Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Mengapa Harus Kampanye Negatif?

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Kampanye bagian terpenting dalam sebuah kontestasi pemilihan umum baik untuk legislatif, kepala daerah, maupun presiden. Sebab dari kampanye yang baik dan benar, masyarakat mendapat gambaran, terutama program kerja andai seseorang menang dalam pemilihan. Selain tentu saja dari kampanye juga memperoleh gambaran tokoh tertentu yang dijagokan dalam kampanye atau dirinya sendiri.

Jadi, sesungguhnya yang ditunggu rakyat dari sebuah kampanye antara lain gambaran program kerja sebagai upaya membangun bangsa dan menyejahterakan kehidupan bangsa. Itulah inti yang ditunggu rakyat dari setiap kampanye. Apa dan bagaimana saja strategi untuk mencapai kondisi bangsa yang sejahtera. Apakah dengan cara "hitam" atau "putih" untuk mencapainya. Dengan integritas atau "koboi" yang penting tujuan tercapai.

Dari kampanye pula, rakyat akan mengetahui calon yang akan dipilih. Apakah dia calon yang bermutu, jujur, berintegritas, bermoral, rekam jejak baik, dan pekerja keras? Ataukah calon yang akan dipilih itu brangasan, memiliki sejarah kelam, pelanggar HAM, kejam, tidak jujur, tidak adil, tidak berintegritas, dan suka menghalalkan segala cara dalam meraih sebuah tujuan? Dari situlah, maka rakyat dituntun menentukan pilihan. Jadi, kampanye sesungguhnya sebuah clue atau petunjuk arah yang harus dipilih rakyat.

Selain ada pemilu legislatif, tahun depan juga ada pemilihan presiden yang diikuti dua pasangan calon. Salah satu pendukung calon Prabowo-Sandi adalah Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Presiden PKS Sohibul Iman, menyilakan para kadernya untuk berkampanye negatif. Meski di dalam kampanye selalu ada kampanye negatif, namun rasanya, baru kali ini ada pimpinan partai politik secara terbuka dan tegas menyuruh orang untuk berkampanye negatif.

Selain itu, juga tidak ada larangan orang berkampanye negatif. Namun, di dalam politik juga tetap harus mengandung dan mengagungkan nilai-nilai etis. Nah, kini pertanyaannya, etiskah top pimpinan partai menyuruh kampanye negatif? Memang tidak ada larangan kampanye negatif. Akan tetapi, sebagai panutan (pimpinan adalah panutan) apakah pantas menganjurkan kampanye negatif.

Kampanye negatif sering disandingkan dengan kampanye hitam. Keduanya berbeda. Yang pertama, ada fakta dan data. Sedang yang kedua, tidak berdasar dan lebih banyak fitnah. Kampanye negatif memang ada data dan fakta, akan tetapi ini cara memandang dari sisi negatif. Isinya, kampanye negatif dengan data dan fakta tersebut jurkam menyerang dan menjelek-jelekkan lawan politik.

Padahal bisa juga berkampanye tanpa menjelek-jelekkan lawan, yaitu kampanye positif. Dia berupa adu program dan gagasan. Adu yang terbaik untuk membangun dan membesarkan bangsa. Adu strategi terbaik untuk menyejahterakan rakyat. Itu lebih mencerahkan dan berfaedah daripada menjelek-jelekkan lawan, sekali lagi, walau tidak dilarang.

Kita juga sering mendengar, "positive thinking" dan "negative thinking." Bisa saja terlalu sering berkampanye negatif, kelompoknya lalu bisa terjerumus ke negative thinking (sebuah cara pandang yang selalu mendasarkan diri pada yang serbajelek, serbanegatif, dan serbaburuk). Orang ber-negative thinking cenderung selalu metani (mencari kutu kepala/alias mencari jeleknya saja).

Nah, kalau pemimpin cenderung atau terbiasa berpikir negatif, bisa-bisa dari dirinya lahir juga banyak yang serbanegatif. Atau jangan-jangan memang kubu itu terbiasa dengan yang serbanegatif dan jarang berpikir positif. Nah, pemimpin dengan kubu seperti ini tentu kontraproduktif dengan harapan rakyat. Masyarakat tidak menginginkan pemimpin yang negative thinking. Rakyat menunggu pemimpin yang punya strategi jitu menyejahterakan rakyat, pekerja keras, tidak memiliki masa lalu yang kelam, santun, tidak urakan, dan jujur. Rakyat hanya ingin pemimpin yang benar-benar berkuasa untuk kepentingan rakyat, bukan demi kelompok, apalagi diri sendiri.

Komentar

Komentar
()

Top