Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Mengagetkan Ada Apa Tiba-tiba Blinken Beri Penegasan Ini, AS Bakal Bela Filipina Kalau Diserang Tiongkok

Foto : ANTARA/HO-Tiongkok Milltary

Arsip foto - Jet tempur Tiongkok Su-30 yang dilibatkan dalam latihan di sekitar Taiwan.

A   A   A   Pengaturan Font

Jakarta - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Anthony Blinken berjanji akan melindungi Filipina jika Tiongkok menyerang armada mereka di kawasan Laut Tiongkok Selatan.

Seperti dikutip dari CNN Indonesia, komitmen ini diungkapkan Blinken berdasarkan perjanjian pertahanan kedua belah pihak berumur 70 tahun yang masih berlaku hingga sekarang.

Pasalnya, Laut Tiongkok Selatan sudah lama menjadi titik konflik antara Tiongkok dan Filipina karena merupakan area yang diperebutkan kedua negara

"Sebuah serangan bersenjata terhadap angkatan bersenjata Filipina, kapal umum dan pesawat akan meminta komitmen pertahanan bersama AS di bawah perjanjian itu," kata Blinken pada konferensi pers, dikutip oleh CNN, Sabtu (6/8) waktu setempat.

"Filipina adalah teman, mitra, dan sekutu yang tak tergantikan bagi Amerika Serikat."

Blinken merupakan pejabat AS paling senior yang bertemu dengan presiden Filipina yang baru dilantik Juni 2022 lalu, Presiden Ferdinand Marcos Jr.

Ia merupakan putra mendiang Presiden Ferdinand Marcos yang memperoleh bantuan AS untuk kabur ke Hawaii saat terjadi gejolak politik rakyat pada 1986 yang mengakhiri pemerintahannya selama dua dekade.

Marcos Jr. pun, dalam pidato pembukaannya, berusaha untuk mengecilkan dampak gejolak politik yang sedang terjadi antara Tiongkok dan Taiwan. Ia menilai lawatan Pelosi ke Taiwan sebenarnya tidak memperparah situasi antara kedua negara karena kondisi awal sudah cukup volatil.

"Kita telah berada di level itu untuk waktu yang lama, tetapi kami sudah terbiasa dengan gagasan itu," kata Marcos.

Filipina merupakan sebuah titik tumpu persaingan geopolitik antara AS dan Tiongkok. Marcos Jr. sendiri menghadapi tantangan rumit dalam menyeimbangkan hubungan antara dua kekuatan besar itu.

Lebih lanjut, ia juga menghadapi tekanan dari dalam negeri untuk melawan Tiongkok di Laut Tiongkok Selatan yang berisiko membuat pemimpin Tiongkok semakin murka.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Luar Negeri Filipina Enrique Manalo mengatakan Presiden Joe Biden telah mengundang Marcos ke Washington, dan kedua belah pihak sedang menentukan tanggal kedatangan yang sesuai.

Marcos belum berkunjung ke AS selama lebih dari satu dekade, sebagian besar karena penolakannya untuk bekerja sama dengan pengadilan Hawaii, yang pada 1995 memerintahkan keluarga Marcos untuk mengembalikan US$2 miliar kekayaan negara yang hilang kepada para korban pelanggaran negara di bawah kekuasaan ayahnya.

Marcos Jr. dan ibunya, Imelda Marcos dikenakan denda sebesar US$353 juta oleh pemerintah negara bagian Hawaii. Sementara, Kedutaan Besar AS di Manila mengatakan kepala negara memiliki kekebalan diplomatik sehingga seharusnya tidak perlu membayar denda.

Manalo menyebut AS sebagai sekutu penting bagi Filipina. Dalam kasus perlawanan Taiwan dan Tiongkok. Ia mengatakan Filipina akan 'tunduk pada kekuatan besar untuk meredakan konflik' tersebut.

"Kami tidak mampu menanggung eskalasi ketegangan lebih lanjut," katanya.

Sebelumnya, Amerika Serikat dan Tiongkok saling balas mengecam satu sama lain imbas kunjungan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Nancy Pelosi ke Taiwan beberapa waktu lalu.

Kunjungan Pelosi ke Taiwan menuai amarah Tiongkok, membuat Beijing melangsungkan latihan militer di dekat pulau itu, pun memutus berbagai kerja sama dengan AS.

Kementerian Luar Negeri Tiongkok membatalkan jadwal sambungan telepon dan pertemuan antara pemimpin pertahanan Beijing dan Washington. Beijing juga membatalkan pertemuan angkatan laut tahunan AS-Tiongkok di bawah mekanisme konsultasi maritim keduanya.

Sebelumnya diberitakan, Pemerintah Taiwan mengaku terus menerima ancaman militer dari Tiongkok setelah kunjungan Ketua DPR Amerika Serikat Nancy Pelosi ke pulau itu.

Setelah kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi pada 2 Agustus, Taiwan terus menerima ancaman militer dari Tiongkok, menurut keterangan dari Kantor Ekonomi dan Perdagangan Taiwan (TETO) di Indonesia yang diterima di Jakarta, Sabtu.

Menurut TETO, Tiongkok telah mengumumkan akan menggelar latihan militer selama tiga hari berturut-turut pada 4-7 Agustus dengan latihan tembakan langsung di total 6 wilayah perairan -- sisi utara, timur laut, barat laut, timur, selatan, dan barat daya -- dan wilayah udara Taiwan.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top