Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Mengambil Pelajaran Kearifan Nusantara

A   A   A   Pengaturan Font

Judul : Great Leader In You
Penulis : Derli Fahlevi, dkk
Penerbit : Metagraf
Cetakan : I, Januari, 2018
Tebal : xiv + 290 halaman
ISBN : 978-602-6328-51-9

Gajah Mada tersohor karena berhasil menyatukan Nusantara. Sumpah Palapa-nya menggema, "Saya akan berhenti berpuasa makan kelapa, jika Nusantara sudah takluk di bawah kekuasaan Majapahit." Terinspirasi Gajah Mada, para pendiri bangsa sukses pula menyatukan kembali Nusantara melalui Sumpah Pemuda.

Keberhasilan Gajah Mada bukan tanpa dasar. Berbagai sumber menyebutkan, mahapatih kerajaan Majapahit itu memiliki ilmu kepemimpinan kokoh. Di antaranya, Wijaya, seorang pemimpin harus mempunyai jiwa yang tenang, sabar dan bijaksana. Sarjawa upasama, seorang pemimpin harus rendah hati, tidak sombong, tidak congkak dan tidak sok berkuasa. Dirosaha, seorang pemimpin harus memusatkan rasa, cipta, karsa, dan karya untuk mengabdi kepentingan umum (hlm 31-35).

Prinsip kepemimpinan Gajah Mada tersebut kerap dipraktikkan Made Suwenten, salah satu kontributor buku ini. Ia seorang praktisi dan pengelola sumber daya manusia beberapa perusahaan selama 25 tahun. Baginya, saat ini para pemimpin terlalu condong mengadopsi referensi tokoh barat, namun abai terhadap pemikiran leluhur sendiri. Meski dari tokoh barat sebagian memang bisa diimplementasikan dengan baik, banyak aspek kerap berbenturan dengan budaya dan tradisi masyarakat.

Hal senada juga diungkap Derli Fahlevi, motivator. Menurutnya, para pemimpin dulu berjuang bukan untuk diri sendiri. Mereka berjuang untuk generasi mendatang. Slogan "merdeka atau mati" sanggup mempengaruhi dan menghipnotis rakyat agar berjuang meraih kemerdekaan. Dari sinilah pembaca bisa mengambil pelajaran, kepemimpinan adalah proses mempengaruhi orang lain agar mau mengikuti tujuan dan target.

Lirik "Bangunlah jiwanya, bangunlah badannya" dalam lagu Indonesia Raya bisa digali sebagai sumber inspirasi kepemimpinan. Lirik itu mengandung makna amat dalam: manusia harus sesuai dengan jiwanya. Jika jiwanya baik otomatis tubuhnya mengikuti. Artinya, seorang pemimpin akan lebih mudah mengajak bawahannya jika mampu membangun karakter dirinya lebih dulu (hlm 96).

Dari situlah akan lahir pemimpin berjiwa merdeka. Jika merdeka di masa lampau berjuang dari jerat penjajah, kini berjuang melawan belenggu nafsu perbudakan harta, tahta, dan kenikmatan. Pemimpin tak boleh mudah tergiur menyelewengkan kekuasaan demi kepentingan pribadi. Contoh, korupsi yang telah menjadi penyakit akut negeri ini.

Pemimpin dengan jiwa merdeka mampu memiliki kecerdasan spiritual, intelektual dan emosional yang baik. Dia arif dan bijaksana dalam mengambil keputusan karena bertumpu pada nasihat dan masukan dari luar. Selain itu, seorang pemimpin seharusnya pembelajar agar mampu menghasilkan beragam pengalaman baru dan mengintegrasikan dalam kehidupan nyata (hlm 270).

Buku tidak hanya membahas teori tentang dasar-dasar kepemimpinan dan tokoh-tokoh kepemimpinan dunia, tapi lebih spesifik memaparkan penerapan solusi. Di era serbacepat dan tak terduga yang menjurus ke arah ketidakpastian, paling urgen, pemimpin tak ragu mengambil keputusan. Karakter pemimpin merdeka, kuat, dan tangguh mampu memperoleh ideide brilian sebagai solusi utama agar bisa keluar dari beragam persoalan. n

Diresensi Ahmad Jauhari, staf di Yayasan Tarbiyatul Wathon, Gresik

Komentar

Komentar
()

Top