Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Mengambil Alih Tugas Rumit

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Cara yang dilakukan untuk melatih robot otonom adalah gerakan-gerakan tangan yang kemudian ditiru oleh robot. Dengan cara ini robot bisa melakukannya sendiri dengan hasil setara dan bahkan baik dari ketangkasan, ketepatan dan kecepatan dokter bedah.
Ahli bedah dan pemimpin proyek bedah otonom pada University of California (UC), Berkeley, Dr Danyal Fer, memulai melatih robot dengan gerakan ke atas dan ke bawah, ke kiri dan ke kanan. Robot kemudian meniru setiap gerakan kecil dengan kedua tangannya sendiri. Kemudian, ketika dia menjepit ibu jari dan jari telunjuknya, salah satu cakar kecil robot melakukan hal yang sama.
Cara yang dilakukan Dr Fer merupakan bagian dari upaya yang lebih luas untuk membawa kecerdasan buatan ke dalam ruang operasi. Menggunakan banyak teknologi yang ada pada mobil otonom, drone otonom dan robot, para peneliti juga bekerja untuk mengotomatisasi robot bedah.
Metode-metode ini diakui masih jauh dari penggunaan sehari-hari, tetapi kemajuan semakin cepat.
"Ini adalah waktu yang menyenangkan," kata, seorang profesor di Universitas Johns Hopkins dan mantan peneliti IBM, Russell Taylor, yang dikenal di dunia akademis sebagai bapak bedah robotik. "Di situlah saya berharap kita akan berada 20 tahun yang lalu," imbuh dia seperti dikutip The New York Times.
Robot operasi otonom, bertujuan bukan mengganti ahli bedah dari ruang operasi tetapi untuk meringankan beban mereka dan bahkan mungkin meningkatkan tingkat keberhasilan. Robot dapat melakukan perbaikkan dengan mengotomatisasi fase operasi tertentu.
Pada beberapa tugas robot dapat melebihi akurasi manusia pada beberapa tugas bedah, seperti menempatkan pin ke tulang sebuah tugas yang sangat berisiko selama penggantian lutut dan pinggul. Harapannya adalah robot otomatis dapat membawa akurasi yang lebih besar untuk tugas-tugas lain, seperti sayatan atau penjahitan pada operasi anastomosis. Selain itu penggunaan robot otonom bisa mengurangi risiko kesalahan karena terlalu banyak bekerja.
Sementara itu Greg Hager, seorang ilmuwan komputer di Johns Hopkins, mengatakan robot bedah otonom akan berkembang seperti perangkat lunak autopilot yang memandu mobil Tesla menyusuri jalanan berkelok di New Jersey, namun pengguna bisa mengambil alih kemudi jika terjadi kesalahan atau keluar dari dari jalan raya.
"Kami tidak dapat mengotomatiskan seluruh proses, setidaknya tanpa pengawasan manusia," ucap dia. "Tapi kita bisa mulai membangun alat otomatisasi yang membuat hidup seorang ahli bedah sedikit lebih mudah," jelas Hager.
Tim Dr Fer di UC memutuskan untuk membangun jaringan saraf baru yang menganalisis kesalahan robot dan mempelajari seberapa banyak presisi yang hilang dari hari ke hari. "Ini mempelajari bagaimana sendi robot berevolusi dari waktu ke waktu," kata Brijen Thananjeyan, seorang mahasiswa doktoral pada tim tersebut.
Setelah sistem otomatis dapat menjelaskan perubahan ini, robot dapat mengambil dan memindahkan cincin plastik, sesuai dengan kinerja operator manusia.
Banyak rintangan terbentang di depan, catat para ilmuwan. Memindahkan pasak plastik adalah satu hal, memotong, memindahkan dan menjahit daging adalah hal lain.
"Apa yang terjadi ketika sudut kamera berubah?" kata Ann Majewicz Fey, seorang profesor di University of Texas, Austin. "Apa yang terjadi jika asap menghalangi?" kata dia.
Oleh karenanya kata Dr Fey pada masa mendatang, otomatisasi akan menjadi sesuatu yang bekerja bersama ahli bedah daripada menggantikan mereka. Tetapi bahkan itu bisa memiliki efek yang mendalam.
"Misalnya, dokter dapat melakukan operasi dengan jarak yang jauh lebih besar daripada lebar ruang operasi dari jarak bermil-mil atau lebih jauh, mungkin, membantu tentara yang terluka di medan perang yang jauh," ujar dia. hay/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top