Senin, 23 Des 2024, 06:10 WIB

Mengapa Penuaan Datang pada Usia 40 dan 60-an?

Foto: afp/ AIZAR RALDES

Sebuah studi baru menunjukkan bahwa gelombang perubahan terkait penuaan terjadi pada dua titik berbeda dalam hidup. Hal ini memberi sinyal kepada para ahli kedua titik merupakan waktu yang penting untuk memantau kesehatan secara ketat.

Saat seseorang memasuki usia 60-an, efek kesehatan dari penuaan sering kali mulai menjadi sangat jelas. Banyak orang mulai menggunakan kacamata atau alat bantu dengar, atau dokter mereka memperingatkan mereka tentang peningkatan risiko diabetes atau penyakit jantung.

1734881237_84d8e5272c1e48075526.jpg

Namun penelitian menunjukkan bahwa tubuh orang mungkin mengalami gelombang dramatis perubahan molekuler terkait usia tidak hanya di usia 60-an tetapi juga di pertengahan usia 40-an. Penelitian yang diterbitkan pada jurnal Nature Aging, para peneliti melacak kadar lebih dari 135.000 molekul dan mikroba, yang semuanya mencerminkan aktivitas dalam sel dan jaringan dari 108 partisipan sehat berusia 25 hingga 75 tahun.

Setiap partisipan menyumbangkan spesimen biologis termasuk sampel darah dan tinja, setiap tiga hingga enam bulan selama rata-rata 1,7 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan pada banyak kadar molekul dan mikroba terjadi di sekitar dua titik waktu yang berbeda yaitu usia 44 dan 60 tahun.

Temuan tersebut menunjukkan bahwa penuaan mungkin terjadi lebih cepat di sekitar periode tersebut. Hal ini memberi sinyal kepada para ahli bahwa usia 40-an dan 50-an mungkin merupakan waktu yang penting untuk memantau kesehatan secara ketat.

“Studi tersebut mendukung laporan anekdot banyak orang yang menyadari perubahan di usia 40-an yang berkisar dari lebih banyak cedera otot hingga mabuk yang lebih parah, dan data tersebut memberi petunjuk mengapa demikian,” kata penulis senior studi sekaligus seorang peneliti genetika di Stanford Medicine, Michael P Snyder dikutip dari Scientific American.

Dibandingkan dengan peserta yang lebih muda, orang-orang berusia 40-an dan 60-an menunjukkan perbedaan biologis yang tampaknya terkait dengan kelemahan dan kehilangan otot, penurunan kesehatan jantung, dan metabolisme kafein yang tidak efisien.

Mereka yang berusia 40-an juga mengalami penurunan aktivitas pada jalur seluler yang bertanggung jawab untuk memecah alkohol dan lemak. Hal ini disebut merupakan tanda bahwa orang mulai mencerna senyawa ini lebih lambat pada usia ini.

Sementara itu, orang-orang berusia 60-an memiliki kadar berbagai molekul sistem imun yang lebih rendah, seperti sitokin inflamasi yang berhubungan dengan respons imun yang melemah. Mereka juga menunjukkan perbedaan signifikan pada kadar molekul tertentu yang terkait dengan pencernaan karbohidrat dan fungsi jantung dan ginjal, yang menunjukkan bahwa peserta yang lebih tua lebih rentan terhadap diabetes tipe 2, penyakit kardiovaskular, dan masalah ginjal.

Titik waktu studi baru ini mirip dengan yang diidentifikasi dalam studi terpisah tahun 2020. Saat ini mana para peneliti menemukan bahwa sistem imun partisipan menjadi jauh kurang mahir dalam melawan patogen pada akhir usia 30-an hingga awal 40-an dan sekitar usia 65 tahun.

Faktor Gaya Hidup

Namun, temuan studi terbaru ini tidak sepenuhnya benar. Jumlah orang yang dilibatkan relatif sedikit, semuanya tinggal di daerah Palo Alto, California. Kurangnya keragaman geografis yang dihasilkan membuat data tersebut kurang mewakili masyarakat luas, kata Aditi Gurkar, yang melakukan penelitian terkait penuaan di Universitas Pittsburgh dan tidak terlibat dalam penelitian terbaru tersebut.

“Mereka yang dijadikan sampel kemungkinan memiliki beberapa faktor gaya hidup yang sama, seperti pola makan, olahraga, dan paparan lingkungan, yang dapat mempengaruhi hasil,” tutur dia.

Penelitian tersebut juga tidak mengamati individu mana pun selama periode lebih dari sekitar tujuh tahun. Jadi para ilmuwan tidak dapat memastikan bahwa perbedaan antara orang-orang dalam kelompok usia yang berbeda mencerminkan perubahan universal.

“Misalnya, orang berusia 40 dan 60 tahun dalam penelitian tersebut mungkin menua lebih cepat dibandingkan dengan orang lain yang berusia sama dalam populasi yang lebih luas,” ucap Gurkar.

Gurkar dan yang lainnya mengatakan cara terbaik untuk mengkonfirmasi hasil dan melacak secara tepat perubahan biologis terkait usia adalah melalui penelitian yang lebih besar yang melacak peserta yang sama selama rentang hidup. Mengumpulkan data tentang faktor-faktor seperti status penyakit, fungsi fisik, atau disabilitas juga dapat membantu peneliti menilai sejauh mana perubahan terkait usia mempengaruhi kesehatan seseorang secara keseluruhan.

Menurut Gurkar, jumlah stres yang dialami sel dan jaringan disebut sebagai penuaan biologis sangat bervariasi antara orang-orang dari berbagai ras dan kelas sosial ekonomi. Bahkan berbeda antara organ-organ individu dalam tubuh seseorang.

Alasan usia 44 dan 60 tahun mungkin menjadi titik balik dalam kesehatan belum jelas, tetapi penulis studi berharap untuk menyelidiki beberapa hipotesis dalam penelitian mendatang. Snyder menduga bahwa bagi orang-orang berusia 60-an, penurunan fungsi sistem kekebalan tubuh dapat memicu kerusakan organ yang lebih luas.

Sementara itu, penurunan aktivitas fisik di usia paruh baya dapat menjelaskan perbedaan yang terlihat di antara orang-orang berusia 40-an tetapi begitu juga perubahan hormonal, termasuk menopause. Namun menurut Snyder, menopause saja tidak dapat menjelaskan tren dalam penelitian tersebut.

Partisipan pria dan perempuan tampaknya menunjukkan tingkat perbedaan terkait usia yang sama pada kedua titik waktu tersebut. Oleh karena Snyder menyarankan data baru tersebut dapat memberi informasi kesehatan yang dapat ditindaklanjuti. Orang-orang berusia 40-an mungkin mendapat manfaat misalnya dari menjalani tes darah yang melacak kadar lipid atau berolahraga secara teratur untuk menjaga kesehatan jantung.  hay/I-1

Redaktur: Ilham Sudrajat

Penulis: Haryo Brono

Tag Terkait:

Bagikan: