Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Mengagetkan, BRIN Ingatkan Anak Usia 8-14 Tahun Bisa Terkena Osteoporosis

Foto : ANTARA/Kutnadi

Ilustrasi, seorang dokter yang tergabung dalam Ikatan Dokter Indonesia Kabupaten Batang sedang melayani warga yang membutuhkan pelayanan kesehatan di Batang, Selasa (24/10/2023).

A   A   A   Pengaturan Font

Jakarta - Mengagetkan, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengatakan anak usia 8-14 tahun bisa terkena penyakit pengeroposan tulang (osteoporosis) pada anak.

"Ada osteoporosis yang disebutJuvenile Osteoporosisatau osteoporosis pada anak dan remaja, bisa terjadi pada anak usia 8-14 tahun," kata Kepala Pusat Riset (Kapusris) Kedokteran Preklinis dan Klinis BRIN Harimat Hendarwan di Jakarta, Selasa.

Ia menyampaikan terdapat dua jenis penyakit osteoporosis, yakni osteoporosis primer dan sekunder.

Osteoporosis primer umumnya terjadi akibat seiring proses penuaan pada manusia, sedangkan osteoporosis sekunder terjadi karena kondisi klinis lain.

Ia mengatakan osteoporosis pada anak dan remaja umumnya termasuk kategori osteoporosis sekunder. Penyebab terjadinya penyakitJuvenile Osteoporosispada usia pertumbuhan anak tersebut dikarenakan kondisi kesehatan lain serta obat-obatan.

Misalnya ada kondisi medis sepertianorexia nervosa(gangguan makan yang ditandai dengan berat badan yang sangat rendah dan ketakutan berlebihan kenaikan berat badan), penyakit ginjal, kesulitan menyerap nutrisi makanan (sindrom malabsorpsi),hyperthyroidism, dan penggunaan obat glukokortikoid.

Selain itu ia menyampaikan biasanya osteoporosis menyerang masyarakat yang sudah masuk fase lanjut usia (lansia), namun orang berusia muda juga dapat mengalami osteoporosis.

Adapun Beberapa faktor risiko osteoporosis antara lain gaya hidup kurang sehat, serta kurangnya asupan vitamin.

"Merokok, kurang olahraga, konsumsi alkohol, kafein berlebihan, kurang kalsium dan vitamin merupakan bagian dari faktor risiko osteoporosis," katanya.

Data Kemenkes mencatat prevalensi osteopenia (kepadatan tulang yang rendah) di Indonesia sekitar 41,7 persen, sedangkan prevalensi osteoporosis sekitar 10,3 persen.

Kemenkes juga menunjukkan bahwa 41,2 persen sampel yang berusia kurang dari 55 tahun mengalami osteopenia, sedangkan kebanyakan pengidap penyakit tersebut adalah perempuan.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top