dipotong nggak jujur," ujar dia.

Sampai saat ini, baik Rizki maupun Dika yang biasa disapa Cikun belum terpikirkan untuk membuat film dengan adegan tanpa busana. Mereka masih membuat film bertemakan keseharian, seperti percintaan maupun tokohtokoh tertentu. Salah satunya, Cikun pernah membuat film tentang Basuki Abdullah yang dianggapnya sebagai pahlawan. Karena, pelukis tersebut bisa menyatukan negara dengan lukisannya.
Halaman Selanjutnya....

Penulis : Dini Daniswari

Komentar

Komentar
()

Top